Menghilang...

218 27 1
                                    

   3 Minggu, 21 Hari, 504 Jam dan 30.240 detik...

  Vian tetap berada di samping Vio sampai saat ini. Menghabiskan waktunya untuk perempuan ini.

  Melupakan penyakitnya,dirinya dan segalanya untuk Vio yang masih belum sadarkan dirinya.

  Selama itu juga, Vian dan pihak rumah sakit tidak memberitahukan keluarga Vio tentang keadaan Vio yang masih Koma.

  "Gua berangkat dulu yah, Putri Tidur"

  Vian mencium kening Vio, dan mengelus rambutnya sebelum dia meninggalkanya.

  Dia harus tetap bersekolah, dan meyakinkan kepada semua teman-temanya kalau Vio tengah menghadiri acara keluarga di Cannbera, Australia.

  "Jangan lama-lama tidurnya  Lavionda" Vian tersenyum sendu meninggalkan ruangan Vio.

  Semua Perawat dan Dokter di rumah sakit ini, sangat memahami Vian yang berusaha menjaga keinginan Vio.

  Dan mereka salut pada Vio, yang memiliki seorang sahabat yang setia menemaninya setiap saat.

  Tidak pernah jenuh berbicara dengan Vio walaupun Vio tak menunjukan tanda-tanda akan sadar.

  Menangis di samping Vio, saat Vio masih saja tak merespon perkataanya sama sekali. Tapi Vian tidak pernah lelah, dan percaya kalau Vio akan terus hidup.

➕ ➖ ➕

    Dio duduk di depan kelasnya, sambil menatap lapangan utama sekolah dengan tatapan datarnya.

  Sejak pertemuanya dengan Vio di Caffe waktu itu, Dio tidak pernah melihat sosok Vio muncul lagi di sekolah ini.

  Vio seakan-akan menghilang, Bak Lenyap di telan bumi ini.

  Bahkan bu Engkar menanyakan keberadaan Vio padanya, tapi dia tidak tahu keberadaan perempuan itu sama sekali.

  Lalu tatapanya berubah saat dia melihat Vian berjalan dengan wajah sendu miliknya yang terakhir-akhir ini di tunjukanya.

  Hampir 3 minggu, Dio tidak melihat Vio dan  Vian bersama lagi.

  Rasa penasaranya memuncak pada pagi ini.

  Tanpa pikir panjang lagi, Dio mengambil ponselnya, dan menelpon Nomor milik Vio.

  Nomor tidak Aktif...

  Dio mematikan ponselnya langsung.

  "Yang ada dia kegeeran lagi kalau gua telponin" Dio tertawa sumbang.

➕ ➖ ➕

    Vian berjalan menuju parkiran sekolahnya, padahal bel satu menit lagi akan di bunyikan.

  Lalu tatapanya beradu sengit dengan mata tajam perpaduan dingin milik Dio yang ada tak jauh di depanya.

  "Apa?" Vian menaikan alisnya menatap Dio.

  "Gua liat, kalian jarang bareng-bareng lagi? Udah putus yah?" Dio tersenyum miring.

  "Maksud lo?" Vian menatap Dio jengah.

  "Lo kan pacarnya Vio, pasti lo tau dia dimana kan? Gua capek kena marah bu Engkar karena harus ngajarin cewe nyusahin itu!" Tukas Dio kesal.

  "Ohhh! Apa jangan-jangan dia ninggalin lo karena ada cowo yang lain? Kasian banget" Dio tertawa meremehkan.

  "Emang manusia gak ada yang bisa nepatin janji nya yah? Munafik-"

  Bugh...

  Vian melontarkan pukulan yang sangat keras di wajah Dio, sampai Dio terjatuh ke aspal Parkiran.

  Kenapa Lo jatuh cinta sama orang kayak Dia, Vio!

  "Sekali lagi gua denger lo ngehina dia... lo gak akan bisa merasakan Jogging Pagi"

  Vian berjalan meninggalkan Dio yang masih terkapar lemah di aspal parkiran.

  Rasanya sungguh sakit, Dio merasakan sudut bibirnya berdarah dan memar. Pukulan Vian barusan seperti meluapkan kemarahanya yang teramat mendalam.

  Apa yang sedang terjadi...

➕ ➖ ➕

 

Perfect & BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang