Agan terdampar di pesisir, sekitar sepuluh kilometer arah barat Surabaya, tempatnya melarikan diri sebelumnya.
Ia memilih daratan ini karena sepi. Tak mungkin dengan luka di telinga dan baju yg berdarah2 ini ia menampakkan diri di tengah kota.
Agan keluar dari "mobil" airnya, menjajaki tanah, setelah sebelumnya menoleh kanan-kiri.
Ia turun di daerah tambak, tempat pembibitan ikan. Di mana ada kolam2 air di sepanjang mata memandang.
"Hei, kamu...!"
Baru tiga langkah, Agan menoleh, melihat seorang lelaki bertubuh gempal, legam, dan di tangannya ada sabit.
Orang misterius itu terus maju. Agan hanya terdiam di tempat, berhitung dg keadaan.
Selangkah di depannya, Agan baru menyadari bahwa sabit itu berbau amis, warna merah menetes dr sana.
Terlambat...
Ketika Agan hendak kabur, orang itu berteriak lantang, lalu jatuh tejerembab di atas tanah.
Orang itu berbaring tak bergerak di atas tanah. Agan mengurungkan pelariannya.
"Hei, hei... Apa yg terjadi?! Orang yg aneh sekali!!".
"Hei, kamu...!!"
Seperti deja vu, Agan menoleh. Ia terkejut. Kali ini bukan lelaki tua yg memanggil, tapi seorang gadis mungil, kulitnya coklat cerah, rambutnya bergelombang sebahu.
Cewek itu terus maju. Pandangannya menakutkan.
"KAU APAKAN AYAHKU??!!"
"HHAAAHH???"
***
YOU ARE READING
GENOM
ActionKetika para manusia yang disebut Genom, menginginkan lebih. Lebih dari semestinya. Lebih dari kekuatan yg mereka miliki, Juga kekuasaan, dunia beserta isinya. Dan tugas kami, untuk mencegah semua kehancuran itu terjadi. UPDATE SETIAP MALAM MINGGU* *...