PROLOG

17.5K 2.1K 168
                                    

Drummer yang sangat mencolok di tengah para pemain marching band. Lelaki bermata sipit itu memainkan drum dengan lihainya sebagai pertunjukan solo. Tampan? Ya, memang. Apalagi bagi gadis yang saat ini memandanginya dari lapangan dengan terpana. Semburat merah nampak terlihat di pipi bulatnya.

"WONDI! WONDI!" teriakan dari pinggir lapangan membuat mata gadis chubby tersebut jadi melirik.

18 orang ramai ramai meneriakan lelaki bernama Wondi tersebut sambil membawa banner dengan rusuhnya. Mereka berjoget heboh menarik perhatian seuruh siswa siswi yang berada di lapangan siang itu.

"woi! Kalem woi!" lelaki berwajah dingin yang nampaknya adalah ketua dari kerumunan itu menepuk jidatnya frustasi. Gadis berpipi chubby tersebut tersenyum geli. Serunya memiliki kelas seperti 2A3.

Gadis itu jadi melirik temannya yang terkenal dekat dengan kelas 2A3.

"Faili.." gadis yang bernama Faili tersebut berbalik menghadap gadis chubby tersebut.

"kenapa del?"

"i-itu.. yang main drum, um.." Faili mengangkat alisnya bingung kemudian ia mengangguk mengerti.

"iya nanti gue sampein del." Gadis chubby tersebut membelalakan matanya terkejut. Faili hanya tertawa diiringi kerlingan jahil gadis imut tersebut.

Adel pun menggigit bibirnya malu. Kenapa juga dia harus nanya sama kutu loncat macam Faili. Tapi ia juga berterima kasih Karena jika tanpa Faili, ia tak akan mungkin bisa mengenal drummer atau Wondi. Adelia Ressya Kyla memang sudah mengagumi si drummer itu sejak lama dan hanya bisa mengharap pada keajaiban. Sampai... Hari itu tiba-tiba datang

Paling tidak, dia tidak harus memandangi lelaki itu dari jauh selamanya.

"udah del?" Tanya gadis berponi yang diduga teman dari gadis chubby tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"udah del?" Tanya gadis berponi yang diduga teman dari gadis chubby tersebut.

Gadis imut tersebut menganggukan kepalanya sembari membereskan alat tulisnya. Kedua gadis itu pun memutuskan untuk segera meninggalkan perpustakaan.

"eh! Minjem pulpen dong." Seseorang menggenggam tangan sang gadis ber pipi chubby tersebut. Gadis itu terkejut saat mendapati siapa yang menggenggam tanggannya.

Gadis itu segera membuka tempat pensilnya dan memberikan pulpennya kepada lelaki tersebut. Dengan kilat lelaki itu langsung menyalin tugas yang diberikan. Gadis itu semakin resah karena temannya kerap kali menyuruhnya agar bergegas.

"eung.. pulpennya di kakak aja dulu." Gadis itu menggigit bibirnya sesaat sebelum berpamitan.

"duluanya kak.." Gadis tersebut bergegas menyusul temannya yang sudah menunggu dan kembali ke kelas.

Setelah selesai mengerjakan tugasnya tadi, lelaki yang diketahui bernama Wondi itu langsung mengumpulkan tugasnya dan berniat mengembalikan pulpen milik si gadis itu. Wondi melihat nama yang terpasang mengelilingi pulpen tersebut.ia terkejut melihat nama sang pemilik.

'Adelia, X-2'

Ia langsung teringat dengan perkataan Bobi sebelumnya, gadis pita hijau seperti orang jepang. Wondi langsung berlari mengejar gadis tersebut. Bobi tak pernah salah soal gadis cantik.

Adel yang sedang berjalan tiba-tiba terhenti karena seseorang memegang bahunya. Ia berbalik dan mendapati Wondi kakak kelas yang ia sukai tersenyum kearahnya.

"ini, makasih ya. Lo Adel kan? Eum.. istirahat nanti makan bareng yuk?"

Young Hoodie BoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang