[8]

57 7 1
                                    

"Isal, ternyata mata cokelat kamu itu softlens yahh?"

Seketika itu, pertanyaan sederhana dari Revan mempu menjungkir balikan pikiran Isal, Isal harus membuat otaknya bekerja agar bisa membuat alasan yang pas.

Isal memejamkan matanya, ashhhh pantas saja tidak terasa ada yang mengganjal di mata Isal. Isal merutuki dirinya sendiri, mengapa sedari tadi dirinya tidak sadar.

"Ahahaha, itu biar Isal terlihat seperti warga asli Indonesia" jelasnya dengan tawa canggung. Ya kalo gini kepalang ketahuan kan, Batin Isal.

"Ohhh jadi Isal Blaster-an? Pasti korea"
Kata Revan sabil memegang dagunya seperti asal menebak.

Isal bingung akan merespon apa lagi, Revon yang malah kembali memejamkan matanya seperti semakin nyaman dengan posisinya sedangkan  Revan yang terus menatapanya seraya tersenyum tidak jelas.

Tiba tiba pintu terbuka dan menampilkan perempuan paruh baya namun masih terlihat cantik sambil membawa nampan dengan tiga gelas susu.

Perembuan yang Isal pikir mamanya Si kembar itu membulatkan matanya lalu dengan cepat melangkah menuju meja belajar untuk meletakan nampan tersebut.

Perempuan itu mencubit kaki Revan yang kebetulan lebih dekat dengannya.
"Dasar anak kurang ajar, siapa yang sakit siapa yang di manja"

Revan meringis kesakitan lalu segara berdiri dan cubitan perempuan itu secara otomatis terlepas.

Revon angkat bicara karna mendengar Revan yang tidak berhenti meringis sambil menggerutu sebal.
"Isal ga mau Revon manja mah, yaudah Isal aja yang manjain Revon"

Perempuan itu kembali membulatkan matanya. Baru saja perempuan itu akan mendatangi Revon tapi Revan malah ikut berbicara.
"Revan ikut abang"
Sehingga niatnya menghampiri Revon malah kembali mencubit pinggang Revan.

Revan kembali meringis dan lebih kencang dari sebelumnya, sambil mengucapkan kata maaf Revan berusaha melepas cubitan mamanya.

"Ihhh, siapa yang nyuruh lu ngikut dasar anak itik" serang Revon yang tidak terima seakan akan hanya dirinya yang bersalah.

"Gue kan juga mau di manja " Serang Revan.

"Mama peluk tiap malem sebelum tidur emang ga cukup dek?" Mama nya berbicara sangat halus, tangannya masih setia berada di pinggang Revan walau sudah tidak mencubitnya, tetapi mencengkram baju Revan.

"Ihhh mama malu maluin ade" rengek Revan lalu cemberut.

Isal tertawa mendengar ucapan mamanya Revan. Peluk tiap malem? Bwaahahah gila, yakin ni cowo tulen? Tanya isal dalam hati karna bila bertanya langsung tidak enak pada mamanya Revan dan Revon.

Mendengar tawa Isal, mama si kembar langsung sadar bahwa anak sulung nya masih setia tidur di paha Isal.
"Abang bangun " katanya tegas

"*mager mahh" (*males gerak) suara Revon sedikit serak, pertanda bahwa Revon benar benar sudah dalam posisi nyaman.

Mama Revon yang melihat Revon masih setia menutup matanya dan malah membantah ucapannya itu langsung menghampiri Revon.

"AAAA MAMA SAKIT MA SAKITTTT... TELINGA ABANG NTAR COPOT" teriak Revon saat telinganya di jewer mama nya. Revon langsung berguling ke sisi kasur yang berlawanan dengan mamanya.

"Biar tau rasa" hardik mama Revon.

"Mama iiii, abang malu" saat ini wajah Revon sudah memerah bahkan hingga ke telinga.

"Maaf yahhh nak, anak anak tante keterlaluan" ucap mama di kembar sambil mengelus rambut hitam Isal.

