24. ɪɴꜰɪɴɪᴛᴇ

2.4K 326 118
                                    

 [NOTE!]
play this song before you read!
Girl in Red – Watch You Sleep

•••

Sejatinya, setiap insan yang terlahir ke dunia itu suci, tak bernoda, pun tak memiliki cela. Kim Taehyung pernah menjalani masa-masa itu; tertawa nyaring dengan gigi seri yang rumpang kemudian berlarian di bawah naungan hujan. Taehyung sepenuhnya percaya bahwa saat itu dirinya benar-benar bahagia, menjadi orang yang paling beruntung dan tiada duanya. Hingga akhirnya satu masalah pun tiba, menghantam telak sekujur tubuh mungilnya yang belum tahu apa-apa. Suji—ibu kandungnya, menyerahkan Taehyung kecil ke panti asuhan dengan dalih tidak lagi memiliki biaya untuk menyambung hidup.

"Hiduplah dengan baik, Taehyung. Ibu akan mendoakanmu dari jauh." Si kecil mengangguk patuh. Tak sepenuhnya mengerti bahwa sang ibu akan meninggalkannya dalam jangka waktu yang sangat lama. "Dunia ini penuh dengan orang-orang yang licik, mereka memakai topeng untuk menyembunyikan realita yang sebenarnya. Oleh karena itu, berhati-hatilah. Jika kau tidak bisa menjadi pihak yang dirugikan, maka jadilah pihak yang merugikan."

Usai mengucap kalimat tersebut, Suji berlalu, meninggalkan Taehyung yang mengerjap bingung sebelum akhirnya digiring masuk ke dalam bangunan sederhana itu. Seminggu berada di panti, ia mendapatkan keluarga Ahn yang berencana untuk mengangkatnya sebagai anak. Taehyung senang, tentu. Dia mendapatkan apa yang tidak ia dapatkan semasa berada di rumah yang lama. Memiliki banyak mainan, kamar yang luas, serta kasih sayang yang berlimpah. Taehyung kecil amat disayang oleh keluarga baru itu.

Hingga suatu hari, sampailah sebuah kabar ke telinganya. Suji ditemukan tewas, tenggelam di danau buatan. Jika kalian bertanya apakah Taehyung merasa sedih? Tentu, dia bahkan menghabiskan malam-malamnya dengan derai air mata. Akan tetapi, di malam ketiga dia mengurung diri di dalam kamar, Nyonya Ahn mendadak datang dan menyerahkan botol kaca berisi lembar kertas yang lecek.

"Bukalah, Taehyung. Polisi menemukan benda itu terselip di saku mantel ibumu."

Paham akan si kecil yang butuh waktu dan ruang tersendiri, Mirae pun pamit, membiarkan Taehyung membaca surat tersebut dengan air mata yang masih mengalir deras di belah pipi tembamnya.

Kim Taehyung, anak yang paling Ibu cintai.

Maafkan Ibu, ya. Kehidupan yang kau jalani saat ini adalah bagian skenario yang Ibu buat. Ibu menjualmu kepada keluarga Ahn demi mendapatkan uang yang berlimpah. Saat itu Ibu terlalu tamak, berpegang teguh pada prinsip konyol tentang rugi dan merugikan. Iya, Ibu memilih untuk menjadi pihak yang merugikan dibanding pihak yang dirugikan.

Sekali lagi, maafkan Ibu, Nak. Berbahagialah dengan keluargamu yang baru. Akhir kata, Ibu mencintaimu, tolong ingat itu baik-baik.

Sejak saat itu, Kim Taehyung membenci ibunya. Diam-diam memupuk dendam kendati Suji telah lebur bersama dengan tanah. Dia berkeinginan untuk menjadi pihak yang merugikan, sebab Taehyung tahu benar bahwa dunia ini penuh dengan tipu muslihat—termasuk ibunya sendiri. Akan tetapi, harapan tersebut sekonyong-konyong runtuh tatkala napasnya berada di ujung tenggorokan, sekarat dengan belati yang menebas lehernya dalam satu ayunan telak. Taehyung mati, tanpa sempat meminta maaf pada semesta juga wanita yang terisak di balik dinding.

Di sisi lain, Anha yang melihat bagaimana mantan kekasihnya itu meregang nyawa dengan cara yang amat mengerikan, pun tak bisa membendung tangis untuk lolos menuruni pipi tirusnya. Ia memeluk kaki Jimin, mengalihkan perhatiannya yang hendak berlaku lebih terhadap Taehyung. "Jangan lakukan hal mengerikan ini, Jim." Namun nyatanya, hal tersebut tidak membuat pemuda Park itu luluh begitu saja. Dia malah menendang Anha, melayangkan tatap tajam dengan tangan yang mencengkram erat belati milik Hyerin.

Enigma, The Shadow [Re-write] | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang