MSB // 7

13.6K 1.3K 107
                                    

Seharian ini Sandra berbaring di kamarnya. Kepalanya terasa sedikit pusing. Baru saja ia hendak memejamkan matanya saat ketukan keras terdengar di pintunya.

Dengan langkah malas Sandra melangkah keluar kamar.

"Siapa?" ucapnya bersamaan dengan ia membuka pintu apartemennya.

"Harusnya tunggu tamunya menjawab pertanyaanmu dulu sebelum membuka pintu" ucap laki-laki itu menerobos  pintu masuk.

Sandra masih berdiri di depan pintunya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian mencubit lengannya. Sakit.

"Jadi, ini bukan mimpi" gumamnya pelan.

"Kenapa masih berdiri di pintu, masuk."

Sandra merasakan tubuhnya tertarik masuk ke dalam apartemennya.

"Kakak ngapain kesini?"

"Main."

"Ini bukan dufan" seru Sandra.

"Aku hanya berkunjung saja. Masak nggak boleh" ucap Alan.

"Ini kan hari minggu" ucap Sandra mengikuti Alan yang sudah di duduk di sofa tanpa menunggu di persilahkan.

"Kakak tahu darimana aku tinggal disini?" Seingat Sandra ia tidak pernah memberitahu alamat tempat tinggalnya.

Alan memperhatikan Sandra yang mengenakan celana pendek dan kaos kebesaran, rambutnya terlihat kusut dengan mata yang terlihat sayu.

"Kamu kenapa?" tanya Alan.

Sandra naik ke atas sofa panjangnya dan berbaring di sana. "Kepalaku pusing" ucapnya sambil memejamkan mata.

Alan memperhatikan wajah Sandra yang berbaring menghadapnya. Tak lama Sandra akhirnya terlelap.

"Ckckck kebiasaan" ucap Alan bangun dan menggendong tubuh Sandra ke dalam kamarnya. Alan menyelimuti Sandra kemudian ia keluar dari kamar itu.

Sebenarnya Alan tidak merencanakan untuk mendatangi apartemen Sandra. Karena ia tidak memiliki acara penting ia memutuskan untuk mengunjungi Sandra.

Tapi Sandra yang di datangi malah sedang sakit kepala dan tidur. Alan menghabiskan waktunya dengan menonton televisi dan sesekali berkirim chat dengan Kirani.

Dua jam berikutnya Sandra terbangun dan merasakan pusing di kepalanya menghilang. Ia melangkah ke kamar mandi, membersihkan dirinya dan membuat badannya kembali segar.

Sandra mengernyit melihat Alan yang tertidur dengan televisi yang masih menyala. Sandra berdecak kesal.

Kenapa juga orang ini harus datang ke tempatnya. Sandra masih kesal karena kejadian club waktu itu.

"Kak, bangun" ucap Sandra menggoyangkan bahu Alan.

Alan menggeliatkan tubuhnya sebelum membuka matanya sempurna.

"Sudah bangun?" ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur. Kalau saja Sandra tidak melihat mereka waktu itu, mungkin sekarang dia akan melompat kegirangan didatangi Alan.

"Pusingnya sudah hilang?" Sandra mengangguk kemudian duduk di sisi sofa yang lain.

"Baguslah. Temani Kakak jalan ya" ucap Alan.

"Males" ucap Sandra memainkan ponselnya.

"Ayolah. Aku sudah menunggu dua jam lebih" desak Alan.

"Kenapa tidak menghubungi Kirani saja? Dia pasti dengan senang hati menemani Kakak" ucap Sandra.

"Memang sama Kirani juga. Ayolah San, temani Kakak sekali ini saja" ucap Alan memohon.

Yang benar saja. Terus maksudnya ngajak aku itu apa? Jadi obat nyamuk gitu gerutu Sandra dalam hati.

I Love You_My Stupid Boy (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang