Denganya Aku Hidup

278 27 0
                                    

  Vio membuka matanya, saat cahaya mentari menyinari wajahnya dengan terik.

  Diliriknya ruangan ini, dan dia baru sadar kalau dia tertidur di Hotel tempat menginap mereka.

  "Vian?" Vio tidak melihat Vian di balkon kamar ini,maupun di ruangan lainya.

  Saat Vio melihat jaket Vian tergeletak di soffa kecil di kamarnya ini, terlihat noda darah yang cukup banyak di sana.

  Vian dimana?

  Akhirnya Vio berlari mencari sosok Vian yang membuatnya khawatir sekali.

   Vio menghela nafas lega saat menemukan Vian tengah duduk di area Balkon hotel yang sudah ramai dengan orang-orang yang sarapan pagi.

  "Lo itu bisa gak sih pamit dulu kalau mau pergi? Bikin orang Parno aja" Vio duduk disamping Vian.

  "Lo udah bangun? Udah makan? Bukanya gua udah taro sarapan di meja kamar?" Vian bertanya keheranan.

  "Menurut lo gua bisa sarapan sepanik ini?" Vio memutar matanya."Sorry yah" Vian tersenyum bersalah.

  "Lo kambuh lagi yah..." Vio menatap Vian sedih. "Hm" Vian tersenyum menundukan kepalanya.

  "Tapi, masih bisa main Biola kan?" Vio tersenyum riang. "hah?" Vian tak mengerti.

  "Malam ini Ahli musik dari Seluruh Universitas di Indonesia dateng ke Hotel ini, untuk ngadain Pertunjukan Okestra. Dan gua yakin... They Want you show!" Vio tertawa kecil.

  "Itu gila. Mana mungkin gua bisa main Biola di sana Nona Vio, I'm Nothing. Bahkan gua-"

  "Siapa tau, ibu lo ngeliat lo..." Vio tersenyum. "Gua gak mau" Vian membuang tatapanya.

  "Kalau gua jadi pengiring lo?" Vio menaikan alisnya. "Kita bukan siapa-siapa di sana Vio, kita gak akan bisa-"

  "Cerewet banget sih? Lo takut?" Vio menaikan alisnya,tersenyum menantang.

  "Gua takut" Vian menundukan kepalanya.

  "Semua pasti merasa takut,bila berada diatas panggung. Takut akan gagal,atau takut bila hasilnya tak memuaskan" Vio menatap lurus kedepan.

  "Mereka tetap memberanikan diri untuk tampil. Mereka tersenyum,melawan ketakutan. Dengan begitu, terciptalah tipu daya yang sungguh menawan" Vio menatap Vian sambil tersenyum.

  "Duet kita waktu itu, kayak gitu kan?" Vio tertawa lepas. Vian tersenyum lemah.

  "Apa ini duet terakhir?" Vian menatap Vio sendu. "Duet kita gak akan pernah berakhir kan?" Vio tertawa kecil. "Hm" Vian tersenyum.

   "Oke!" Vio bangkit berdiri.

  "Lo mau ngapain?" Vian memperhatikan Vio.
"Cari gaunlah, ya kali gua tampil pake Kaos Oblong" Vio tertawa kecil.

  "Pake Bra aja" Vian tertawa lepas. "Oiii!" Vio menjitak kepala Vian. Vian masih tertawa puas sekali.

  Last...

➕ ➖ ➕

  Vian menatap Biola yang tergeletak di atas kasur tidur.

  Vio benar-benar nekat, dia bahkan berani meminta Izin untuk mereka berdua tampil.

  "Haisssshhh" Vian merebahkan tubuhnya di kasur,dia sungguh tidak siap saat ini. Semenjak dia sakit, dia melupakan Biola bahkan meninggalkanya.

  "Oi! Cepet mandi! Ganti baju lo tukang Males!"

  Vio sudah berdiri di ambang pintu, dengan gaun putih panjang yang sederhana, Make-Up Tipis dan rambut yang di gerai panjang.

Perfect & BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang