Awal Masalah

299 25 0
                                    

  Vio menggunakan sistem kebut saat dia baru mengetahui kalau ada PR pagi ini. Dengan cepat dia mengerjarkanya tanpa mencontek.

  Jika dia dapat nilai minimal 80 dia akan menunjukanya pada Dio, dan memamerkanya dengan bangga.

  "Asslammualaikum anak-anak. Selamat pagi"

  Bu Engkar sudah duduk di Kursinya,dengan wajah Cerianya yang jarang di tunjukan.

  "Lavionda? Kayaknya kamu lagi sibuk yah?" Bu Engkar menyebut namanya.

  Semua orang menoleh kearah Vio, yang masih saja komat-kamit menghitung dengan jarinya.

  "Tanggung bu! Satu soal lagi. Soalnya gak selesai di rumah. Otak saya baru Cair pas di sekolah, apalagi pas liat ibu! Langsung meledak" Vio tersenyum lepas.

  Sontak satu kelas di buat tertawa oleh Kekonyolan Vio pagi ini.

  "Ada-ada aja kamu Vio. Oh iya ibu punya kejutan" Ucap bu Engkar tersenyum bahagia sekali.

  "Yes UJIAN NASIONAL gak ada! Uhuuuuuuuu" Gilang berjoget Ria di mejanya.

  "Kalau gak ada UN caranya kamu lulus gimana? Dasar dodol" Celetuk bu Engkar gondok dengan Gilang.

  "Kita ke datangan teman baru" Ucap Bu Engkar bangkit berdiri. "Ayo masuk, sayang" ucap bu Engkar tersenyum kearah ambang pintu.

  Sayang? What The Hell! Jangan bilang yang masuk Siswa berotak Profesor?! Oh matilah gua...

  Lalu masuklah seorang Pria yang tubuhnya Bisa di bilang Perfect, ganteng Luar Binasa, bibirnya Sexy aduhai, putih mulus...

  Oke, whait?! Ini mah Dio kedua!

  "Kenalin ini wajah-wajah temen kamu nantinya. Sekarang, kamu kenalin aja diri kamu sama mereka. Siapa tau ada yang nyangkol" Bu Engkar tertawa.

  Vio memperhatikan senyum Pria di depan itu, cukup menawan. Hal itu yang tidak di miliki Dio, karena Dio, jarang tersenyum.

"Nama gua Arvian Maharga Santanu, panggil aja Vian,ada yang mau di tanya lagi?" Tanya Vian menaikan alis tebalnya.

"Pin BB?" Tanya Veli tersenyum manis.

"Uuuuuuuu" satu kelas menyoraki Veli.

"Terimakasih Vian. Kalau gitu kamu duduk sama Vio yah" ucap Bu Engkar menunjuk kearah Vio.

  "Hah?! Kok aku bu? Kenapa gak sama Gilang? Gilang juga kan sendirian-"

  "Kayaknya bosen kalau sama cowo" Vian berjalan menuju meja Vio, diikuti tatapan satu kelas yang iri dengan Vio.

  Mampuslah gua...

  "Hei! Biasanya cowo tuh sukanya duduk sama cowo" Omel Vio saat Vian sudah duduk di kursi sampingnya.

  "Lo kira gua HOMO?" Vian menaikan alisnya sebelah menatap Vio.

  "Bukan gitu! Tapi kan-"

  "Kenapa? Lo takut suka sama gua?" Tanya Vian tertawa meremehkan.

  "PD banget hidup lo!" Vio memutar matanya kesal. "Lo orang yang ngeselin!" Cetus Vio meledek Vian.

  "Lo juga" Vian menatap papan tulis.

  "Hari ini rangkum buku Paket dari halaman 103 sampai 113 kumpulkan hari ini di meja Ibu Oke?" Bu Engkar tersenyum sementara Semua Siswa menyumpah serapahi bu Engkar.

  "Pinjem pulpen" Vian menoleh kearah Vio yang mulai membuka buku paketnya.

  "What?! Lo sekolah gak bawa pulpen?" Vio menatap Vian dengan tatapan tak percaya.

Perfect & BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang