30. NEW PROBLEM

107K 5K 130
                                    

Meski aku lagi ada banyak masalah dan kalian tau itu. Aku sempet2in buat update dengan kepala pusing. Karena aku tau kalian menunggu cerita ini.

Selamat membaca...

Wangi harumnya masakan menuntun Refan bangkit dari tidurnya. Ia mencoba duduk mengumpulkan nyawanya agar sepenuhnya kembali dari alam mimpi. Di liriknya ke samping, si kecil sedang tidur di sana. Refan tersenyum, bahagia rasanya bisa tidur dengan anaknya yang begitu ia sayang. Dulu ia tidur sendirian dan sekarang, adan Gio dan juga Ayu.

CUP

Refan mendaratkan sebuah ciuman agak lama di pipi Gio.
"Good morning sweetheart" bisiknya di telinga Gio. Padahal ia tahu Gio belum bangun.

Refan langsung bangun dan melihat ada sebuah setelan kantor di sisi lemari. Refan tersenyum simpul. Ia merasa seperti benar-benar menjadi seorang suami. Bangun pagi, di siapkan sarapan dan di siapkan jas untuk ke kantor. Dulunya segala keperluannya selalu mama atau maid yang membantunya. Sekarang sudah ada wanita lain, istrinya.

Tanpa tunggu lama Refan langsung mandi. Begitu keluar dari kamar mandi, Refan melihat Gio sudah tidak ada di ranjang. Ternyata Gio sudah bangun. Refan pun segera mengenakan pakaian yang telah Ayu pilihkan. Setelah rapi, ia langsung ke dapur.

"Selamat pagi anak ayah" kata Refan mencium pipi Gio.

"Pagi ayah" sahutnya mencium kembali pipi ayahnya.

Setelah itu Refan duduk di sebelah Gio. Gio malah menatap aneh ayahnya. Merasa di tatap aneh oleh sang anak. Refan pun bertanya.
"Kenapa Gio melihat ayah seperti itu nak?"

"Kan di sini juga ada mama. Kenapa ayah tidak mengucapkan selamat pagi juga pada mama" tunjuk Gio ke arah Ayu yang sedang ingin berjalan ke meja makan untuk meletakkan makanan.

Dengan canggung Refan hanya bisa menatap Ayu lalu menghela nafas.
"Selamat pagi juga istriku"

Deg

Kata-kata Refan membuat Ayu kaku tapi sedetik kemudian dia langsung mencoba biasa saja. Ini semua adalah permintaan Gio, bukan dari keinginannya sendiri. Jadi Ayu tidak perlu baper atau apapun. Jangan terlalu banyak berharap. Itu akan menyakitkan.

Kali ini Gio malah menatap Refan lagi.
"Tadi ayah cium pipi Gio. Lalu kenapa tidak cium pipi mama juga yah?" tabya bocah kecil itu dengan polosnya.

Huhh jantung Ayu bergerak cepat gara-gara tingkah laku polos anaknya.

Ayu benar-benar merasa ini sudah keterlaluan. Refan tidak akan mau melakukannya. Gio harus di beri pengertian agar tidak mengulangi perkataannya ini.

"Gio kamu tidak bol-"

CUP

Ayu tak sanggup berkata-kata lagi saat kehangatan begitu terasa di pipinya. Astaga! Refan benar-benar menciumnya. Setelah mencium Ayu dan ia kembali duduk pada posisinya. Ayu menatap Refan tak percaya. Sedangkan Refan mencoba biasa saja.
"Sudah puas sayang?" ranya Refan pada Gio dengan sedikit memaksa senyumannya.

"Iya ayah. Gio tidak pernah lihat ayah dan mama seperti itu setiap pagi"

"Akan ayah lakukan setiap pagi" kata Refan yang sontak membuat Ayu menatapnya semakin tak percaya.
"Biar kamu senang dan yakin kalau ayah menyayangi mama dan juga Gio" kata Refan mengelus rambut anaknya.

Sakit! Ternyata ciuman setiap pagi nanti adalah sebagai memperlihatkan pada Gio kalau Refan menyayangi ibunya. Ternyata Refan benar-benar melakukannya demi kebahagiaan Gio. Dan tidak peduli pada perasaan Ayu padanya.

Baru saja selesai makan. Seorang pria dengan pakaian seperti satpam masuk bersama tiga orang wanita yang bajunya serba hijau muda. Ayu menatap Refan untuk meminta penjelasan.

HappinessDär berättelser lever. Upptäck nu