6. MEMILIH YANG TERBAIK

180K 10K 162
                                    


Happy reading...

Sudah pukul 12 malam Refan juga belum bisa memejamkan matanya. Ia terus melihat langit-langit kamar dengan pikiran campur aduk.
Tak di sangkanya. Wanita yang dulunya lugu, polos, tidak pintar dandan, kini sudah menjadi Dewi yang sangat cantik yang baru Refan temui. Ayu benar-benar meluluhkan hati bekunya, dengan paras yang semakin cantik membuat Refan tidak fokus melakukan apapun. Rugi ia mengakhiri hubungan mereka 2 tahun lalu. Harusnya sekarang mereka sedang bahagia dengan status suami istri dan anak mereka. Astaga keluarga kecil yang bahagia!

"Kira-kira Ayu mau tidak ya menerima lamaranku?" gumam Rafan tak sadar.

"Astaga Refan sialan! Mana dia mau, dia kan sudah punya anak dan sudah mempunyai suami. Astaga memikirkan istri orang pulak aku ini" Refan langsung mengacak rambutnya asal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ada bagian yang sakit saat mengetahui Ayu sudah menikah dan menjadi milik orang lain.

Keasikan memikirkan Ayu akhirnya matanya memberat dan tertutup. Ia pun terbang ke alam mimpi.

Aku berdiri tanpa alas kaki di atas rerumputan Taman. Lagi-lagi suasana yang sama, Taman bermain yang sepi. Aku berputar-putar mencari orang tapi hanya ada aku di sini.

Ayah... Haha.... Ayah...

Astaga! Aku mendengarnya. Suara balita kecil yang memanggilku ayah. Anak itu tidak mungkin panggil orang lain karena hanya ada aku di sini. Aku mempertajam pendengaranku.

Ayah... Ayah... Ayah....

Suara itu adalah suara yang terus menghantui malamku. Apakah aku masih punya dosa? Bukankah aku sudah menemui Ayu dan bersujud maaf padanya. Kenapa anak itu masih menggangguku.

Haha... Ayah...

Aku mendengarnya lagi. Entah itu suara bocah lelaki atau perempuan itu aku tidak tahu, aku bingung. Tidak ada siapapun di sini.

Ayah angen, peluk... Heeuuu ayah... Ayah peluk

Ayah

Peluk

Luk

Luk...

AAAKKKHHHH

Refan tersentak di atas tempat tidurnya. Mimpi yang sama sudah membuat tidur malamnya terusik. Refan mencoba mengatur nafas menstabilkan dirinya lalu mengacak rambutnya kasar.

"Akhhh!! Kenapa suara bocah itu terus menghantuiku. Apa salahku?! Bukankah aku sudah meminta maaf pada ibunya" Refan berkata pada dirinya sendiri.

"Kali ini malah minta di peluk pula. Astaga aku bisa gila. Sepertinya aku harus berjumpa lagi dengan Ayu" kata Refan pada dirinya sendiri lalu menyambung tidurnya.

×××××

Di sisi lainnya Ayu sedang tidur berbantalkan tangan, menghadap kesamping dimana balita kecilnya sedang terlelap sambil menghisap kompeng. Gio terlihat menggemaskan.

Lihatlah anak kita Refan. Dia tampan seperti kamu.

Ayu menyentuh pipi Gio. Ternyata setelah pulang dari London dan 3 tahun tidak berjumpa, Refan malah makin tampan. Tubuhnya juga kelihatan semakin tinggi, dia gagah,berkarisma, hampir semua kesempurnaan melekat di tubuhnya. Pasti benar apa kata Marisa, palingan Refan sudah menikah. Dan minta maaf pada Ayu hanya sebagai rasa bersalah dan memperbaiki hubungan saja.

Iya. Pasti hanya itu saja. Pikir Ayu.

Saat baru saja ingin tidur. Gio terbangun dengan tangisnya yang kencang. Membuat Ayu kaget dan langsung memeluk buah hatinya.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang