Gagal Romantis!

540 33 3
                                    

  Dio menatap cincin berlian di tanganya dengan tatapan frustasi. Malam ini, dia ada di apartemen sahabatnya yaitu Defan. Entah bagaimana caranya, pria sableng itu bisa menjadi seorang direktur di perusahaan pamanya.

  "Gak usah kayak anak idiot! Lo udah berapa kali sih main sama cewe? Baperin cewe?"

  Defan menenggak softdrink di tanganya saat melihat Dio dengan tidur di sofa ruang TV miliknya, memandangi cincin berlian di tanganya.

  "Yaelah baperin anak orang mah gua sering! Lo itu bego apa PEA sih? Lo pikir ngajak nikah anak orang itu gampang?! Gua gak berpengalaman ginian nyet" Dio kesal dengan Defan.

  "Yah kan lo udah ngelamar dia, di depan mak-bapaknya terus kenapa takut ngomong sama dia sekalian ngasih cicin bego" Defan memutar matanya. "Ya gua gak pengalaman" Dio menghela nafas kesal.

  "Playboy laknat" Defan tertawa meremehkan. "Yaudah sih, lo pake kata-kata lo sendiri" Defan memberi saran. Dio menghela nafas dalam-dalam, meminta saran dengan Defan adalah ide buruk. Pasalnya cowo itu saja, pemain wanita.

  Ya, memang pada akhirnya dia harus menyatakan cintanya dengan caranya sendiri bukan dengan caran oranglain.

➕➖➕

   Vio berjalan dengan grogi memasuki gedung yang besar dan penuh dengan dinding kaca menjenjang luas.

  Ini adalah kantor Dio di Indonesia, cabang dari kantor pusat di Barcelona dan dialah pemimpinya di sinini.

  Vio berdecak kagum dengan kehebatan Dio saat ini, pria itu mendapatkan gaji 10,000$ saat menjadi CEO bagaimana dengan posisinya sekarang? Dio memang hebat,selalu.

  Malam ini, Dio mengajaknya berkunjung ke Kantornya tapi Dio tidak bisa menjemputnya karena harus ke Canberra,Australia untuk meeting selama 3 jam.

  Vio sampai di Loby kantor Dio yang tampak sangat ramai dengan karyawan yang berlalu lalang kesana kemari.

  "Permisi mba, saya-"

  "Mrs. Narapditha?"

  Vio mengeritkan dahinya tak mengerti. Narapditha? Mrs?

  "Dasar lemot"

  Satu tangan menoyor kepalanya dari belakang, tentu dia tahu siapa yang berani menghinanya lemot.

  "Gua gak lemot! Gua Cuma kaget di panggil Mrs. Narapditha sableng! Nama gua kan Vio" Vio gemas dengan Dio. "Kan tar lagi kita nikah nyet" Dio memutar matanya. "Emang iya?" Vio menaikan alisnya menantang.

  Dio memutar matanya jengah menatap Vio. Lalu Dio mengeluarkan sebuah kotak kecil di saku jas nya.

  "Apa?" Vio menatap Dio saat Dio menatapnya dengan tatapan aneh, tidak biasanya.

  Dio menghela nafas panjang, Loby ini ramai dengan para karyawanya dan kini mereka berdua menjadi tontonan para karyawanya.

  "Lo mau ngapain Di?" Vio menatap Dio bingung saat Dio menarik jari manis tangan kirinya.

  Mata Vio berbinar saat melihat tangan Dio memasukan sebuah cincin berlian yang cantik di jari manisnya

  "So sweet boss!!!"

  Sorak seluruh karyawan Dio yang menyaksikan Bos nya yang tengah melamar gadis pujaanya.

  Setelah selesai memasangkan cincin, Dio menatap Vio lekat-lekat sambil mengelus punggung telapak tangan Vio dengan lembut. Membuat desiran hangat di hati Vio.

  "Jadi istri gua yah?"

  Vio diam mematung.

  1 detik

  2 detik

  3 detik

  Vio tertawa terbahak-bahak sampai dia meneteskan air mata karena tawanya. Dia tidak menyangka kalau Dio akan melamarnya dengan kata-kata sekonyol tadi. Dia pikir, Dio akan melamarnya dengan ribuan kata puitis.

  Semua karyawan yang ada hanya diam menahan tawa, mereka hanya takjub dengan sisi konyol bos mereka yang terkenal cool dan pandai bicara dengan seribu kata manis.

  "Kenapa ketawa?" Dio menatap Vio dengan tatapan sedih, merasa pengakuanya adalah hal konyol.

  Lalu berhenti tertawa, dan tersenyum menatap Dio dengan mata berbinar-binar, rasanya dia ingin meledak karena dia sangat bahagia.

  "Gua pikir lo akan mengeluarkan kata-kata manis yang ternyata bullshit, tapi gua salah. Gua gak butuh kata-kata manis, gua bahagia dengan perkataan lo barusan walaupun itu konyol menurut semua orang, I love you because you is you no other" Vio tersenyum sambil memeluk erat Dio.

  Dio menghela nafas panjang, dia tersenyum lega dan membalas pelukan Vio. Lalu suara tepukan tangan para karyawan bergema di gedung besar ini, membuat mereka berdua Speechless.

  "Tuh kan diliatin" Vio melepaskan pelukanya sambil tersenyum malu kepada semua orang yang ada di kantor Dio.

  "Ya terus?" Dio menaikan alisnya sebelah. "Malu tau" Vio terkekeh pelan. Dio ikut tertawa.

  "Vio, idung lo kenapa?" Dio mendekat ke wajah Vio. "Kenapa?" Vio memegang hidungnya sendiri. "Sini gua lapin" Dio menyentuh hidung mancung Vio lembut, membuat Vio merinding dan memejamkan matanya sekejap.

  Degh!

  Vio membulatkan matanya, saat Dio mencium bibirnya cepat. "Dio!!!" Teriak Vio nyaring saat sosok Dio sudah meninggalkanya.

  "Itu tadi ada upil" Dio tertawa puas sambil berjalan meninggalkan Vio yang akan mengamuk.

  "Congrats bu Dio"

  Vio hanya bisa tersenyum malu saat semua orang memberikan ucapan selamat padanya. Bisa-bisanya, pria itu menciumnya di tempat
umum! Awas saja nanti, dia akan membalasnya.

➕➖➕

                                                                                         

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect & BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang