16. Pikiran, Hati, & Warrior

4.8K 324 10
                                    

Summer

JANGAN PERGI KEPADANYA?

Astaga, aku jadi teringat kejadian di saat Fall melarangku bertemu dengan Brad, tapi aku tetap ngotot dan akhirnya dia marah besar.

Apa kau akan bahagia tanpa kehadiran Fall di hidupmu?

Jelas tidak, kan?

Aku menghirup napas dalam-dalam. "Fall, jangan urusi kehidupan--"

"Please," potong Fall, berdiri, dan memberikan tatapan memelas yang membuatku ingin mengatakan, I got you, Baby.

Apa yang ada di otakmu, Summer?

"Kalau aku pergi...?"

"Buatku, sudah cukup berat menyukai seorang gadis yang mencintai pria lain selama... berapa lama, hmm?"

"Aku mengaguminya semenjak balita, tapi aku memutuskan untuk menjadi istrinya saat kelas tujuh."

Fall tertawa kering, memijit batang hidungnya. "15 tahun kau mencintainya, siapa aku yang cuma mengenalmu belum sampai seminggu?" Dia menatapku, matanya memerah. "Apa aku benar?"

"Kau benar." Mataku mengerjap-ngerjap, menahan air mata yang hampir tumpah.

Fall mendesah lelah, menutup matanya. "Jangan pergi..." dia membuka matanya yang berkaca-kaca. "Aku akan melakukan apa pun agar--"

"Harusnya kau memikirkan itu sebelum pergi dengan Clarissa, dan menghancurkan kencan kita!" sindirku. Dia terkesiap. "Asal kau tahu, Brad ingin menjemputku dari sore, tapi aku tetap memilih berkencan denganmu!" Kali ini dia merutuk. "Aku mau pergi." Aku berjalan ke arah pintu, meninggalkannya.

"Entah kenapa perasaanku mengatakan, saat aku menembakmu di kencan kita yang ketiga atau ke berapa pun, kau akan menolakku." Kali ini, gantian aku yang tercekat. "Apa aku benar?" Terasa langkah kakinya mendekat, tangannya memeluk pinggangku, dagunya bersandar di bahuku.

"Aku belum tahu jawabannya. Bisa diterima, bisa juga enggak. Tetapi, karena kau sudah menghancurkan kemungkinan itu, maka--"

"Kau akan kembali menjadi gadis menyedihkan, yang mengaharapkan cinta seseorang, tanpa berani berbuat apa pun, ehh?"

Sakit....

Kata-katanya menyakitiku.

Tapi itu benar adanya. Sudah lama aku menyadari betapa menyedihkannya diriku.

Aku berbalik. "Jadi, kau menyarankan aku menyatakan cinta padanya, huh?"

"Tidak, karena jika dia menginginkanmu lebih dari sekadar adik, teman, atau apa pun itu, dia sudah mengatakannya dan mengklaimmu dari dulu."

Lagi-lagi semua yang dia katakan itu benar.

Kalau Brad menginginkanku, dia sudah mengatakannya dari dulu, tapi aku menutup mata dan terus berharap... mungkin dan mungkin dan mungkin... dia akan sadar suatu saat nanti kalau akulah yang dia inginkan. Yang dia cin....

Aku menggeleng-geleng kesal, tapi teralihkan saat dia sibuk menyapu tubuhku dari ujung kaki sampai berhenti di wajahku. Matanya berubah menjadi biru gelap. "Kau menginginkanku?" godaku.

Fall for SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang