Kim Samuel // I Can't.

Mulai dari awal
                                    

"Kamu mah gak punya malu."

Samuel melotot dan mencubit pipimu dengan gemas. "Enak aja." Kamu hanya tertawa dan melepaskan cubitannya di pipimu.

"Chagiya," panggil nya yang selalu membuatmu salah tingkah seketika.

"Kalau misalnya aku punya cewek lain, kamu bakal tinggalin aku, gak?"

DEG.

Apa maksudnya? -Batinmu.

Keringat dingin langsung membanjiri wajahmu dalam waktu satu menit. Kamu terdiam. Mata Samuel tidak lepas dari matamu.

"K-kenapa nanya begitu?" Tanyamu.

"Ih, jawab aja." Rengek Samuel.

Kamu menelan ludahmu. Tenggorokkan mu mendadak terasa perih.

"Ak-aku bukan akan ninggalin kamu," jawabmu. "Tapi aku akan lepasin kamu. Biarin kamu bahagia sama cewek yang kamu sayang." Lanjutmu dengan senyum tulus.

"Kalau aku gak sayang sama cewek itu?" Tanya Samuel lagi. Kamu bertambah bingung.

"Kalau kamu gak sayang sama dia, ngapain kamu sama dia?" Tanyamu.

"Berarti kamu gak akan tinggalin aku, kan?"

"Aku gak ngerti kamu ngomong apa, Samuel."

Samuel menghela nafas berat. "Aku di jodohin."

Kamu rasanya ingin pingsan.

"Sama Sejeong."

Oke, rasanya lebih baik mati saja.

Samuel menatapmu dalam. "Aku gak sayang sama dia. Tapi Eomma dan Appa maksa. Ini demi bisnis keluarga."

"Kalau begitu lakukan, karena keluarga lebih penting." Jawabmu dengan suara tercekat.

Samuel menggeleng kuat. Matanya berair. Dia benar-benar tidak ingin kehilangan kamu.

"Aku bisa berusaha bikin Eomma dan Appa percaya kalau aku udah punya pacar dan aku sayang sama pacarku."

Kamu menggeleng sambil menahan tangis. "Muel, aku gak bisa kasih kamu apa-apa. Sedangkan Sejeong bisa bantu bisnis keluarga kamu."

"Apaansih kamu! Aku gak butuh apa-apa. Aku cuma butuh kamu. Cuma kamu. Lagipula aku bisa pergi dari rumah. Demi kamu."

Kamu melotot dan memukul bahu Samuel. "Jangan coba-coba lari dari rumah, Samuel!"

"Aku tetap bakal lari kalau-"

"Samuel, semuanya itu Tuhan yang atur. Kita hanya menjalankan. Kalau kita jodoh ya gak bakal kemana kok." Ucapmu dengan tenang.

Gaya bicaramu sangat tenang, tapi tidak dengan perasaanmu saat ini. Perasaan mu serasa diaduk-aduk.

"Minha-"

"Samuel, kita masih SMA. Kita jangan terlalu serius lah."

Samuel diam dengan tatapan terkejut.

"Aku serius. Aku serius jalanin hubungan ini sama kamu, Minha. Jadi selama ini menurutmu hubungan kita gak penting? Gak serius? Cuma main-main? Gitu?" Samuel berdiri dari duduknya dan berjalan pergi.

Kamu langsung menyesali ucapanmu. Kamu berdiri dan berniat mengejarnya. Tapi dia sudah berlari menjauh.

Dan kamu tau, kamu menyakiti perasaannya.

"Muel, maaf." Gumammu dengan air mata yang perlahan jatuh membasahi wajah mu.

...
..
.

Two weeks later,

WHAT IF..  [KPOP IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang