MSB // 2

22.1K 1.7K 17
                                    

"Sorry lama" ucap Sandra masuk ke dalam apartemennya.

Sofia yang sudah menunggu sejak setengah jam yang lalu berkata, "Macet banget ya?"

"Nggak juga. Look?" Sandra memperlihatkan satu cup susu coklat pada Sofia.

"Segelas susu coklat" kata Sofia datar.

"Ini gelas yang kedua. Loe tahu nggak, seseorang ngasi gue dua gelas susu coklat hari ini" kata Sandra yang berjalan ke arah dapurnya dan menyimpan susu itu di lemari es.

"Dari siapa?" tanya Sofia.

"Gue nggak tahu" jawab Sandra.

"Cowok?" tanya Sofia.

"Yups."

"Mungkin dia suka sama lo" tebak Sofia.

"Bisa jadi. Gue kan cantik" kata Sandra. Ia merebahkan dirinya di atas sofa kecil dan membiarkan kakinya menjuntai ke bawah.

"Aaahhh, pusing banget gue hari ini" keluhnya sembari memejamkan matanya dan menghembus napasnya pelan.

"Kenapa? nggak biasanya" ucap Sofia sambil memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.

"Dosen gue ngasi tugas kebangetan, untung aja tampan" ucapnya.

"Lo aja yang keganjenan" kata Sofia.

"Eh beneran lho" kata Sandra bangun dari posisi enaknya, ia menegakkan tubuhnya dan menghadap Sofia. "Dia ganteng banget, tapi sayang dingin. Gue aja takut goda dia" kata Sandra dengan wajah serius.

Sofia memutar bola matanya malas. "Cari cowok biasa aja lo nggak bisa. Jangan coba-coba cari yang susah deh."

"Bukannya nggak bisa. Gue punya kriteria khusus tahu. Oh ya, gimana ya rupanya Kak Nata sekarang? dia pasti ganteng banget" kata Sandra dengan wajah menerawang. Ia sedang membayangkan wajah Kak Nata sekarang.

"Aww" Sandra mengusap kepalanya yang mendapatkan timpukan bantal dari Sofia.

"Lo mikirin apa?" tanya Sofia dengan pandangan menyelidik.

"Apa-apaan sih lo suuzon aja. Gue penasaran gimana wajahnya Kak Nata sekarang" ucap Sandra.

"Memangnya kalau lo ketemu sama dia, lo bakal ngenalin dia?"

"Entahlah, gue nggak tahu" ucap Sandra lemah.

Drrrttttt drrrrrrrrtt

Sofia mengangkat ponselnya yang berbunyi.

"Hallo"

[......]

"Aku lagi di tempat temanku."

[......]

"Ya ya, sebentar lagi aku kesana" ucap Sofia menutup telponnya.

"Siapa?" tanya Sandra.

"Eh, itu. Teman" jawab Sofia gugup.

"Teman yang mana? Kok lo ngomongnya aku ke dia?" tanya Sandra yang mulai curiga.

"Teman gue lah, lo nggak kenal. Ya udah, gue pergi dulu, by" ucap Sofia.

"Terus lo ngapain ke tempat gue? Kalo sekarang lo mau pergi" teriak Sandra kesal karena Sofia sudah setengah berlari ke arah pintu.

"Nanti gue telpon lo."

Blam. Suara pintu apartemen Sandra tertutup.

"Ish tuh anak ya. Udah suruh gue balik cepetan, abisin camilan gue sekarang malah main kabur aja" gerutu Sandra sambil bangun dan membereskan ruang tamunya.

Berkat sahabatnya itu camilannya hampir habis. "Nanti gue ke supermarket sebentar, sekarang waktunya bobo cantik dulu" katanya pada diri sendiri dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuknya.

"Hav a nice dream San" ucapnya sebelum memejamkan mata.

Kebiasaannya sejak dulu, ia akan mengucapkan kata-kata itu sebelum tidur. Dulu, ada seseorang yang selalu mengucapkan kata-kata itu padanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sandra mendorong trolynya ke bagian camilan. Mengisi trolynya dengan berbagai camilan kentang, jagung, permen, dan biskuit. Tak lupa beberapa minuman kaleng juga masuk ke dalam trolynya.

Brak

"Ya Tuhan" seru Sandra sambil memegang dadanya.

Sandra sampai terdorong ke samping akibat tabrakan yang cukup keras menghantam trolynya yang isinya hanya makanan ringan.

Sudah pasti orang itu yang menabraknya, karena ia sedang memilih makanan.

"Maaf. Kau tidak apa-apa?" suara berat yang merdu itu bicara padanya. Membuat Sandra menoleh seketika dan terpesona pada pemilik suara itu.

"Ehem. Maaf, kau tidak apa-apa?" tanyanya sekali lagi.

"Tentu saja gue kenapa-napa" seru Sandra akhirnya saat ia merasakan nyeri di pinggangnya menyadarkannya dari keterpesonaannya.

"Lo punya mata nggak sih, troly gue sebesar ini lo tabrak" ucap Sandra sambil mengusap pingganggnya.

"Tante, jangan marah-marah sama om kami?"

Tatapan mata Sandra beralih pada dua anak kembar yang berdiri di samping pria itu.

"Maaf. Tadi kami sedang bermain terus nggak sengaja troly Paman menabrak troly Tante" jelasnya.

Sandra meringis pelan masih mengusap pinggangnya. "Ya sudah, lain kali hati-hati ya jangan bermain di keramaian seperti ini" ucap Sandra dengan suara sedikit melembut.

"Iya tante. Terima kasih" seru keduanya senang. Mata Sandra bertemu dengan mata pria itu. Sedari tadi ia hanya diam saja dan melihat usaha duo krucil itu membelanya.

Mendapat tatapan itu Sandra tiba-tiba menjadi kikuk. "Ya sudah, silahkan. Lain kali hati-hati kalau membawa anak-anak". Sandra memundurkan tubuhnya sedikit, memberi jalan pada mereka untuk pergi.

Tapi pria itu masih menatap Sandra intens. Membuat Sandra menjadi salah tingkah. Melihat bahwa mereka belum juga beranjak pergi akhirnya Sandra memutuskan dia saja yang akan pergi dari sana.

Baru saja hendak akan melewati pria itu, langkah Sandra terhenti. Sandra terdiam, melihat ke arah tangannya yang kini sedang di pegang oleh pria asing yang sialnya sangat tampan.

Ia tidak yakin, apakah jantungnya yang masih berdebar keras sampai sekarang akibat dari keterkejutannya tadi atau karena keberadaan pria ini.

Sandra mendongak dan menatap tepat ke manik mata pria itu, ia memberikan tatapan bertanyanya. Setelah beberapa lama pria itu berucap.

"Kamu Sandra kan?"

I Love You_My Stupid Boy (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang