Bab 25.1 : Bad News

184K 10.8K 280
                                    

Adria menggeliatkan tubuhnya dengan pelan, bergelung dalam selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Ia menggeliat kembali dan berguling ke sisi lain, hingga sedikit selimut tersingkap dan memamerkan bahunya yang putih mulus.

Adria, si gadis desa yang kini menjadi seorang wanita seutuhnya, menggeliat kembali dan meraba tempat tidurnya. Ia menyipitkan matanya saat merasakan cahaya yang menyilaukan. Ketika bulu mata lentik itu terangkat perlahan hingga mata abu-abu cemerlangnya terbuka, Adria masih terdiam. Ia berbaring miring menatap pada jendela yang gordennya terbuka dan sinar mentari pagi menerobos masuk ke balkon.

"Aku pusing sekali," katanya seraya memijit kepalanya sendiri. Adria pun mengucak matanya dan menguap, dia juga perlahan bangun. "Ugh!" mengerang pelan saat merasakan perutnya sangat mual dan melilit, seakan sesuatu mendesak tenggorokannya dan siap dimuntahkan.

Adria menyingkap selimutnya tapi saat ia melihat selimut terjatuh menutupi tubuh bagian bawahnya, matanya membulat. Dada Adria terpampang jelas tak mengenakan appaun. Dia segera menutupinya dan memjamkan mata mengingat apa yang telah terjadi. Bahkan rasa aneh ia rasakan dan alami pada bagian lain tubuhnya. Dadanya memerah, bekas gigitan seseorang. Bahkan lehernya seperti luka cengkeraman hingga terlihat lecet di kulit mulusnya.

"Apa yang terjadi denganku? Bukankah semalam aku masuk ke kamar bersama Damien dan minum minuman dalam botol? Minuman yang bau permentasi beras. Apa itu ..."

Mata Adria membulat horror dengan wajah pucat pasi, dia menyingkap selimut dan melihat tubuhnya tak berbalut apapun. Lalu menutupinya lagi sebatas dada. Wajah cantiknya semakin pucat, merasakan tubuhnya bau keringat dan alcohol.

"Apa aku minum alkohol?" gumamnya lagi.

Adria menggelengkan kepalanya dan merapatkan selimutnya kemudian turun dari ranjang. Ia berlari kea rah pintu kamar mandi saat merasakan sesuatu semakin mendesak perutnya dan tenggorokannya. Dengan kasar Adria membuka pintu kamar mandi, berjongkok di depan closet dan muntah-muntah

"huek! Huek!"

Adria terus muntah dan mengernyitkan dahinya saat rasa pusing dan berat ia rasakan di kepalanya. Setelah sedikit lega memuntahkan segala isi perutnya, Adria berjalan ke wastafel dan membasuh mulut serta wajahnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin wastafel, melihat dirinya yang pucat. Ada bekas lecet di lehernya dan itu terasa cukup perih bagi Adria. memerah dan seperti cengkeraman kuku.

"Apa yang sudah aku lakukan dengan Damien semalam?" bisiknya tak percaya.

"Kau menggodaku dan menyeretku ke ranjang, kau mabuk dan memperkosaku." Suara berat dan rendah milik Damien bergema.

Adria terkejut dan menoleh ke pintu, matanya membulat lebar tak percaya. "Kau bohong! Kau pasti yang memperkosaku kan?" tuding Adria.

Damien terkekeh, "Aku menyetubuhimu, Adria. bukan memperkosa karena kau istriku."

Wajah Adria yang memucat berubah memerah, "Lalu apa yang kita lakukan? Aku tak mengingatnya. Hanya samar-samar."

"Kau berubah nakal, mendorongku ke ranjang dan menindihku. Kau menciumku dengan ganas seakan hendak memakan habis bibirku, lalu membuka pakaianku dan kau meminta sentuhan lebih dariku."

Wajah Adria memanas dan memerah sampai telinga, hatinya berdebar dan kepalanya seakan hendak meledak. Mendengar semua penuturan Damien dan kenyataan bahwa pagi ini dia terbangun tanpa busana.

Aku mabuk? Oke, aku mabuk dan sudah melewati malam pertama dengan Damien. Padahal aku ingin mengingat semuanya. Adria bergumam dalam hati.

"Kau pasti yang memaksaku kan? Sampai leher dan dadaku merah-merah. Ah, kulit kepalaku juga sangat sakit seperti habis dijambak. Apa kau memaksaku dengan kasar?" Tanya Adria lagi dengan mata memicing.

Damien's Lover ✔ [Tersedia di Google Play & platform Kubaca}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang