Lalu ingatannya berpindah pada gadis menawan yang baru saja diantarnya pulang, ntah yang dirinya lakukan suatu kejahatan atau bukan, tapi apapun itu Syair bersumpah kelak akan pertanggung jawabkan pada seorang Hawa.

************

Sore hari dikampus, Syair yang tak lagi ada kelas langsung berniat meninggalkan kampus, tentu saja tujuannya adalah mini market tempat Hawa bekerja itu.
Meski ntah maksud apa yang sedang ada dalam niatnya, tapi yang jelas langkahnya selalu seolah membawanya kesana.

"Sayang?" Panggilan yang menghentikan tangan Syair membuka pintu mobilnya.

Panggilan yang sebenarnya membuat Syair muak, kala mendengarnya dari laki-laki dibelakangnya.

Syair menoleh meski jelas dengan terpaksa juga malas.

"Nanti malam kakak ngajakin makan bareng, katanya aku harus bawa kamu, karena kakak juga bawa pacarnya" ucap Ravel semangat.

"Jam berapa?" tanya Syair datar.

"Jam 7 aku jemput ya" jawab Ravel dengan wajah senangnya.

"Kasih tau tempatnya aja, ntar aku dateng sendiri, sekarang aku ada urusan" ucap Syair masih dengan datar.

Ravel yang sudah faham dengan sifat Syair, mau tak mau hanya menerima saja, meski jujur dalam hati sangat ingin menjemput Syair dan pergi bersama.

Setelahnya Syair langsung masuk kedalam mobilnya, lalu melajukannya meninggalkan Ravel, yang masih berdiri dengan hembusan nafas beratnya terus menatapi mobil Syair gadis pujaan hatinya itu.

Mobil Syair kini sudah berhenti didepan mini market, tapi tak ada lagi niat sedikitpun untuk turun dan masuk kemini market itu, kala matanya menangkap seseorang berdiri didepan meja kasir Hawa yang jelas terlihat dari luar, lalu Syair memundurkan mobilnya keseberang jalan agar tak terlihat keduanya.

Hawa yang terlihat akrab dengan seseorang itu, Hawa yang kini memang bersiap pulang, dan seseorang itu sudah tentu untuk menjemput Hawa dan mengantarnya pulang kerumahnya.

Tatapan Syair seolah jelas tak suka menatap kedua orang itu yang berjalan berdampingan keluar dari mini market, bahkan seseorang itu kini membukakan pintu mobilnya untuk Hawa, setelahnya Hawa langsung masuk, seseorang itupun lalu masuk kedalam mobilnya dan melajukannya.

Sedikit erat Syair menggenggam setir mobilnya, tatapannya seolah menyiratkan hal yang tak semestinya, dalam hatinya ada banyak umpatan yang memang selalu ditahannya.

Hingga suka tak suka mau tak mau Syair melajukan mobilnya kerumahnya, tanpa bisa mengantar Hawa seperti yang kemaren diucapkanya pada Hawa yang ingin terus diulang-ulangnya.

************

Seperti yang diminta Ravel, Syair kini dalam perjalanan menuju salah satu restoran yang disebutkan Ravel.

Sengaja Syair tak mau dijemput sengaja juga Syair datang sedikit terlambat, karena dirinya memang sungguh malas sebenarnya datang memenuhi permintaan Ravel, apalagi jika teringat kakak dari Ravel yang semakin membuat Syair naik darah.

Meski dirinya tau seseorang disana pasti akan heran, karena juga ada satu hal yang membuat Syair tak bisa menolak yang Syair jelas tau itu penuh resiko, hingga meski terpaksa Syair tetap harus datang.

Langkah Syair santai memasuki restoran tersebut, cukup ramai terlihat suasana didalam restoran, nampak beberapa pasang mata menoleh kearah Syair yang berjalan lurus menuju meja yang dimaksud.

Langkah Syair terhenti kini dengan tenangnya, matanya menatap Ravel biasa yang sedang menatapnya penuh kagum, sengaja Syair tak langsung menoleh kesampingnya karena dirinya merasa sangat muak dengan kakak Ravel.

Meski dirinya tau disebelah laki-laki itu ada seorang gadis yang pasti sedang menatapnya kaget, meski sebisa mungkin gadis itu coba biasa saja.

"Sayang kok baru dateng?" tanya Ravel langsung menggenggam tangan Syair.

Tapi langsung ditepis Syair dengan santai, dua orang yang duduk terlihat menatap dengan tatapan yang berbeda pada Syair, satu orang menatap kaget tapi cepat disembunyikannya, satu orang menatap dengan senyuman manis tapi sarat sinis.

"Macet biasa" jawab Syair berbohong.

Karena jalanan tak semacet itu, Syair yang sengaja banget datang dilambatkan.

"Sayang, kenalin ini pacar kak Kennu" lalu ucap Ravel.

Memperkenalkan gadis cantik disebelah kakaknya pada Syair.

Kemudian dengan tenangnya Syair menoleh lalu mengulurkan tangannya, untuk kedua kalinya pada gadis disamping Kennu, menatapnya dengan setenang mungkin, yang disambut ragu tangan lembut gadis didepannya.

"Syairra" ucap Syair dengan begitu santai dan coolnya.

Menatap tepat dimata gadis didepannya, yang jelas terlihat rasa gugupnya juga rasa-rasa yang ntahlah didalam hatinya yang sukar dijabarkan.

"Hawa" ucap gadis disebelah Kennu lirih.

Membalas tatap Syair dengan sedikit gugup hampir tak berani, tatap yang dirasanya lain dari pertemuan-pertemuan kemarin itu, tak bisa ditebak sukar diduga..............

TBC

Syair Cinta HawaWhere stories live. Discover now