10

805 83 4
                                    

Sehun menautkan jemarinya pada jemari Soojung dengan erat. Bukan maksudnya ingin bersikap manis di depan banyak orang seperti ini, tapi jika Sehun tidak berpegangan dengan Soojung maka dia bisa saja menabrak orang lain. Suasana pusat perbelanjaan ini cukup ramai, terlebih dengan ocehan dari Chanyeol dan Wendy yang tak ada hentinya di belakang Sehun dan Soojung.

"Jung-ie, lihatlah tas itu! Wah sangat lucu!" Wendy berlari memasuki sebuah stand yang menjual bermacam tas bermerk beserta aksesoris lainnya.

"Woah! Lihatlah penjepit rambut ini, sangat manis bukan?" Wendy terus saja melihat-lihat barang yang ada di sana, Chanyeol yang sedari tadi mengiringinya hanya terkekeh saat melihat seorang Son Seungwan terlihat begitu excited dengan barang-barang seperti itu.

"Ah membosankan" Bukan, itu bukan Chanyeol, ataupun Wendy, apalagi Soojung. Tapi, itu suara baritone seorang Oh Sehun. Membuat ketiga pasang mata lainnya menatap ke arahnya.

"Apa kau lelah?" Soojung menatap gelisah Sehun. Biasanya, pria itu akan seperti ini jika ia merasa tidak suka dengan sekitarnya.

"Di sini sangat membosankan" Sehun berujar dengan raut wajah begitu dingin dan datar.

"Bagaimana bisa kau mengatakan bosan? Bahkan di sini sangat ramai" Chanyeol mencibir Soojung yang langsung memberi tatapan tajam ke arahnya.

"Sangat-sangat tidak menyenangkan!" Sehun masih saja dengan raut dinginnya.

"Cih, apa kau tidak melihat begitu ramainya di sini?" Dahi Chanyeol berkerut saat melihat tatapan terkejut dari Soojung. Ada apa? Sedetik kemudian ia menyadari ada yang salah dengan ucapannya.

"Ya kau benar! Aku memang tidak bisa melihat seberapa ramainya di sini. Dan itu membuatku bosan. Aku merasa tidak senang di sini karena aku tidak bisa melihat bagaimana wajah girang Soojung saat mengunjungi tempat ini. Ituc semua karena aku tidak bisa melihat!" rahang Sehun mengeras, pria itu menahan amarahnya. Tentu saja ia tersinggung.

"Ah, maksud--"

"Baiklah kita pulang saja" Soojung langsung menarik Sehun untuk keluar dari stand aksesoris itu, berjalan menuju lift. Meninggalkan Chanyeol yang merasa bersalah, serta Wendy yang hanya bisa diam melihat kejadian tadi.

"Harusnya kau tidak berkata sejahat itu" Wendy meletakkan penjepit rambut tadi ke tempatnya, kemudian berlalu dari hadapan Chanyeol. Pria itu terdiam, menatap punggung Wendy yang semakin tak terlihat terhalang kerumunan orang di luar sana. Aku tidak bermaksud seperti itu.

.

.

.

.

.

Soojung merebahkan dirinya di sofa ruang tengah. Lelah. Baru saja Sehun mengusirnya dari kamar. Pria itu terlihat masih marah, pasti karena perkataan Chanyeol tadi.

"Nona, Tuan dan Nyonya akan pulang sore ini. Kemungkinan mereka akan sampai di mansion nanti malam" Soojung mendudukkan dirinya saat mendengar pernyataan dari seorang maid.

"Benarkah? Kenapa kau baru memberitahuku ,ahjumma?" Soojung langsung bergegas menaiki tangga.

"Sehun-ah bolehkah aku masuk?" Soojung mengetuk pintu kamar beberapa kali, tapi Sehun tidak menjawab sama sekali.

"Sehun, aku akan masuk" Soojung membuka gagang pintu, mendapati Sehun tengah tertidur dengan selimut yang menutupi ujung kaki hingga lehernya.

"Cih ternyata dia malah tidur" Soojung menutup pintu balkon yang terbuka.

"Sehun, bangun sebentar.." Soojung mengelus surai kecoklatan pria itu, tak ada respon sama sekali.

"Baiklah jika kau sangat mengantuk, aku akan pergi sebentar ke apartmen Wendy" Soojung beranjak dan keluar dari kamar.

Yes, I Know.Where stories live. Discover now