34. KISS AND SAD

105K 5.4K 159
                                    

Selamat membaca. Maaf untuk keterlambatan update...

Refan dan Ayu sampai di pekarangan parkiran hotel mewah yang mereka temlati.

Refan menoleh ke samping. Ayu tertidur di sana. Pada yang sebenarnya, Ayu pura-pura tidur karena berpikir yang macam-macam tentang perkataan Refan tadi saat di dermaga.

"Jangan di sini Ay"
"Kita lanjutkan di hotel"

Ayu deg degan sendiri mengingat suara dan ekspresi Refan saat mengatakan itu. Pasti tidak mungkin Refan mau melakukan hal-hal mengarah ke "itu". Tidak, itu bukan Refan. Yang Ayu tahu Refan tidak mencintainya. Mungkin kehadiran Gio sudah cukup bagi pria itu dan pernikahan mereka.

Dan untuk menghilangkan pikiran kotor itu. Ayu berpura-pura tidur agar Refan tidak jadi melakukan apa-apa setiba di hotel. Refan tidak tega pastinya membangunkannya kan? Ayolah katakan tidak.

"Ay kita... Sampai"

Hening. Ayu masih keras kepala untuk tidak membuka matanya.

"Ay mau aku gendong ke kamar?"

Dan seketika Ayu terduduk sambil membuka matanya lebar-lebar.

Mereka menaiki lift ke lantai atas. Lift terbuka dan mereka langsung berjalan ke kamar. Setelah masuk ke dalam kamar, Ayu langsung duduk di kursi meja rias dan membuka tatanan rambutnya yang di sanggul asal. Sementara itu Ayu sadar kalau Refan terus memperhatikannya tanpa kedip. Jakunnya juga terlihat naik turun.

"Oh tidak jadi ya melanjutkan yang tadi?" kata Refan dengan santai sambil membuka perlahan dasinya. Matanya terus menatap Ayu dari pantulan kaca.

Ah tidak mungkin! Refan pasti tidak sudi melakukan itu denganku. Batin Ayu.

"Padahal aku sudah siap" Refan membuka jas lalu kemejanya.

Dia benar-benar tak punya malu memperlihatkan tubuh atasnya telanjang di hadapan mata Ayu yang polos. Tubuh pria itu di penuhi otot dan bahunya yang telanjang itu terlihat lebar.

"Mak... Maksudmu apa?" kata Ayu pura-pura tidak lihat dan menyibukkan dirinya sendiri.

Jantungnya semakin deg-degan lagi saat melihat dari pantulan kaca kalau perlahan Refan berjalan mendekat ke arahnya. Berdiri tepat di belakang Ayu dan membantu Ayu merapikan rambutnya yang baru selesai di sanggul tadi.

"Refan apa-"

"Kupikir Gio sudah saatnya untuk punya adik" kata Refan mengelus pelan rambut Ayu. Refan meletakkan tangannya di bahu Ayu dan mengatakan sesuatu lagi dengan lembut.
"Bukankah itu yang dia minta. Oh bahkan dia sudah merengek?"

Refan tersenyum melihat Ayu memejamkan matanya dengan pipi memerah seperti itu, benar-benar menggemaskan sekali.

"Tapi Refan aku-"

"Apa perlu aku bantu melepaskan ini?" perlahan tanpa meminta izin sang pemiliknya Refan menurunkan resleting baju Ayu.

Setelah itu Refan memutar tubuh Ayu sampai menghadap dirinya. Hingga benar-benar terlihat wajah Ayu yang merona.
"Katakan, apa lagi yang harus aku bantu lepaskan?" Refan tersenyum miring seperti om-om mesum dan Ayu gadis perawan nya.

"Refan jangan begini aku malu" Ayu menutup wajahnya dengan tangan.

"Aku kan suamimu Ay"

Refan menarik tangan Ayu dan meletakkannya di atas pahanya sendiri. Ayu hanya bisa memejamkan mata saat perlahan wajah Refan mendekati wajahnya, pria itu memiringkan wajahnya ke samping dan mulai mencium Ayu kembali.

Dengan pelan tanpa Ayu rasa-rasa kalau dirinya tengah di gendong Refan dan di bawanya berbaring ke ranjang. Perlahan tangan nakal pria itu menarik gaun hitam yang Ayu kenakan. Lumatan-lumatan yang tadinya lembut kini jadi semakin menuntut apalagi saat Ayu mulai terlena dan membalas ciuman Refan.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang