prolog

854 32 1
                                    

Revon berbaring di atar kerpet berbulu tebal di kamarnya. Matanya terlihat fokus melihat televisi di hadapannya yang sedang menayangkan kartun Doraemon yang memang dia sukai sejak SD.

ga salah kan? Tidak ada kan peraturan bahwa seorang pria tidak boleh menyukai Doraemon. Meskipun ada Revon tak peduli, toh ini hidupnya terserah dia mau menyukai atau tidak suka terhadap sesuatu.

Meskipun matanya tertuju pada televisi, sebenernya pikiran Revon sedang tidak ada di situ sekarang. Fikirannya kembali berbalik ke kejadian 4 tahun yang lalu, entah kenapa dia tidak bisa melupakannya.

"Von, kata mama anterin gue ke toko kue tante Dina".

Revon melirik sekilas ke pintu kamarnya, di sana saudara kembar nonidentiknya berdiri dengan pakaian rapi. Revan.

Revon memutar matanya jengah."Kata mama atau inisiatif lu"

"Kata mama, 'de ambilin pesenan kue mama dong di toko tante dina. Ajak Revon biar dia ga di kamar terus'" Revan berusaha mengikuti ucapan yang tadi mama Fia ucapkan.

Apapun yang Revan ucapkan, Revon tau mamanya tidak akan berucap seperti itu. Revon kan tipikal orang yang jarang di rumah. Ga mungkin nyuruh keluar lagi sedangkan Revon aja baru pulang jam 7 pagi tadi.

Tentu pasti Revan bohong, tapi sebenarnya dia tidak bisa berbohong, entah beberapa jam atau bahkan menit lagi, pasti Revan sendiri memberi tahu Revon bahwa dia berbohong.

"Siap siap sulu" Revon pun berdiri lalu membuka kaos berwarna merah bertuliskan 'funny of dieyang ia pakai.

"Mataku terkotori" Revan berkata dengan dramatis-nya. Revan pun menutup pintu kamar Revon lalu turun ke lantai dasar.

"Najis bahasa lu, so suci" gerutu Revon sambil memakai T-shert berlengan panjang berwarna abu gelap.

》•《

"Ayo"

"JIRR!" Revon yang tiba tiba saja datang dan menepuk bahu Revan pun tentu saja mengejutkan Revan. Hampir saja Smartphone yang ada si genggamannya terlepas bila Revan tidak sigap memeluk Smartphone-nya itu. "Cepet amat lu kaga mandi"

"Mandi ga mandi tetep ganteng"
Revon berjalan terlebih dahulu meninggalkan Revan setelah ia mengambil kunci mobil yang ada tepat di samping tempat duduk yang Revan duduki.

Revan menggelengkan kepalanya, jorok sekali kakanya itu, untung saja hanya Revon kaka satu satunya yang ia punya. Kalo Revan punya kaka lagi,  mungkin Revan tidak akan mengakui Revon sebagai kakanya.

"Von, gue yang bawa mobilnya yahhh"

"Gue ga mau di bonceng sama amatir-an. masa depan gue masih panjang, ga mau sampe tersendat karna harus masuk IGD dulu."

"Sebelum jadi Pro, lu juga amatir dulu."

"Itu dulu, sekarang gue udah jadi Pro".

"Ohhh yahhh Von. Sebenernya mama ga bilang 'Ajak Revon biar dia ga di kamar terus' mama cuma bilang 'kalo ga mau sendiri, ajak kaka aja'"

See???. Bener kan apa yang Revon bilang tadi. Revan ga akan bisa bohong lama lama. Baru juga 15 menit. Revon juga tipikal orang yang ga bisa bohong. Maka dari itu dia lebih memilih tinggal di aparteman dari pada di rumah, alesan nya sih pengen mandiri, tapi bener ko Revon pengen mandiri, cuma alesannya yang lain karna dia ga mau sampe bohong.

