16

31 0 0
                                    

Suara bantingan pintu yang cukup keras membuat sarah berhenti melanjutkan aktivitasnya dengan jo "Jo pelan pelan dong pintunya nanti karin dengar"

"Dia tidur siang kok" dan jo pun kembali mencium sarah, jo tau karin tidur siang karena jojolah yang membacakan dongeng buat karin dan akhirnya karinpun tertidur di kamarnya, jo terus mencium sarah sambil sesekali tersenyum di sela ciumanya, jo masih merasa semua ini hanyalah mimpinya dan kalau benar ini mimpi dia mau tetap tertidur dan tidak mau bangun.
"Sarahh!!!" Jo dan sarahpun spontan berhenti dengan aktivitasnya "Sarah di mana sihh!!"

"Kamu sih!" Sarahpun langsung keluar meninggalkan jo yang terkikik geli melihat ekspresi panik sarah saat mendengar karin meneriaki namanya dan sekarang jo dan sarah sudah resmi walaupun tidak ada acara tembak tembakan karena menurut jo itu hanyalah untuk remaja labil, mengingat umurnya sekarang seharusnya sudah cocok untuk memiliki anak rasanya sangat aneh kalau dia harus memakai acara nembak nembak ala remaja.

***

"Sayang kamu udah siap belum??" Teriak sarah kepada karin dari bawah sambil masih fokus memasang dasi milik jo "Iya iya bentar, sarah bising banget sih" gerutu karin sambil menurunin tangga

"Udah bagus gak??" Tanya jo sambil menaik turunkan alisnya kearah sarah sambil menunjuk ke arah dasinya "Udah dong siapa dulu yang buat" jawab sarah sambil memasang senyum bangga sedangkan jo mala mencubit pipi sarah gemas yang dihadiahi si pemilik pipi dengan pelototan yang mala semakin membuat jo gemas

"Karin udah siapkan?" Tanya jo sambil mensejajarkan tingginya dengan karin "Udah, gimana karin cantikkan om?" Tanya karin sambil memutar badannya sehingga dress yang di pakai karin jadi kembang "Kamu selalu cantik kok" balas jo sambil mencubit pipi karin gemas

"Yaudah yuk berangkat, kasian tante rini sama om ridwan nungguin kita" kata sarah sambil melihat jam tangannya dan merekapun langsung menuju kerumah tante rini. Dan malam ini tante rini mengundang jo, sarah dan karin buat makan malam dirumahnya jadilah mereka berangkat bareng

***

"Jadi karin waktu itu nangis kencang banget gara gara badut itu datengin karin" kata karin sambil masih bersandar dengan tante rini yang masih fokus mendengar ceritanya karin begitupula dengan om ridwan yang sekali sekali mengelus rambut karin dengan lembut, inilah yang karin butuhkan, kasih sayang dari keluarga, semenjak karin dekat dengan tante rini dan om ridwan karin jadi semakin lebih aktif di sekolahnya mala sudah memiliki banyak teman dan karin yang dulunya selalu cuek dengan mimi mala sekarang mereka makin dekat dan jadi sering bercanda. Sarah sangat bersyukur akhirnya karin bisa menjadi karin yang dulu, yang selalu senang yang selalu tersenyum dan yang selalu ramah dengan semua orang

"Sar" panggilan jo membuyarkan lamunan sarah "Kenapa jo?" Tanya sarah sedangkan jo mala tersenyum dan mencium bahu sarah yang terbuka karena sarah menggunakan dress model sabrina "Gak papa, aku senang aja liat kamu senyum senyum ngeliatin karin yang lagi cerita, buat cantik kamu makin nambah nambah nambah terus" jawab jo akhirnya sambil mencium pipi kiri sarah berkali kali

"Apaan sih kamu" balas sarah dengan malu malu sambil mencubit lengan jo.
"I love you" bisik jo di telinga sarah yang membuat sarah memandangnya sambil tersenyum "I love you too"balas sarah dan jo langsung mengecup bibir sarah singkat, Jo tersenyum lebar dia merasa menjadi laki laki yang beruntung bisa memiliki Sarah dan yang membuatnya semakin senang Sarah mengungkapkan perasaannya yang selalu membuat Jo terkadang tidak tidur tenang karena memikirkan apakah Sarah merasakan apa yang dirasakannya juga dan mulai sekarang sampai seterusnya Jo pasti bisa tidur dengan tenang. "Aduh jadi ingat waktu kita pacaran ya" cerocos rini sambil tersenyum lebar ke arah ridwan sambil sesekali melihat ke arah jo dan sarah

"Apaan sih tan" Sarahpun hanya bisa tertunduk sedangkan jo tersenyum lebar mendengar tantenya

