EPILOG

152 2 0
                                    

Seorang pria dengan perawakan sintal dan berambut ikal turun dari mobil yang dibawakan tetangganya dan berlari menuju pintu depan gedung Indonesia Convention Exhibition di kawasan Bumi Serpong Damai City, Tanggerang Selatan. Saat memasuki Hall Utama, ia disambut seorang wanita paruh baya yang sangat cantik.

" Welcome to ICE. Akhirnya, aku bisa mewawancarai kamu."

" Selamat bertemu dengan Ibu Feni yang sangat fenomenal. Semoga aku bisa nyaman diwawancarai dengan wanita cantik yang fenomenal di dunia infotainment ini."

Pria itu dan wanita yang di kemudian hari dikenal dengan nama Feni Rose saling berjabat tangan. Tidak perlu menunggu waktu lama. Senyum saling memendarkan keindahan hati. Sebuah mahakarya yang tidak ternilai meski untaian emas terus memendarkan pesonanya.

.................................................................................

" Pasti semuanya sudah tidak sabar, ya! Baiklah, langsung kita sambut narasumber utama kita, Anditya Bimasandyakara Satriotomo."

YA! Inilah namaku, Aloysius Antonius Anditya Bimasandyakara Satriotomo. Dengan mengenakan masculine blouse berwarna biru marun, celana panjang jeans hitam dan sepatu kets, aku berjalan menuju panggung utama, bersalaman dengan host cantik, Feni Rose hingga duduk di sofa yang sudah disediakan. Hal pertama yang kulakukan adalah presentasi terkait novel yang baru kubuat, Mawar Merah di Langit Putih. Menggunakan nama tokoh utama yang saya samarkan, Kiki dan Reza, aku mengangkat kisah tentang romansa 2 pria dan dilematika yang mengiringinya. Akhir kisahnya, Kiki dan Reza bisa menemukan kekasih yang dapat menerima mereka. Selain itu, 2 pria itu tetap menjalin hubungan sebagai sahabat dan hidup bahagia dalam suasana keluarga. Semua hadirin takjub dengan novel yang kubuat dari kisah nyata yang dialami sahabat dari salah satu sahabatnya temanku, Izhar Kharisma Astrin. Setelah presentasi tersebut, si ratu infotainment itu terus menerus memberondongku dengan panah pertanyaan yang sangat cantik. Puji tuhan, aku bisa melalui pertanyaan itu tanpa ada kekhawatiran dan rasa gugup. Untaian senyum mengalir deras dari bibir merahnya.

8 jam setelahnya, acara yang diselenggarakan Forum Sastra Muda Tanggerang Selatan dengan judul acara Benih-Benih Rasa di Kampus Budaya selesai dilaksanakan. Tidak tertinggal pula, para pengemar menemuiku sembari berfoto dengan mereka. Setidaknya, 14 Februari 2020 menjadi tanggal yang sangat cantik dan penuh kesan. Setelah berfoto dengan penggemar, Feni Rose menemuiku.

" Kara, penampilan kamu bagus banget deh. Kapan-kapan kamu hadir di acaraku, ya! Rempong Unsecret." ucap Feni dengan penuh harap dan senang.

" OK Kak Rose! Senang bisa bertemu nih!" ucapku dengan nada senang.

Dan senyuman mengalir indah dari bibirku dan bibirnya. Melukiskan rasa yang sulit diungkapkan kata-kata.

.................................................................................

Kawasan Central Park menghiasi untai pandangku. Setelah berkelana rasa dengan presentasi dunia sastra pada acara tersebut, tetanggaku mengajakku kesana. Berkelana, menjelajah dan menjejaki semua kemewahan yang tersaji dengan cantik. Bahkan bintangpun merayakan keindahan itu setiap harinya.

Akhirnya, aku sampai di Restoran Napoli. Tidak butuh waktu lama, 2 piring Red Sauce Fussili dan 2 gelas Marcio D'Azzuri menghampiri kami. Memberi sambutan kepadaku dan tetanggaku ini. Tetangga yang telah mewarnai sejarah hidupku sejak aku pertama kali membuka mata. Ya! Anselmus Dionicius Febrian Atmajadiputra. Nama yang sangat memukau seperti emas yang menghampiri intan demi membuka mahligai terindah yang mereka miliki. Dan pembicaraan pun mengalir indah bersamaan dengan santapan yang mereka nikmati.

First and LastWhere stories live. Discover now