Contoh kecil, pulang sekolah telet nyampe rumah, pas di tanya abis dari mana sama mama jawabnya ngerjain tugas, realitanya nongkrong di warung Pak De depan sekolah. Hal sekecil itupun kalo di biarkan ujung ujungnya pasti bohong terus terusan. Bener ga?

"Udah tau" jawab Revon tetapi matanya terus fokus ke jalan di hadapannya.

》•《

Terdengar bunyi lonceng ketika dua lelaki itu membuka pintu toko kue milik tante Dina.

Seorang perempuan yang menjaga kasir menatap kedua lelaki yang baru memasuki toko itu. Kelihatannya mereka sudah sering ke sini terlihat dari salah satu nya yang berjalan ke sudut ruangan tempat di letakannya beberapa buku. Buku buku itu sengaja di letakan di sudut ruangan untuk di baca para pembeli yang ingin memesan kue namun memilih menunggu di toko.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Ucap gadis itu.

Revan yang mendengar sapaan itupun memberikan senyum manis yang ia miliki.
"Ehhh hay. Gue mau ambil pesanan mama Fia"

Penjaga kasir itu membalas senyum Revan dengan kaku.
"Tunggu sebentar yah saya ambilkan" dia pun berjalan ke rak yang ada di belakang tubuhnya. Tempat untuk para pesanan kue.

Tak lama gadis itu kembali membalikan badannya lalu menghampiri Revan dan memberikan kue yang di atas kotaknya tertara nama Fia Faolina.

"Karyawan baru yah?"

Gadis itu mengangguk menjawab pertanyaan Revan.

"Ini uangnya" Revon tiba tiba datang lalu menyerahkan dua lembar uang 100 ribu.

Gadis itu menatap tangan Revon yang sedang memegang uang. "Ehhh, tapi udah di bayar ko sama tante Fia"

Revon mengambil lengan gadis itu lalu meletakan uang itu secara paksa di lengan sang gadis.

"Ga papa, anggap aja tip untuk karyawan baru"

Revan menggelengkan kepalanya, beberapa bulan ga tinggal di rumah ternyata bisa membuat kakanya pintar modus-in cewe.

Seakan ingat kalau Revan sama sekali tidak tahu nama gadis itu, dan Revan pun yakin gadis itu tidak mengetahui namanya, Revan pun memperkenalkan diri. "Ini Revon, kaka gue. Gue Revan, lu?"

Gadis itu tertegun sejenak. Baru saja akan menjawab, tetapi Revon langsung menarik kedua bahu Revan perlahan.
"Ga ada waktu buat kenalan"

"Ehhh Von bentar" Revan tidak bisa meronta karna khawatir kue yang ada di pangkuannya rusak atau jatuh.

"See you next time" seru Revan sesaat sebelum pintu toko tertutup

Revon?. Gadis itu menatap punggung remaja kembar tersebut. Jika dilihat dengan teliti, terdapat senyum tipis yang di hasilkan sang gadis dari bibir nya.

》•《

Dengan ini saya resmikan bahwa NERD OR BADGIRL ganti judullllll....

"weer ontmoeten". Artinya? Cari tau sendiri aja yahhh✌

Kenapa ganti judul? Bukan judulnya aja kooo. Semua isi dan tokoh tokohnya saya ganti.

Ko gitu.?? Saya ngerasa udah ga tau harus lanjutin NoB kaya apa lagi. Ga mau kan pada di gantungin sama Author yang so sibuk ini. Makanya saya mau bikin cerita yang isinya ga terlaru berat dan berbelit belit. Jadi yaaaaa, ganti cerita tapi di buku yang lama.

Saya ga mau ngemis ngemis buat kalian baca Cerita saya ko, kalo kalian ga suka ya tinggal tinggalkan, tapi tolong jangan meninggalkan kata kata yang bisa bikin saya sakit hati juga.

Wookeee dehhhhh, segitu dulu aja. Semoga bertemu di Author note berikut nya.

weer ontmoeten  (HIATUS)Where stories live. Discover now