D-Day! (Part 1)

192 29 101
                                    

ICE BSD
Hall 5
14.30

Niki menatap sekelilingnya sambil tersenyum bersemangat. Ia berdiri bersama Kiran dan Farrel di barisan yang dikhususkan bagi pemegang tiket Blue section, mengantre untuk pemeriksaan dan body checking sebelum masuk ke dalam hall. Antrean yang panjang sudah mengular, semua orang terlihat bersemangat dan senyum lebar menghiasi wajah para Melody itu.

Warna slow blue yang menjadi warna fandom mereka memenuhi seisi ruangan. Beberapa mengenakan warna tersebut sebagai aksesoris seperti bando, handband, atau slayer. Sisanya memakai kaus bernuansa biru, membawa lightstick dan slogan di tangan.

Atmosfer konser sudah terlihat dimana-mana, dan Niki sama sekali nggak mau ketinggalan euforia ini. Meskipun dirinya memang kelelahan karena harus berdiri terus, tapi semangatnya mengalahkan rasa lelah itu.

Farrel berkali-kali mengecek keadaan Niki tapi gadis itu terus berkata bahwa dirinya baik-baik saja. Sementara Kiran yang sejak tadi sibuk mengunyah brownies yang dibawa Niki cuma diam. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dan matanya menangkap sesuatu.

"Eh, eh, eh!" Kiran menyikut Niki dengan heboh, saking semangatnya sampai serpihan brownies keluar dari mulutnya.

"Apa sih, najis jorok banget lo!" Niki menyapu sebutir choco chip dari sudut lengan bajunya dengan sebal.

"Eih, maaf maaf. Ituuu, liat itu siapaaa, liaaat!" Kiran menggamit lengan Niki dan menunjuk ke satu arah. Niki memicingkan matanya dan melihat siapa yang dimaksud Kiran.

Dari antrean mereka, Niki bisa melihat sosok tinggi semampai yang sudah nggak asing lagi di matanya. Mengenakan dress selutut berwarna biru dengan lightstick di tangan dan bando bulu-bulu warna biru menghiasi rambutnya, Niki cuma bisa melongo melihat musuh bebuyutannya itu.

"Lah koplak, si Melanie mau nonton konser apa mau dateng prom sih?" Niki menggumam sambil geleng-geleng takjub, kembali memperhatikan dress biru berumbai-rumbai yang norak itu. Apalagi setelah melihat wedges yang dikenakan Melanie. Kiran menyenggol lagi siku Niki, merasa gemas sendiri.

"Bukan ituuu! Liat tuh siapa di sebelahnya!" ujar Kiran. Niki kembali memfokuskan pandangannya, dan setelah sadar yang dimaksud Kiran, Niki terbengong-bengong.

"Cinta?!"

"Ya?" sahut Farrel dan menoleh, merasa terpanggil. Kiran mendelik ke arahnya.

"Ck, bukan elo kali. Kok jadi receh sih lo, Rel," ujar Kiran sambil manyun. Farrel sendiri hanya ketawa ganteng.

"Kalo Niki yang manggil mah mau apa aja panggilannya gue juga nengok, Ran," kata Farrel membuat Kiran mendecih. "Kalian lagi ngomongin apa sih? Cinta apa? Cinta dan Rangga? Pecahkan saja gelasnya biar ramai?"

"Nggaaaak. Ih, lo bener-bener deh ya Rel, kebanyakan gaul sama siapa jadi kayak gini?" Kiran kembali mengunyah brownies, tapi wajahnya masam sekarang. "Itu loh, si Melanie dateng sama—"

"IH. BENERAN CINTA KUYA YA ITU, RAN?!" Niki menjerit tertahan. Bukannya Niki ngefans sama Cinta Kuya atau apa. Tapi dia syok aja si Cinta ternyata Melody juga.

"Hooh, beneran. Gue juga nggak nyangka tadi. Mana datengnya sama Melanie lagi," kata Kiran sekarang kembali mengunyah brownies dan berlagak tidak peduli meski sempat heboh. Farrel sudah kembali sibuk dengan ponselnya lagi, bermain Candy Crush.

"Kira-kira kenapa ya mereka kok bisa bareng?" Niki masih menatap dua sosok yang sedang ketawa-ketawa itu sambil berfikir.

"Mana gue tauuu. Temennya Melanie kali.." ucap Kiran. Niki menggelengkan kepalanya.

D-Day! ✔Where stories live. Discover now