Isal tersenyum menanggapi ucapan Mama si kembar, jujur saja Isal merindukan usapan di kepalanya, dan Isal rindu mama.
"Tak apa apa tante, saya Isal" Isal mengambil tangan mama si kembar lalu mencium punggung tangannya.

Perempuan paruh baya itu tersentuh ketika mendapat perlakuan seperti itu.
"Nama tante, Fia"

Revan dan Revon pun saling pandang lalu tersenyum melihat keakraban kedua perempuan di hadapan mereka.

"Kamu tidur lagi aja yahh, udah malem" ucap mama Fia.

Isal menurut, ia langsung membaringkan tubuhnya dan mama Fia pun menyelimutinya dengan selimut yang tadi Revon pakai.

"Kalian keluar" tiba tiba nada bicara tante Fia kembali tegas matanya menatap anak kembarnya lalu tangannya menunjuk ke arah pintu.

"Lahhh mahh kan ini kamar abang, nanti abang tidur di mana?" Revon berbicara dengan nada kesal.

"Sofa ruang tamu" jawab tente Fia sinis

"MAMAAAAA" rengek Revon masih dengan kekesalan yang terlihat di wajahnya.

"kamar ade kan ada"

Revan yang mendenger ucapan mamanya dengan tanpa rasa kasihan itu langsung menyambar.
"Idiiih ade ga mau"

"Ade juga mau tidur di ruang tamu?" Tanya tante Fia dengan senyum yang sangat menyebalkan menurut Revan dan Revon.

"Eeehhh, iya iya abang tidur di kamar ade."

Si kembar pun langsung keluar dari kamar setelah meminum susu yang telah tante Fia bawakan tadi.

"Tidur nyenyak yang" kata Revan sambil memberikan ciuman jarak jauh.

"Mimpi keren Isal" sedangkan Revon hanya mengedipkan matanya.

Setelah itu tante Fie mengambil segelas susu yang masih utuh untuk Isal. Isal pun meminumnya dengan di bantu tante Fia. Dalam keadaaan ini Isal merasa seperti dirinya benar benar sedang sakit.

Setelah Isal selesai minum, tiba tiba tante Fia berbicara sesuatu yang membuat Isal salah tingkah.

"Jadi, Revan atau Revon?"

Isal tertegun mendenger pertanyaan tante Fia.
"Ehhh, tante. Isal tudur duluan yahhh"

Tante Fia tertawa melihat gerak gerik Isal yang lucu, tante Fia pun mengambil nampan dan tiga gelas yang sudah kosong.

"Tante matiin lampunya yahh" tanya tante Fia sebelum dirinya menutup pintu

Isal meng-iyakan ucapan tante Fia, setelah lampu padan dan pintu tertutup seketika langit langit kamar memancarkan sinar dari lampu lampu kecil yang otomatis menyala saat lampu utama padam.

Indah...

Pikir Isal. Cahaya cahaya itu membentuk beberapa planet, astronot dan juga roket, dan bila di lihat lebih teliti astronot astronot itu membentuk karakter kartun Doraemon, nobita dan teman temannya.

Isal jadi bingung, yakin nihhh kamar Revon, lucu banget.

Isal beranjak dari tidurnya untuk mengambil smartphone di dalam tasnya yang ada di samping meja belajar, tepat berada di samping tas Revon.

Sesekali iya mengambil fotonya dan juga pemandangan setiap sudut kamar Revon, dan lebih banyak mengambil foto langit langit kamar Revon. Setelah itu iya tertidur sambil mendengarkan lagu 'How Far I'll go-Alesaia Cara namun yang sudah Isal Cover sendiri dengan aransemen yang berbeda tentunya.

[*~*]

Isal come back😊

Iya iya tau lama banget nunggu yahhh😊emang ada yang nunggu?😊

Maaf yaa maaf😊😊

Kalo ada typo kasih tau yahh😊

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

weer ontmoeten  (HIATUS)Where stories live. Discover now