Part 6

8.3K 409 3
                                    

Ali nampak sangat gugup dan nervous. Bagaimana tidak, pasalnya hari ini adalah hari kebahagiaannya dimana ia akan mengucapkan ijab qabul di kediaman keluarga besar Prilly yang berada di kota Tangerang. Entah sudah berapa kali Ali meneguk air mineral yang telah di siapkan oleh sang Mamah untuk menghilangkan rasa gugup ini, namun ia terus mencoba untuk tenang dan selalu menyebarkan senyum manis kepada keluarga besarnya.

"Kenapa lo, li? Tegang amat wajah lo?" Tanya Kaia.

"Gue gugup, kai" sahut Ali.

Kaia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Walaupun ia belum merasakan bagaimana gugupnya di hari pernikahan, tetapi Kaia sangat mengerti apa yang tengah Ali rasakan saat ini. Ia pun meninggalkan Ali memberikannya ruang untuk bisa menghilangkan rasa gugupnya ini.

"Lo harus tenang, li. Jangan gugup" ucap Ali pada diri sendiri.

Setelah merasa semua sudah siap, mereka pun segera bergegas pergi menuju kediaman keluarga besar Prilly yang jaraknya lumayan memakan waktu itu. Selama perjalanan itu pun Ali tak henti-hentinya mengucapkan doa agar di beri kelancaran dalam acara pernikahannya ini.

Sesampainya di kediaman keluarga besar Prilly, Ali dan keluarga pun di sambut oleh Opah dan Omah Prilly yang memberikan kalung bunga untuk calon mempelai pria dan juga memberikan kecupan hangat di pipinya. Kemudian, Ali serta keluarga besarnya berjalan menuju ruang dimana berlangsungnya ijab qabul tersebut.

Ali pun duduk berhadapan dengan Penghulu dan Papah Rizal serta para saksi dari keluarga prilly. Kemudian, Ali berjabat tangan dengan Papah Rizal.

"Bagaimana? Apa saudara Ali sudah siap?" Tanya penghulu memastikan.

Ali menganggukan kepalanya sambil mengulas senyum simpulnya. Terlihat jelas raut wajah Ali yang tampak tegang, namun ia sebisa mungkin menyembunyikan ketegangan itu.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Muhammad Ali Syarief bin Syarief Alkhatiri dengan putri saya Prilly Latuconsina binti Rizal Latuconsina dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan emas berlian 500 gram di bayar tunai" ucap Papah Rizal.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Prilly Latuconsina binti Rizal Latuconsina dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" ucap Ali cepat dan lugas.

Keluarga Prilly maupun Ali akhirnya bisa bernafas lega dan tersenyum haru, terutama Mamah Eci. Ia terharu terhadap jagoannya ini, apalagi Ali telah mempersunting sosok gadis yang sangat ia idam-idamkan menjadi menantu kesayangannya ini.

**Prilly(pov)**

Aku menintihkan air mataku saat mendengar kata SAH dari luar kamar. Seketika Mamah memeluk tubuhku dan mengelus punggungku lembut. Aku tidak menyangka jika kini sudah sah menjadi istri dari sosok pria yang aku cintai, Ali.

"Mamah bahagia kamu menikah dengan Ali, Prill" seru Mamah sambil menyeka air mataku.

Aku hanya bisa membalas ucapannya dengan senyuman. Kemudian, aku diantar oleh Mamah menuju tempat ijab qabul itu. Tentu aku menyebar senyum bahagia seperti apa yang ku rasakan saat ini. Jika bertanya, apa hari ini aku bahagia? Yap! Tentu saja aku sangat bahagia dengan pernikahan ini.

Ku melihat Ali nampak menyambutku dengan senyumannya sambil menghampiri diriku. Kemudian, Ali memasangkan cincin pernikahan kami di jari manisku, begitupun dengan diriku juga memasangkan cincin pernikahan di jari manis Ali.

"Kamu benar-benar cantik hari ini" ucapnya setengah berbisik.

Ku merasakan Ali mencium keningku, kemudian aku mencium tangan kanan Ali sebagai suatu kehormatanku terhadap suamiku. Aku benar-benar sangat bahagia saat ini.

Hanya Padamu (Aliando Prilly Story) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang