42. Tengoklah kami

60 9 0
                                    

Sebelum pergi Keito sudah berpesan pada Dokter kalau sebentar lagi anggota keluarga Yabu dan Yuya akan datang menjenguk.

Keito segera pergi menuju mobilnya namun sebelum itu Keito mengganti plat nomor mobil yang sama seperti mobil lamanya untuk mengecoh perhatian Ryosuke yang ternyata malah mematai dirinya.

Rencana pengalihan di mulai sembari berkomunikasi dengan Hikaru akan posisi mereka lalu di sela perumahan kompleks, Ryosuke yang masih mengikuti dari belakang akhirnya terkecoh di persimpangan empat yang padat sekali kendaraan.

Mobil Hikaru dan Keito bertemu, sehingga kini giliran Keito yang harus mengalihkan Ryosuke menjauhi mobil yang di pakai Hikaru.

Mobil Hikaru langsung mencari jalan lain menuju kantor polisi.

"Itu tadi sungguh gawat"lega Daiki.

Hikaru mengiyakan.

Dessy sesekali melihat arah belakang berharap tidak siapapun yang mengikuti dari belakang.

Rencana ini tidak boleh gagal sebab sudah mempertaruhkan banyak hal yang sudah terjadi begitu Dessy mengetahui masa lalunya yang sudah ia ketahui semenjak bertemu Ryosuke.

Setiba di kantor polisi, Hikaru pun memberitahu kalau mereka adalah anggota keluarga dari Yabu dan Yuya.

Dessy dan Daiki masuk ke ruangan berbeda di rawat sedang Hikaru kini harus dipusingkan dengan pekerjaannya yang sudah menumpuk.

"Haruskah aku ganti pekerjaan ?"pikir Hikaru.

Dessy menengok keadaan pamannya yakni Takaki Yuya.

"Paman"panggil Dessy dengan perasaan kasihan melihat kondisi wajah Yuya yang bengkak sana sini.

Yuya mendengar suara panggilan tsb sekaligus merasakan sentuhan hangat menimpa punggung tangannya.

Perlahan Yuya membuka mata sehingga bayangan di hadapannya yang terlihat samar kini perlahan jelas.

"De... Dessy~"lirih Yuya dengan iringan tetesan airmata.

"Paman jangan cemaskan kami"ucap Dessy sambil mengerat pegangan tangan Yuya.

"Jaga kondisi paman baik-baik sampai kami kembali"lanjut Dessy yang sebenarnya mengatakan pamit.

Yuya sudah di beri obat pereda demam sehingga membuat pikirannya masih berada di awang dan sulit untuk bangun dari posisi tidur.

"Ini.. ini mimpi kah~?"tanya Yuya dengan suara lemah.

Dessy tersenyum

"Maafkan paman hiks..hiks"lirih Yuya dengan sendatan menahan tangis.

"Paman memang bukan keluarga yang baik untukmu, maafkan pamanmu ini"sesal Yuya akan perilakunya.

Dessy tak mampu berkomentar apapun selain tetap tersenyum dan menatap jendela. Tak lama Daiki datang yang artinya mereka berdua bertukar untuk menengok yang satu lagi.

"Da.. Dai-chan~..."isak Yuya melihat seorang lagi yang ia sayang muncul di hadapannya.

Dessy mengerti akan situasi yang mulai menjadi sendu sehingga segeralah Dessy pergi meninggalkan situasi antara Yuya dan Daiki.

Di kamar inap Yabu terlihat kondisi Yabu membaik bahkan bisa duduk di atas tempat tidur. Begitu Dessy membuka pintu Yabu menyambutnya dengan membentangkan kedua tangannya dan senyuman.

"Pamaaaaannnnnn"seru Dessy sambil berlari memeluk Yabu.

Mereka pun berpelukan melepas rindu dan kedekatan antar keluarga yang Dessy rasakan malah ada pada diri Yabu seolah Yabu lah paman yang mengerti dirinya.

"Paman jangan sakit lagi, aku sedih paman seperti ini"ungkap Dessy yang tetap memeluk Yabu.

"Aku nanti akan pergi ke Inggris, Paman jaga diri ya sampai aku kembali"lanjut Dessy.

Usapan kepala pun mulai terasa di kepala Dessy.

"Bertahun-tahun tidak bertemu tapi aku merasa kehilangan berat tanpa kalian"kata Yabu.

"Jangan sampai kamu benaran mati. Rencana kalian sungguh membuatku ingin segera mati saja"lanjut Yabu.

"Gomenne, Paman"

Hanya beberapa menit saja Dessy dan Daiki bisa mengunjungi Yabu dan Yuya karena Hikaru sudah mendesak mereka untuk segera pergi dari kantor polisi.

Sekembalinya masuk ke dalam mobil, bisa mereka bertiga lihat ada mobil lain datang menuju kantor polisi dan dari tempat mobil Hikaru berparkir ternyata mobil tsb adalah mobil Tuan Besar Yamada.

"Eh ? Ba.. bagaimana bisa dia datang ke sini ?"kejut Daiki.

Hikaru cerita selagi Dessy dan Daiki menjenguk, Hikaru mau tidak mau melihat keadaan luar dan mengenali salah satu mata-mata keluarga Yamada.

"Astaga kita kan baru saja dari sana, apa polisi akan beritahu soal kita ?"kejut Dessy.

"Itu sudah ku urus, makanya aku sengaja memalsukan nama kalian saat kalian pergi"jelas Hikaru.

"Yokatta~"

"Dan kita harus segera ke Bandara"kata Hikaru.

Dessy dan Daiki mengangguk.

Dessy melirik Syal yang di pakai Daiki saat ini.

"Kita sepertinya ketukar punya paman"ujar Dessy.

"Ini hanya hadiah kenang-kenangan saja"ujar Daiki yang mengerti maksud perkataan Dessy.

"Sebelum aku tahu Yuya-kun adalah paman ku. Aku tidak  punya feeling apapun atau perasaan sebuah anggota keluarga tapi Yabu-kun berbeda"cerita Dessy.

"Dessy-san kita semua keluargamu"ucap Daiki dengan tatapan serius.

"Dan sebuah keluarga tidak di hanya di tentukan darah tapi juga perasaan saling menjaga satu sama lain"lanjut Daiki.

Dessy tersenyum.

"Sekarang ayo kita pergi"pinta Daiki pada Hikaru.

Dan mobil pun di jalankan.

Bersambung >>>

Let me choose you ... [LANJUT ke SEASON 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang