28. Biasakan diri

117 16 2
                                    

Pada waktu dini hari Chinen beranjak ke lantai atas melihat kondisi Tuan Muda nya. Apakah sudah tahu kedatangan Dessy atau belum.

Dengan kunci duplikat yang ia punyai, Chinen tentu bisa leluasa membuka pintu ruangan apapun kecuali ruangan pribadi Tuan Besar. Dengan hati-hati Chinen membuka pintu tapi ternyata malah kebalikan jadi terkunci yang artinya sedari tadi pintu kamar Ryosuke tidak di kunci.

Begitu di buka pintu, tak ada Tuan Muda yang artinya sudah pasti ada di kamar sebelah tempat Dessy.

"Bisa gawat kalau Tuan Muda bangun dari sana"batin Chinen.

Dengan pelan-pelan juga Chinen membuka pintu kamar Dessy. Knop pintu sudah ia genggam pelan namun tidak ia bisa masuk. Bukan karena terkunci atau engsel pintu yang macet tapi suatu pemandangan yang di hadapan Chinen membuatnya mematung.

Ryosuke tertidur di sofa dan di hadapannya ada Dessy yang tengah berdiri memandangi Ryosuke tidur sambil melipat ke dua lengannya.

"Akhirnya aku malah kembali ke tempat ini"ucap Dessy seperti sedang berbicara sendiri.

"Hei Yama-chan, pikiran seperti apa yang ada di kepalamu sampai harus melakukan drama mengerikan ini ?"

Chinen ikut diam memperhatikan Dessy berbicara meski orang yang di hadapannya nyata tertidur pulas.

"Dulu hidupku aman-aman saja tanpa tahu siapa diriku yang sebenarnya dan setelah aku dapat mengingat sedikit tentang memoriku, aku merasa bingung dengan identitasku. Dan kalau dengan caramu menjadikanku bawahan untuk membantu ingatan ku. Ku rasa itu mungkin jalan terbaik dan setelah ingatan ku kembali aku akan pergi menata kehidupanku yang baru"ungkap Dessy.

Chinen pun kini sudah mengetahui maksud Dessy selanjutnya dan pintu kembali ia tutup saat Dessy berujar akan membawa Ryosuke kembali ke kamarnya.

Chinen lekas bersembunyi di balik dinding dan melihat Dessy membawa Ryosuke di atas punggungnya tidak peduli kondisinya sendiri yang sedang sakit, akhirnya Chinen pun datang membantunya dengan alasan kebetulan melintas.

Chinen dan Dessy pun berhasil membopong Ryosuke kembali ke kamarnya dan memberikan selimut.

"Aku tidak menyangka dia tidur sangat pulas"ucap Dessy sambil menyeka peluh keringat.

"Baru hari ini Tuan Muda bisa tidur sepulas ini"kata Chinen.

"Lakukan pekerjaanmu dengan benar, aku ... aku akan membantumu"lanjut Chinen seraya berlalu lebih dulu.

Chinen agak gugup untuk menawarkan diri untuk membantu orang lain, Dessy yang mendengar tawaran tsb agak terkejut tapi karena ucapan kalimat Chinen yang terakhir agak cepat jadinya Dessy berpikir salah dengar.

Pagi hari tiba, Ryosuke mematikan alarm namun tangannya terasa meniban punggung tangan lain yang ikut mematikan tombol alarm. Begitu membuka mata ternyata Dessy berdiri di sebelah tempat tidur dan sudah berpakaian seragam sekolah.

"Cepat bangun Yama-chan!"

"Eh ? Kamu memanggilku Yama-chan"kejut Ryosuke sambil memposisikan diri untuk duduk.

"Kalau tidak suka aku panggil Kaicho seperti biasa saja"

"Yamero! Panggil aku seperti itu saja"ucap Ryosuke.

"Panggilan yang mana ?"

"Tentu saja Yama-chan, tapi saat situasi tertentu saja"pinta Ryosuke.

"Hmm, itu agak merepotkan tapi baiklah, sekarang cepat rapikan diri sebentar lagi aku berangkat sekolah"kata Dessy seraya berbalik badan.

"Chotto matte"panggil Ryosuke sambil turun dari tempat tidur.

Ryosuke mencubit pelan ke dua pipi Dessy.

Let me choose you ... [LANJUT ke SEASON 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang