1

164 5 7
                                    

"Sarahhh!!!!" Suara teriakan yang sangat mungil itu membangunkanku

Akupun langsung bangkit dari kasurku dan langsung lari ke kamar karin

Aku masi bisa mendengar karin menangis dengan kencang, tanpa perlu mengetuk pintu aku langsung masuk ke kamarnya dan aku langsung memeluk karin dengan erat

"Karin aku disini sayang aku disini" ucapku sambil memeluknya dengan erat

"Karin takut"

"Enggak ada yang perlu di takutkan karin, aku disini sekarang" ucapku sambil merenggangkan pelukan ku

Akupun menghapus air mata yang ada di pipinya setelah itu kurapikan rambut coklatnya yang panjang, aku bisa merasakan badannya yang keringat dingin karena mimpi buruknya

"Sarah, karin mimpi kejadian itu lagi,karin enggak bisa ngelupainnya karin takut" ucapnya dengan nada gemetar

Karin masih ingat kejadian itu, kejadian di mana kak dina dan suaminya mike yang merupakan orangtuanya karin meninggal di tempat karna kecelakaan mobil, sedangkan karin yang duduk di kursi penumpang belakang hanya cedera ringan

Aku sangat sedih mendengarnya, karna cuman kak dina satu satunya keluarga yang aku punya, karna mama dan papaku sudah lama meninggal saat aku masih duduk di kelas 1 SMA, ada sih satu tanteku, cuman dia emang gak mau peduli sama aku dan kak dina semenjak papa meninggal, saat papa masih hidup dia sangat baik sama kami, ya karna ada maunya yaitu minta uang sama papa karna dia sudah janda dan waktu dia masih muda suaminya ninggalin dia, ya makanya itu dia baik, dan kalau sekarang jumpa aja gak pernah apa lagi berhubungan lewat telfon

Semenjak kejadian itu, karin menjadi lebih sering mengalami mimpi buruk, mimpi di mana kak dina dan mike juga karin yang mengalami kecelakaan itu

Kejadian itu membuat karin menjadi penyendiri dan tidak mau bergaul dengan teman sekelasnya di sekolah

Dan semenjak kejadian itu karin selalu bersamaku dan dia tinggal di rumah orang tuaku sedangkan rumah kak dina di sewakan

"Udah ya karin sayang, sarah di sini kok sama karin, jangan sedih lagi ya" kataku sambil tersenyum kepadanya

Dan diapun menjawabnya dengan anggukan pelan

"Yaudah sekarang karin tidur ya" ucapku setelah itu akupun mematikan kembali lampu kamarnya, akupun segera keluar, tapi langkahku terhenti karna ada tangan yang menarikku

"Sarah tidur sama karin aja ya? Karin mau sama sarah" ucapnya sambil menarik tanganku dengan lembut

"Oke, kita tidur sama" jawabku sambil tersenyum lebar

Setelah itu aku dan karinpun tidur

***

"Karin ayoooo cepetan itu pak koko udah nungguin dari tadi loo"

"Iyaaa bentar ini lagi turun loo" jawab karin sambil menurunin tangga

"Kok merengut sihhh ayok cepetan kasian dong pak koko, oiya bekalnya udah aku masukin di tas ya jangan lupa di makan, jangan makan yang enggak enggak, oke??" Kataku sambil merapikan rambutnya

"Iyaaa iyaaa" ucapnya dan setelah itu karin mencium pipiku dan pergi bersama pak koko supirku yang memang ku tugaskan untuk mengantar jemput karin

Sedangkan aku belum mandi dan masi berbalut baju tidurku, akupun segera ke kamarku dan masuk ke kamar mandi karna kalau aku datang terlambat ke kantor, aku bisa diomelin pak miko

***

"Jadi gimana keadaan lo?" Tanya mimi sambil memakan rotinya

"Kenapa keadaan gue?" Tanyaku cuek sambil memakan makan siangku

"Ya lo kan ngerawat anak, pasti capekkan"

"Tapi gue gak pernah ngeluh buat ngerawat karin, gue sayang sama dia, dan gue akan selalu menjaga dia" ucapku kesal, entah kenapa kalau mimi nanyakin soal keadaan aku karna ngerawat karin aku jadi kesal, ya karna kesannya aku gak bisa jagain karin dan kayak ngerasa tertekan dengan aku menjaga karin tapi kenyataannya gak aku menjaga karin dengan sepenuh hatiku karna dialah sekarang harta yang paling berharga buatku

"Ii..iiya deh iya, udah dari pada lo jadi mak lampir mending abisin tu makanan lo" kata mimi sambil memasang muka datar

Setelah makan siang aku dan mimi balik lagi ke kantor, oiya aku adalah pegawai kantor, tapi aku hanya pegawai biasa bukan atasan, yang punya kantor ini adalah pak miko, pak miko bisa di bilang sangat sangat sangat keren dia juga punya tubuh yang atletis dan juga ramah, walaupun pak miko ramah kalau udah masalah terlambat datang ke kantor dia pasti marah dan aku pernah mengalaminya,semenjak itu aku enggak berani datang terlambat lagi, dan bisa di bilang pegawai di kantor ini selalu sok sok mentel atau centil kalau lagi bicara sama pak miko kecuali aku,apa lagi kalau pak miko senyum sama mereka pasti langsung baper (bawa perasaan) padahal pak mikokan cuman senyum, walaupun pak miko ganteng aku enggak pernah yang namanya tertarik sedikitpun sama pak miko aneh ya? Mungkin karena aku menganggap pak miko cuman atasan yang ganteng tapi kalau marah nyeremin atau mungkin karena aku lebih mikirin karin yang harus aku biayai uang sekolahnya, awalnya aku mau menjual rumah orangtuaku tapi dirumah itu terlalu banyak kenangan, aku enggak sanggup buat menjualnya, aku tau rumah itu terlalu besar buat orang yang tinggal hanya ber4, yaitu aku, karin,buk yesi pembantu rumah tanggaku dan buk ana orang yang selalu membuat sarapan pagi sampai makan malam di rumahku sedangkan pak koko pulang hari karena kerjaannya cuman antar jemput karin, jadi aku lebih milih mempertahankan rumah itu, aku tau mama dan papa memberi aku dan kak dina rumah itu sebagai warisan jadi itulah satu satunya peninggalan dari papa dan mamaku, jadi aku mutusin buat kerja kantoran buat bisa nyekolahin karin dan ngegaji pekerja di rumahku

"Ehmmm" suara deheman seseorang membuyarkan lamunan ku ternyata itu pak miko

"Ya pak? Ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku sopan, dia mau ngapain ya? Jangan jangan dia mau marahin aku karna ngelamun

"Kamu dari tadi saya tungguin, mana berkas berkas yang udah kamu siapkan? Berkas itu enggak bisa di kirim kalau belum ada persetujuan dan tanda tangan dari saya" ucapnya dengan nada tenang tapi tetap terlihat berwibawanya

"Ooii....iya pak ini berkas berkasnya pak saya minta maaf pak, saya lupa ngasih ke bapak"kataku sambil memberi berkas itu ke pak miko

"Terima kasih" ucapnya sambil tersenyum lebar mungkin kalau orang yang di senyuminnya bukan aku dan mungkin pegawai cewek lain di kantor ini mungkin langsung baper

***

Wohooooo, ini cerita baru kuu, wehehehehehhehe

Jangan lupa ya di vote kalau mau commentnya juga boleh

SARAHWhere stories live. Discover now