35. MARISA SICK?

100K 5.6K 117
                                    

Gio👆👆

Selamat membaca...tinggalkan vote berupa jejak anda...

"Ayah!! Mama!!" teriak Gio yang tadinya sedang bermain kini berlari ke arah Refan dan Ayu. Mereka bertiga saling berpelukan.
"Kangen" rengek manja bocah itu.

"Ayah sama mama juga kangen Gio" sahut Refan dan mencium wajah Gio, begitu juga dengan Ayu.

"Gio tidak sedihkan selama mama dan ayah tidak di sini?" tanya Ayu pada Gio.

Dengan pintarnya Gio menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Karena kakek sama nenek bilang kalau mama dan ayah nanti pulang akan bawa hadiah" kata Gio girang.

Refan melirik ke arah ayah dan mamanya. Begitu di lirik kedua paruh baya itu langsung pura-pura tidak lihat dan memalingkan wajah. Sepertinya otak Gio habis di cuci lagi.

"Iya dong. Ini dia!" Ayu memberikan sebuah pesawat dengan remote control dalam kemasannya.

Di luar dugaan. Bukan senang tapi Gio malah kelihatan sedih dan murung. Tidak biasanya anak ini kalau di belikan mainan sedih begitu, biasanya Gio akan senang dan loncat-loncat dengan lincah di atas sofa.
"Gio tidak suka ya?" tanya Ayu sedih sambil menatap ke arah kotak pesawat terbang itu.

"Kakek dan nenek bilang bukan itu hadiahnya" mata Gio mulai berkaca-kaca sedih dan sesekali melirik nenek dan juga kakeknya.

"Lalu apa? Gio maunya apa?" tanya Ayu sambil mengahapus air mata Gio yang baru menetes.

"Nenek dan kakek bilang mama dan ayah pulangnya membawa adik bayi yang lucu seperti adiknya Shava, Justine"

Ayu dan Refan saling pandang. Langsung Refan melihat ke arah ayah dan mamanya. Kan benar apa kata hatinya, kalau ayah dan mamanya telah mencuci otak suci Putra kecilnya yang lugu ini lagi dengan mengatakan tentang adik bayi-adik bayi lagi.

Refan berjongkok di hadapan Gio dan memeluk hangat Putra kecilnya yang sedang menangis.
"Nanti ya sayang. Tidak semua keinginan Gio terpenuhi sekarang" Refan mengelus lembut kepala Gio dan menciumnya berkali-kali.

"Iya sayang itu benar" Ayu mengelus rambut Gio juga.

"Lalu kapan?" Gio menatap wajah Refan.

"Ya nanti. Mungkin tidak sekarang ini" sahut Ayu dengan pipi merah.

Gio menganggukkan kepalanya mengerti lalu kembali memeluk Refan. Dia percaya kalau ayah dan ibunya tidak akan pernah membohonginya lagi. Dia percaya kalau semua orang menyayanginya dan akan memberikan apapun yang dia mau. Mungkin benar apa kata ayahnya, tidak sekarang.

Malamnya mereka pulang ke rumah mereka sendiri. Gio yang dari perjalanan sudah kelihatan mengantukpun kini sudah Ayu tidurkan di dalam kamar. Gio tidak punya kamar sendiri, Gio memang tidur dengan Refan dan juga Ayu. Dan Gio sempat bilang ingin tidur sendiri juga seperti Shava. Refan menyetujuinya, dan mengatakan kalau kamar Gio akan segera di buat berdempetan dengan kamar mereka.

Setelah menidurkan Gio. Ayu langsung turun ke bawah dan melihat Refan sedang bertelepon dengan seseorang.

Setelah selesai bertelpon Ayu bertanya.

"Siapa?"

"Marisa masuk rumah sakit"

Mendengar kata itu Ayu kaget. Dia langsung bergegas ke kamar untuk ganti baju dan pergi ke rumah sakit. Begitu juga dengan Refan.

"Asna, Mika tolong jaga Gio ya dia sedang tidur di kamar" kata Refan tergesa-gesa.

"Tuan dan nyonya mau kemana?" tanya Asna.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang