27 - Pesta Ulang Tahun

13.5K 1.5K 299
                                    

Santi bolak balik dari ruangan Alan. Beberapa berkas di tangannya terlihat sudah tidak rapi lagi.

Santi kembali menatap layar komputernya. Matanya beralih dari berkas di sampingnya kemudian ia mengetik dengan sedikit pelan. Ia memeriksanya sedemikian rupa.

"Semuanya benar. Apalagi yang harus ku revisi." gumam Santi. Ia menghembuskan napasnya kasar. Ta3ngannya tidak di atas keyboard lagi namun matanya masih meneliti kata perkata dalam susunan jadwal kegiatan Alan dan Adrian.

Tidak ada jadwal pertemuan yang terlewat hingga akhir bulan ini.

"Ada apa?"

Santi mendongak, mendapat Adrian sedang memandangnya dengan tatapan bertanya.

Santi menghela napas pelan, ia meraih berkas di atas mejanya dan menyerahkannya pada Adrian.

"Maaf pak, bisakah anda membantu saya?" tanya Santi penuh harap.

"Ini jadwal meeting hingga akhir bulan." kata Adrian.

Santi mengangguk. "Bisakah anda membantu saya, apa ada jadwal yang terlewat oleh saya?"

Adrian membaca berkas di tangannya. Sesekali ia menganggukkan kepalanya.

"Semua benar, tidak ada yang terlewat." kata Adrian.

Kembali Santi menghela napas lega dan menyandarkan tubuhnya ke belakang. Adrian memandangnya heran.

"Ada apa?" tanyanya lagi.

"Pak Alan sudah tiga kali memintaku memperbaikinya pak. Katanya ada yang salah." keluh Santi.

"Jangan khawatir, akan ku jelaskan padanya." kata Adrian dan mbawa berkas kusut itu masuk ke ruangan Alan.

"Sudah kau selesai ...." Alan tidak melanjutkan kata-katanya begitu melihat Adrian yang masuk.

"Gue kira lo Santi." kata Alan.

Adrian melangkah ke depan dan menyodorkan berkas itu. Alan mengambilnya dan membukanya.

"Ini jadwal meeting sampai akhir bulan nanti." kata Alan.

"Dan semuanya benar, tidak ada yang terlewatkan." Adrian duduk di depan Alan. Wajahnya tenang, beda dengan wajah Alan yang terlihat sangat kusut, tidak seperti biasanya.

"Benarkah?" kata Alan.

"Masalahnya bukan di jadwal itu. Ada apa?" tanya Adrian.

Alan menghela napas kasar, ia meletakkan berkas itu ke meja. Pandangannya kembali ke layar komputernya.

Merasa pertanyaan tidak akan di jawab, Adrian merubah pertanyaannya. "Bagaimana pesta ultah si kembar besok?" tanya Adrian.

"Seperti tahun lalu. Selalu di rayakan." kata Alan.

"Di rumah lo?"

"Iya. Dan rumah gue bakal di sulap jadi istana dadakan." kata Alan.

"Gue di undang gak?" tanya Adrian.

"Tunggu anak lo lahir baru gue undang." kata Alan.

"Berarti, kali ini lo bakal ngajak Melani kan? Kalo tahun-tahun kemaren lo kan jomblo, gak ada yang resmi nyandang status sebagai pacar lo." kata Adrian.

"Sandra di undang sama nyokap gue." kata Alan.

"Sandra, sahabatnya Sofia?" tanya Adrian.

"Iya."

"Lalu?" tanya Adrian.

"Dia sudah di undang sendiri sama nyokap, masa iya dia nanya sama gue boleh ngajak temen ato gak. Temen yang dia ajak cowok lagi." gerutu Alan.

I Love You_My Stupid Boy (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang