Tujuh

158 8 0
                                    

Mey's POV

Semua siswa berbaris dengan tertib di lapangan sekolah.

Saat bendera merah putih mulai berkibar semua peserta upacara menyanyikan lagu kebangsaan indonesia, yaitu lagu indonesia raya.

Aku kangen dengan lagu ini. Dengan irama yang semangat ku menyanyikannya, aku masih sangat hafal dengan lagu ini.

Setelah upacara selesai fenny mengajakku ke kantin karena dia belum makan pagi.
Huh! Anak itu memang senang tidak sarapan, bahkan makan saja bisa terhitung dengan satu tangan dalam seminggu, remaja dimanapun sama saja...

"pokoknya lo harus coba bubur ayam di kantin kita, ini enak banget" fenny ngomongnya semangat banget sampai yang lain menatap dia, tapi kok aku yang merasakan malunya. Tentusaja semua orang tau siapa enny, gadis super cerewet yang hipernya kelewatan terutama tentang cowo yang masuk dalam daftar typenya, mungkin semuanya akan tau jika ia mengincarnya... Begitulah gadis ini.

Aku hanya mengangguk. Apalagi yang bisa aku lakukan sedang dia berbicara terus tanpa mempersilahkan aku menjawabnya atau memberi pendapat.

Seperti biasa kantin sangat ramai. Makanan yang dinamakan bubur ayam pak somat sudah ada didepanku tapi aku kehilangan selera makan.

Fenny memakan buburnya dengan lahap.
Aku memandangi gadis ini, sudah berapa lama kau tidak makan? Hoh?!

semua orang disini sibuk mengisi perut mereka masing-masing, tapi tidak dengan ku dan....

Author's POV

"Al makan! Kenapa lu? " Tidak seperti biasa, Al sering terdiam melamun. Bahkan memandang makanan saja tidak selera.

"tau Al lu kenapa? Ceritalah, kita inikan sohib lu bro!" ucap kenzo menepuk pundak Al. Al sedikit menghindar, memang tidak terlihat begitu mencolok mengingat Al memang sifatnya pendiam, tapi satu hal hanya Al yang tahu kenapa semuanya berjalan sesuai takdir.

"gak pa-pa, cuma mual aja gua. Gua kekamar mandi dulu" Al pergi dengan raut wajah yang sangat terlihat ingin muntah. Teman-temannya yang melihat hanya saling menatap. Begitu juga dengan gadis itu, Mey

Mey yang melihat Al pergi hanya bisa menatap Al keluar kantin dengan terburu-buru. Tanpa sadar kakinya ingin melangkah menghampiri Al, sesaat kemudia ia sadar tidak ada alasan baginya menghampiri Al...

===

"Baiklah anak-anak, ibu akan memberi kalian tugas tengah semester. Untuk itu kalian harus membuat tugas kelompok" penjelasan guru itu disambut sorak bahagia. Mereka langsung beranjak dari bangku masing-masing menentukan kelompok.

" Mey! Kelompok gue ya? Sama Al juga! " begitu mendengar Al, bola Mata Mey langsung tertuju pada Al.

Al yang sadar ditatap menatap balik Mey tapi lama kelamaan Al sadar itu tatapan yang aneh.

" main tata-tatapan mulu! Mau lebih lama tatapan sama Al nya? " Fenny pergi menghampiri Al di kursinya. Entahlah gadis itu mengikuti jalan pikirannya sendiri.

" Al kelompok gue ya! Dirumah lo nanti malam jam 7" mey tersadar apa yang fenny lakukan, dengan cepat ia menghampiri fenny.

"enny! Kenapa di rumah Al?" Mey sedikit berbisik tentu saja ia tak mau sampai semuanya mendengar privasinya masih sangat penting tidak seperti gadis yang satu ini...

" ya... Supaya lo bisa natap Al lebih lama" benar saja Fenny mencelos saja tanpa memandang sepikan? Suaranya, lebih tepatnya isi pembicaraan membuat beberapa anak kelas menoleh kearahnya.

Al pun tak terkecuali, sekarang terasa seperti dunia runtuh lalu tenggelam tidak ada oksigen, Mey sangat terkejut.

Dalam hati ia menyumpah serapahi gadis sialan itu. Ia meringis diam mungkin sangat ketara keringat yang jatuh dari keningnya. Mey ingin segera kembali menuju bangku, berharap tak ada yang melihat perubahan dalam fisiknya ini. Memalukan.

Tapi satu yang tak berubah, Fenny berjalan begitu saja tanpa merasa bersalah lalu menyenggol pundak mey dan menggodanya.

Membuat jantungnya berdegup kencang.

Mey merasa semua ikut berdegup kencang bahkan ia bisa dengan jelas mendengar degupan itu

Apa yang terjadi?

Vote
Thanks before

Mei, 1998 [Slow Update] Where stories live. Discover now