PUTIH YANG TERHITAMKAN

178 2 0
                                    

Jakarta, 14 Februari 1991. Rumah Sakit Daerah menjadi saksi atas lahirnya seorang bayi yang kelak akan mengalami sebuah peristiwa memilukan. Peristiwa yang akan mengubah hidupnya hingga akhirnya, kebahagiaan ia dapatkan dengan indah.

Agustinus Bimatama Prasetyo, itulah nama pria yang menjadi temanku ini. Pria ini lahir di hari yang selalu diperingati sebagai hari kasih sayang. Orang tuanya berharap agar anak ini menjadi anak yang kuat namun selalu setia pada sesuatu yang baik. Selain itu, orang tuanya berharap agar ia selalu mendapatkan kasih sayang dari orang-orang yang sayang padanya.

Perjalanan hidupnya dimulai di Rawalumbu. Disana, untaian hidup Tyo dirajut. Saat masih balita, ia dikagumi lingkungan sekitar karena perawakan yang gemuk dan menggemaskan. Tidak ketinggalan untuknya, doa dan harapan terlontar indah dari mereka yang kagum. Meski harapan itu tersemat dari bibir indah orang tua dan orang di sekitarnya, perjalanan hidupnya tidak semulus yang ia harapkan.

Masa SD adalah kenangan yang menyenangkan bagi setiap yang mengalaminya. Namun berbeda dengan Tyo. Pada masa-masa itu, ia sering menjadi sasaran bully anak-anak angkatannya. Mulai dari pemalakan hingga kekerasan verbal seperti disebut bencong atau kata-kata sejenis yang amat menyakitkan bila didengar. Jika aku tuliskan perlakuan ini, rasanya sangat memilukan. Beruntungnya, ada teman-teman yang membelanya meski sebagian besar adalah wanita.

Pada masa itu, ayahnya Tyo meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Tepatnya terjadi saat ayahnya dan rombongan karyawan sedang berlibur di Puncak. Akibat peristiwa itu, Tyo sangat sedih. Namun ibunya berusaha untuk tegar sekaligus menenangkan Tyo dan Dina. Sejak saat itu, Tyo menjadi lebih mandiri meski ia terus dibayangi ancaman keamanan dirinya. Selain itu, ia jarang berkomunikasi dengan ibunya akibat kesibukan kerja.

Masa SMP setali tiga uang dengan masa SD. Bedanya, perlakuan mereka pada Tyo lebih memilukan. Selain dibully akibat perilakunya, ia pernah dikeroyok sampai dirinya berhias lebam hingga mengeluarkan darah hanya karena ia tidak mau dipalak. Peristiwa ini membuat pihak sekolah mengeluarkan pelaku kejahatan itu dari sekolah sekaligus memulihkan kondisi kesehatan Tyo. Ibunya Tyo pernah memperkarakan ke meja hijau namun pihak orang tua pelaku terus memohon karena mereka tidak ingin nama baik anaknya menjadi makin buruk. Selain itu, mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Untungnya, ibunya Tyo mau memaafkan mereka setelah mereka sepakat akan mendidik anak-anak mereka dengan benar. Akibat peristiwa itu, orang-orang yang terbiasa mem-bully Tyo mulai meminta maaf. Namun, hal itu tidak bertahan lama karena peristiwa yang paling memilukan bagi dirinya sekaligus cukup membahagiakan akan menghampiri bagai tamu misterius yang tidak ia undang ke rumah.

Saat kertas putih bersih ternoda oleh air got berwarna hitam pekat berbau busuk, maka kertas itu akan ternoda olehnya dan terkena bau busuk. Begitu pula yang dialami Tyo. Di masa kelas 6 SD, ia pernah mengalami pelecehan seksual. Saat itu adalah waktu istirahat. Ketika ia menuju toilet, ia didekati sekelompok anak-anak angkatannya yang terkenal bengal. Salah satu dari mereka menarik paksa Tyo menuju kamar mandi. Kemudian, mereka melucuti pakaiannya hingga memerkosa Tyo dengan sangat kasar dan tidak manusiawi. Setelah perbuatan biadab itu terlaksana, mereka mengancam Tyo agar tidak menceritakan hal yang sudah mereka lakukan. Hingga tamat SD, 6 kali perbuatan itu terjadi. Perbuatan itu takkan berhenti menghujam padanya meski ia sudah lulus SD dan dilakukan oleh orang yang berbeda.

Pada masa SMP, perbuatan biadab itu terjadi. Namun tidak dilakukan teman-temannya saat SD, melainkan oleh seorang temannya pada saat ia di kelas 3. Saat aku tanyakan apakah yang melakukannya anak berandalan yang pernah mengeroyoknya, Tyo menjawab bukan mereka. Dia akui, di sekolahnya, terdapat 2 kubu geng yang saling bermusuhan, yaitu kubu Garong dan kubu Loreng. Yang mengeroyoknya adalah kubu Garong. Meski pentolannya sudah dikeluarkan, namun sebagian dari kelompok itu masih bersekolah disana. Sedangkan kubu Loreng adalah lawan dari kubu Garong. Yang membedakan dengan kubu Garong adalah ideologi kelompok, cara penyelesaian masalah dan cara mendidik kelompok mereka. Kubu Garong menggunakan kekerasan, sedangkan kubu Loreng menggunakan kekerasan dan seks.Mereka yang sering memerkosa Tyo berasal dari kubu Loreng. Dan cerita itu menjadi pembuka atas alasan mereka melakukan perbuatan biadab itu.

First and LastWhere stories live. Discover now