Jebakan super trap

5.8K 812 78
                                    

            ****

Km free ngga malam ini?

x Harris x

Aku menyergit menemukan nomor asing di tumpukan pesan WA-ku. Harris. Tak sadar aku mengumamkan namanya dalam hati sambil mengerucutkan bibirku. Dosen. Seorang dosen. Aku mengulangi profesi Harris dengan gumaman pelan.

Memangnya knp? Btw, km pasti dapet nomorku dari Karina. Mm.

Satu menit. Hanya satu menit berselang aku mengirimkan pesanku dan Harris telah membalas pesanku. Sebelah alisku terangkat, sedikit terkejut mendapat fast respons seorang dosen.

Mau dinner? - Harris

Km blm jawab pertanyaanku. – Hanna

Ok. Aku mmg dapat dari Karina. I want to know u more. Sorry, km marah? – Harris

Oh! Menggemaskan! Bagaimana aku bisa marah hanya persoalan nomor? Tak sadar aku menyunggingkan senyum, yang membuatku terkejut. Tunggu. Aku baru tersenyum?

Nope. Dinner dimana? – Hanna

Aku mengigit kuku jariku sambil melirik kemacetan ibu kota. Oh. Untung saja aku sempat membeli roti manis di toko roti tadi. Aku tidak berani membayangkan jika perutku 'kosong' lagi. Tentu itu tidak akan menjadi pengalaman manis dengan pingsan di tengah kemacetan. Well, I'm too much imagine.

Harbour Strait, gmn? – Harris

Selera yang bagus. Aku harus mengakui itu sambil menganggukan kepalaku sebelum membalas OK pada keypad layar sentuh ponsel pintarku. Tidak lupa kulirik perlengkapan siap siagaku di jok belakang kursi kemudiku sambil menghela napas lega. Setidaknya aku masih dapat berbenah diri.

***

Harris belum tiba begitu aku sampai di Harbour Strait. Kuputuskan mengambil posisi duduk yang berada di dekat pintu masuk. Sebuah pesan singkat WA dari Harris mengatakan bahwa dia akan sedikit terlambat. Aku menghembuskan napas pelan sambil menutup layar ponselku.

Aku tidak bisa menunggu Haris terlalu lama untuk makan malam bersama jadi kuputuskan memesan ramyeon sebelum tepar di sini. Pesananku tidak kalah lebih lama. Aku memutar wajahku ke luar Harbour Strait untuk menghilangkan rasa bosanku. Pada saat yang bersamaan, pintu Harbour Strait terbuka. Kupikir, itu adalah Harris, tetapi aku salah.

Dia lagi, dia lagi, pikirku kesal sambil menundukkan kepalaku, berharap rambut sebahuku mampu menutupi diriku dari dua mahluk yang paling kubenci, yaitu Ricky dan Yaya. Sial. Mengapa aku selalu bertemu dengan Ricky?! Memikirkan Ricky yang sangat berkemungkinan besar telah 'melihat' celana dalamku membuatku merona merah. Shit!

"Hanna?"

Demi tujuh keturananku, aku tidak akan pernah sesial itu sampai hari ini menimpaku.

Aku mengangkat kepalaku melihat Yaya, yang memanggilku dengan senyum menjijikannya(menurutku), sambil tersenyum paksa.

"Oh hai." Aku hanya melirik Ricky sekilas tanpa berniat menyapanya sementara itu Yaya melirik sekelilingku dengan kening menyergit.

"Sama siapa? Sendirian?" tanya Yaya dengan nada yang bersiap mengejekku

Aku menggeleng tegas.

Blooming MemoriesWhere stories live. Discover now