***

"Miko"

"Ya mi?" Mikopun melihat kearah maminya sambil tersenyum. "Kamu taukan kenapa mami kesini?" Danapun menghampiri anak semata wayangnya sambil mengelus pundak anaknya dengan sayang sedangkan miko yang tadinya tersenyum langsung menghela napasnya kasar

"Mi bisa kan kita gak usah bahas itu lagi?" Miko memijit pelipisnya, kenapa dana harus datang disaat kerjaan miko sedang menumpuk, dan yang paling buat miko kesal adalah dana datang hanya untuk menanyakan calon menantunya "Umur mami udah gak lama lagi sayang kamu tau itu, dan mami mau melihat kamu menikah sebelum mami meninggal"

"Mami udah minum obat?" Miko mencoba mengalihkan pembicaraan dana "Kamu gak usah khawatir sama mami, mami tau kapan minum obat"

"Permisi" Miko dan Dana langsung menoleh kearah seseorang yang membuka pintu ruangannya Miko langsung bangkit dan menghampirinya, Danapun memperhatikan gerak gerik putranya itu "Kenalin mi, namanya Sarah dia yang akan menjadi menantu mami" Sarah yang mendengarnya langsung diam mematung bibirnya entah kenapa tidak bisa menolak apa yang dibilang atasannya ini dia hanya bisa berdiri dan menatap kearah Miko sedangkan Miko dengan santainya tersenyum kearahnya dan menarik Sarah, menuntunnya kearah Dana yang sekarang sedang tersenyum kearah Sarah

"Beneran ini mik? Kamu gak bohong kan??" Yang di balas Miko dengan anggukan

"Sarah ya ampun kamu cantik banget sayang, mami gak nyangka Miko bisa dapetin kamu, kenalin tante Dana maminya Miko" Sarahpun bersalaman dengan Dana dan setelah itu Dana langsung memeluk Sarah dengan erat, Sarah hanya bisa terdiam tidak tau harus berbuat apa

"Miko, mami senang banget tau gak, kalau gini mami bisa tenang, kapan ni kalian nikah?" Sarah langsung melihat kearah miko sedangkan miko seakan tidak perduli dengan tatapan sarah "Mami tenang aja, nanti kalau aku dan sarah udah siap kami bakalan bilang ke mami" kata miko sambil merangkul pinggang sarah dengan erat dan Sarah gak tau harus gimana, apa apaan ini dia tadi hanya masuk untuk menyerahkan berkas penting buat miko dan sekarang dia mala dibilang sebagai calon menantu "Yaudah kalau gitu mami pulang dulu ya, jagain sarah ya mik awas kamu macem macem sama menantu mami" setelah dana berpamitan dengan miko dan sarah, sarah langsung memandang tajam kearah miko

"Maksudnya apa ini mik??!!"

"Sar aku mohon sama kamu sar, please bantuin aku ya?" Miko memegang tangan sarah dengan lembut "Aku gak bisa bantuin kamu mik, aku gak mau, apa maksud kamu tadi bilang aku calon menantu ha?!" Dada sarah naik turun karena emosinya saat ini, mana mungkin dia bantuin miko dengan cara menikah dengan miko sedangkan sarah tidak punya perasaan dengan miko sama sekali "Please sar aku mohon sama kamu"

"Tapi aku gak bisa mik! Aku gak mau nikah dengan orang yang aku sendiri gak punya perasaan sama dia" ucapan sarah membuat miko terdiam sambil menatap sarah dengan sendu

"Tapi aku cinta sama kamu sar dan aku dari dulu udah mendam ini Sar, aku udah lama suka sama kamu dari dulu juga aku udah mau ungkapin semua ini ke kamu soal perasaanku ke kamu" mikopun mendekatkan dirinya kearah sarah "maaf mik aku gak bisa" sarahpun hendak pergi meninggalkan miko namun tangannya di tahan oleh miko

"Tapi please sar, setidaknya kita pura pura aja di depan mami aku"

"Aku gak bisa mik, aku gak mungkin bohongin mami kamu" tolak sarah lembut

"Aku mohon sar" Sarah benar benar gak tau harus gimana

"Mik aku mau keruangan aku dulu" Miko melepas pegangan tangannya dari tangan sarah membiarkannya pergi

"Sar umur mami aku udah gak lama lagi sar" Sarah yang mendengarnya langsung menghentikan langkah kakinya diapun membalikkan badannya melihat ke arah Miko, sarah gak tau harus berbuat apa
"Maafin aku mik aku gak bisa" setelah itu sarahpun keluar dari ruangan miko sambil menahan tangisnya sedangkan miko hanya diam mematung

***

SARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang