[7]

72 12 0
                                    

Isal duduk di tepi lapangan, saat ini sedang berlangsung pelajaran olah raga. Materi yang di ajarkan minggu ini adalah basket. Permainan yang Isal sudah bisa meski ga jago jago amat.

Isal belajar bermain basket pertama kali bersama kakanya ketika mereka di pontianak. Kakanya yang sangat senang berolah raga selalu memaksa Isal ikut berolah raga dengannya. Marcello Joanna Lovata Isaldino, biasa di panggil Joan, Jo atau J. Nama Isal dan kakanya hampir sama. Marcella Jovanka Lovata Isaldina, itu nama lengkap Isal. Mereka tidak kembar, umurpun berbeda 3 tahun. Sekarang kakanya tidak melanjutkan pendidikan karna sibuk membangun karirnya.

Kembali ke lapangan yang sibuk oleh teriakan para siswi saat siswa terganteng di kelas mencetak tree points. Terganteng di kelas bukan berarti terganteng di sekolah, karna kegantengannya masih kalah bila di bandingkan dengan si kembar non identik.

"Isal, ada apa? Kamu berkeringat, bibir mu juga kering, tidak seperti tadi?" Isal tersentak ketika Biba tiba tiba. Menepuk bahunya.

Dahi Biba sedikit mengerut, tatapannya pun sedikit khawatir. Isal tersenyum, di balik sikap cuek-nya sebenernya Labiba itu teman yang perhatian, padahal baru sebulan lebih mereka berteman.

"Aku baik baik aja ko" Isal menurunkan tangan Biba yang masih ada di bahunya, Isal mengusap lembut tangan Biba berusaha meyakinkan bahwa dirinya benar benar dalam keadaan baik.

"Apa kamu yakin?"

Isal mengangguk anggukkan kepalanya masih dengan senyuman.
"Hanya kepanasan" ucap Isal sambil membenarkan kacamatanya yang sedikit turun karna terus tersenyum.

Biba menganggukan kepalanya mengerti.
"Kalo kamu butuh sesuatu, jangan sungkan untuk meminta"

"Terima kasih"

Mereka kembali menyaksikan permainan basket yang sedang berlangsung di depan mata mereka.

Mata Isal sudah terasa berat, cahaya matahari yang tepat ada di atas kepalanya membuat matanya jadi semakin memaksa untuk tertutup.
"Nanti kalo udah giliran kita, tolong bangunkan aku yah"

"Kamu mau tidur? Kenapa ga di UKS aja?"

"Ga dehh, aku masih pengen ikut olahraga"

Biba menganggukan kepalanya lalu menepuk nepuk bahunya, mengisyaratkan untuk Isal bersandar kepadanya. Dengan senang hati Isal langsung bersandar di bahu Biba lalu memejamkan matanya. Sudah Author bilang kan, Biba itu teman yang cuek cuek perhatian, gemesin.

~♡~

Hangat.

Itu yang Isal pikirkan saat pertama kali kesadarannya sudah mulai terasa.

Mungkin karna sinar matahari.  Pikirnya lagi sambil menikmati kehangatan yang terasa.

Anginnya juga sejuk, dan lembuat...HAHHH LEMBUT!!

Isal langsung terbangun dari posisi tidurnya. Yang pertama kali ia lihat adalah kamar yang berdominan berwarna biru langit dan karpet Doraemon. Isal tersentak ketika tak sengaja menyentuh sesuatu seperti kepala. Dan benar saja Revon tertidur di samping tempat tidur.

Posisi Revon saat ini duduk di lantai dan kepala yang tertidur di lipatan tangannya. Pasti pegel, pikir Isal. Isal meneliti setiap sudut kamar yang entah milik siapa. Mata Isal pun kembali melihat seseorang yang tertidur di meja belajar, itu Revan tentu saja.

Isal kembali melihat ke arah Revon, lalu kembali menyentuh kepala Revon namun kali ini sedikit membelainya, miss.. ucap isal dalam hati. Baru saja Isal akan melepaskan tangannya dari kepala Revon karna tidak sengaja melihat baju yang sekarang Isal pake bukan baju olah raga miliknya lagi, tapi Revon tiba tiba berucap.

weer ontmoeten  (HIATUS)Where stories live. Discover now