[3]

237 21 3
                                    

"Kayanya aku cabut duluan yah. Harus ke koprasi"

"Ok hati hati. Kalo mau gabung ga usah sungkan, ok" Isal mendapat satu tebukan di bahunya dari Petra.

Isal tersenyum pada teman teman barunya itu. Ternyata pemikirannya bahwa ia akan di bully salah. Nyatanya Nia, Ega, Gemani, Biba, Elektra, dam Petra sangat baik padanya.

Awalnya Isal juga mengira bahwa dia tidak akan mendapat teman bila penampilannya seperti ini.

"Dahhh" Gemani melambaikan tangan yang tentu saja juga di balas oleh Isal.

Isal berjalan di koridor lantai 1 menuju ruang koprasi yang untungnya juga ada di lantai 1. Sepanjang koridor banyak yang memperhatikan Isal. Ada yang terang terangan menunjukkan ketidak sukaannya, ada yang sama sekali tidak berekspresi hanya melirik saja, namun ada juga yang memberikan senyum ramah.

"Permisi" Isal membuka pintu ruang Koprasi setelah ia ketuk 3 kali berturut turut.

Ada seorang guru perempuan berbadan cukup gemuk dengan rambut di gelung dengan rapi. Isal tau nama guru itu adalah Bu Ratna, guru yang mengajar mata pelajaran PKN dan penjaga koprasi.  Isal tau nama guru tersebut karna namanya tertera pada pin yang dia pakai di depan kantung bajunya di sebelah kanan.

"Kamu anak baru itu yah?" Bu Ratna tersenyum "ada perlu apa?"

"Saya mau ambil baju bu"

Guru itu mengangguk lalu berjalan ke arah lemari tempat persedian seragam khas SMA Samudra, atau sering di sebut Smasa.
"Belum dapet semua kan?" Tanyanya.

Isal mengantuk, bu Ratna pun menyerahkan seragam seragam yang Isal butuhkan.

"Terimakasih bu" setelah mengucapkan terimakasih Isla cepat cepat berpamitan untuk kembali ke kelas.

》•《

Isal berjalan dengan beberapa baju yang baru saja dia ambil di koprasi. Sebenarnya Isal sedikit canggung saat berjalan di koridor, mungkin karna efek dia anak baru di sekolah ini, otomatis semuanya terasa sangat asing. Tidak ada yang menyapanya seperti dulu. Ok, ini wajar. Toh statusnya sebagai murid baru, dan siapa juga yang mau menemaninya dengan penampilan seperti ini.

Setiap manusia pasti di hadapkan dengan sebuah pilihan, dan setiap pilihin pasti ada konsekuensinya. Inilah pilihan Isal, memilih meninggalkan dunia tak karuan penuh dengan aturan dari orang lain,  dan konsekuensinya Isal harus merasa sendirian dengan perasaan asing dan canggung.

Tapi Isal yakin, hidup tidak akan stuk di satu keadaan. Seiring berjalannya waktu, rasa asing dan canggung itu pasti hilang, tentu saja akan ada tawa dan tangis yang nantinya akan mewarnai si murid pindahan yang cupu ini. Begitulah hidup.

Memikirkan sesuatu yang tidak perlu membuat Isal tidak fokus dengan langkahnya, sampai sampai dia tidak sadar dahwa di hadapannya ada orang lain.

Yahhh, Isal tidak sengaja menabrak orang. Atau orang itu yang menabrak Isal. Catat! Ini bukan acara sinetron atau apalah itu yang setiap orang bertabrakan akan ada sesi di mana sang pria dengan sigap memegang pinggang sang gadis agar gadis itu tidak terjatuh dan di akhiri dengan saling berpandangan satu sama lain untuk beberapa saat yang menurut Isal itu sangat menggelikan.

Tidak, di sini tidak seperti itu.

Isal mundur dua langkah dengan sedikit terhuyung karna badan pria yang ia tabrak cukup keras. Tapi yang ada di penglihatan Isal, pria itu pun memundurkan langkahnya lalu menggaruk tengkuknya.

"Sorry ga sengaja"

Suara itu. Pendengaran Isal masih normal, Isal juga sangat mudah mengenali seseorang dari suaranya. Suara ini pernah Isal denger, namun Isal tidak mau melihat orang itu. Isal malu, tetapi bukan pada pria yang dia tabrak. Melainkan pada murid lain yang terdenger sedang membicarakannya, meskipun terdenger samar tapi tetap saja, pendengeran Isal sangat tajam. Bisik bisik murid itu berasal dari pada siswi yang mungkin mengagumi pria ini. Kalian tau kan siapa pria yang di maksud?

weer ontmoeten  (HIATUS)Where stories live. Discover now