27.PELUKAN AYAH MAMA

118K 5.7K 84
                                    

Happy reading...

Sore harinya...

Tok... Tok...

Refan sedang nonton TV dengan Gio. Sedangkan Ayu sibuk berkutat di dapur dengan panci-panci dan lain sebagainya. Ia sama sekali tak mendengar ada suara orang yang mengetuk pintu di depan sana.

Di ruang keluarga.
Gio duduk nyaman di pangkuan ayahnya. Mereka tampak menikmati acara di TV bersama. Sebenarnya bukan mereka, karena Refan tak suka nonton film Upin&Ipin, bukan seperti Gio. Dari tadi Refan terus memohon minta di ganti siaran lain tapi Gio juga tidak mau nonton berita seperti yang Refan inginkan. Jadi sebagai ayah yang baik, Refan mengalah. Yang menyebalkannya, Ketika Refan ingin ke kamar untuk nonton. Gio malah ingin terus nonton dengan posisi dia di pangku ayahnya. maka Refan tak bisa apa-apa selain ikut nonton juga.

Tok... Tok...

Refan mengambil remote TV dan mengecilkan volume TVnya. Wajah Gio langsung berumah kesal.

"Ck ayah jangan di kecilin yah" protes Gio menatap ayahnya tak suka.

"Eh Gi. Kamu dengar suara ketukan pintu tidak?"

Tok... Tok...
Kali ini suara terdengar sedikit keras.

"Iya yah" Gio mengangguk.

"Buka pintunya sana. Ayah tunggu di sini"

Tiba-tiba lewatlah Ayu yang tak sengaja mendengar ucapan Refan.
"Kenapa menyuruh pada anak kecil? Kau ini"

Lalu Ayu menatap Gio.
"Ayo sayang kita buka pintunya" ajak Ayu. Gio pun berjalan bersama Ayu sampai ke pintu depan.

Ketika pintu sudah di buka. Ternyata Shava datang dengan baby sitter nya. Si pengasuh itu tersenyum pada Ayu.
"Selamat sore mbak. Maaf mengganggu, tapi anak majikan saya yang ingin datang ke sini" ucap di pengasuh Shava merasa tak enak mungkin karena ia pikir mengganggu waktu keluarga.

"Argi, ayo kita main!" ajak Shava girang sambil menarik-narik tangan Gio.

Gio langsung mendongak menatap ibunya untuk di minta persetujuan.
Akhirnya Ayu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Boleh. Tapi jangan nakal ya"

"Asik!! Makasi mama. Daah Gio pergi main dulu"

"Dah aunty" Shava melambaikan tangannya sambil berjalan bersama Gio.

Ayu ikutan melambaikan tangannya sambil tersenyum. Ayu pun langsung menutup kembali pintu rumahnya saat Shava,Gio dan si pengasuh itu sudah pergi.

BRUKK

Kepala Ayu terasa sakit karena menabrak bahu lebar Refan. Pria itu kini malah menatapnya datar.

"Kenapa kau berdiri di situ?" kata Ayu marah-marah.

Refan malah menaikkan sebalah alisnya.
"Kenapa kau tidak lihat? Apa tubuhku kurang besar dan tinggi?"

Merasa tak ada gunanya berdebat dengan Refan. Ayu pun langsung berjalan pergi sambil memutar bola matanya jengah. Lebih baik menyambung lagi pekerjaannya tadi di dapur.

Sesampai di dapur. Ayu merasa Refan juga mengikutinya sampai dapur. Karna ia mendengar suara kursi menderit tergesek lantai. Ayu pun melihat ke belakang. Dan benar saja, Refan memang duduk di kursi meja makan. Ia malah menatap Ayu dengan datar.

"Mau aku buatkan sesuatu?" tawar Ayu saat melihat wajah Refan yang datar. Mungkin dia lelah atau bisa jadi lapar?

"Duduklah dulu. Kau dari tadi terlalu sibuk dengan panci-panci itu" kata Refan dengan intonasi datarnya.

HappinessOnde as histórias ganham vida. Descobre agora