✱ 5. Lost

435 79 89
                                    

Reyhan dan Reymond hilang arah. Hampir tiga jam mereka mencari tempat latihan menembak Reyes, tapi tempat itu tak kunjung ketemu. Waze yang terpasang di ponsel Reyhan sama sekali tidak berguna, aplikasi itu malah membawa mereka ke tempat antah berantah. Atau daerah dimana Reyes berada tidak masuk dalam jangkauan peta?

Indikator bensin mobil Reymond sudah mendekati warna merah. Ia tidak memperhatikan kondisi bahan bakarnya karena sibuk dengan arah jalan yang berkelok-kelok, belum lagi Reyhan terus mengomeli dirinya yang tidak becus membaca jalan. Kini, laju mobilnya melambat dan berhenti total! Jarum indikator sudah mentok ke huruf E!

Reymond keluar dari mobil, ia mengacak-acak rambutnya gusar. Ia mengamati sekelilingnya, di kanan dan kiri jalan hamparan sawah terbentang lebar. Tidak ada rumah penduduk di sekitar situ, hanya ada air irigasi yang mengalir teratur ke sawah. Apa yang harus ia lakukan sekarang? SPBU sudah mereka lewati dua puluh kilometer yang lalu. SPBU berikutnya ia tidak tahu, bukan karena tidak ada usaha untuk mencari tahu, melainkan tidak ada nama jalan yang bisa ia ketik dipencarian google.

Reyhan menghampiri Reymond, ia tidak tahu harus bebicara apa. Ia ngeri melihat raut wajah Reymond yang siap melahap orang. Beberapa kali Reymond menendang pohon di pinggir jalan, apa salahnya coba pohon itu ditendang-tendang? Seharusnya Reymond menendang mobilnya yang minta minum di saat yang tidak tepat ini. Dasar aneh..

Mereka menunggu, dua puluh menit, tiga puluh menit.. Tidak ada satu pun kendaraan yang lewat, masa iya mereka harus memanggil mobil derek. Memang sih kasusnya sama-sama mogok, tapi ini karena kehabisan bensin bukan karena mesin bermasalah! Terkutuklah daerah yang disinggahi Reyes!

Niat awal mereka adalah bermain tenis. Masih di wilayah jawa barat, Sentul. Mereka menyukai daerah teduh di sana, jauh dari polusi dan kemacetan. Reyhanlah yang merusak rencana tenis itu sendiri, ia sok-sok an ingin mengejutkan Reyes dengan datang ke tempat latihan cowok itu. Reyes mempunyai hobi menembak, bukan menembak perasaan perempuan melainkan menembak dalam arti sebenarnya yaitu olahraga menembak.

Reymond tidak keberatan bila mengetahui daerah yang akan mereka tuju, lokasi latihan menembak Reyes tiap dua minggu sekali selalu berpindah. Reymond tidak mengetahui jika medan yang mereka datangi kali ini berada di atas gunung. Walaupun daerahnya sangat sejuk tapi bila menemui kendala seperti sekarang itu cukup menyebalkan. Belum lagi Reyhan tampak tidak berdosa karena telah mendatangkan masalah pada mereka berdua. Sial..

Reyhan dan Reymond duduk di pinggir jalan, mereka sudah lelah menunggu mobil yang lewat. Keduanya tampak mengantuk dihembusi pohon rindang di sebelah mereka. Beruntung hari masih pagi, mungkin dua atau tiga jam lagi suasana akan berubah menjadi gersang. Semoga saja segera ada mobil yang lewat sebelum mereka benar-benar menjadi tunawisma!

"Ada masalah, Kak?" tanya sebuah suara dari sebelah Reyhan, Reyhan tidak langsung menyahut, ia masih bingung dengan kondisi sekitarnya.

Mereka lelah hingga ketiduran di bawah pohon itu. Reyhan melirik ke arah Reymond, cowok itu sedang mengucek-ngucek matanya dan menguap. Terlalu berbahaya tidur dengan meninggalkan kaca pintu mobil yang terbuka, mereka pasrah. Tidak ada hal yang mereka khawatirkan dari isi mobil Reymond, di dalamnya hanya ada tas perlengkapan tenis dan beberapa pakaian ganti. Kalau ada orang yang berniat mencuri mobil Reymond, silakan saja dorong sampai gempor!

Reyhan mendongak mencari asal suara. Seorang anak perempuan tersenyum dan tampak kebingungan menunggu reaksinya. Ternyata itu makhluk yang mereka benci, cewek! Cepat-cepat Reyhan menurunkan pandangannya ke bawah, lebih tepatnya ke alas kakinya. Reyhan agak risau dengan pemandangan kaki si anak cewek itu. Kaki yang ramping dan putih, terlalu indah untuk ukuran seorang anak kampung.

"M-mobil Kita keabisan bensin. Lo tau nggak SPBU terdekat dimana?" ujar Reyhan terbata, akhirnya ia bisa mengatasi rasa gugupnya karena terkesima melihat kaki orang di hadapannya.

THREE REYWhere stories live. Discover now