8. Getaran di Ranjang, Matt Damon & Mark Wahlberg

12.5K 587 85
                                    

Fall

"AKU NGGAK...."

Omonganku terpotong dengan getaran di ranjang. Tidak, ranjangku tidak bisa bergetar. Getaran terus-menerus ini berasal dari ponselnya. Kami meraba-raba sampai aku yang menemukannya di balik selimut. Saat melihat nama di layar ponselnya, aku tahu ini tidak akan berakhir baik.

"Dari siapa?" bisik Summer.

"Brad. Kau mau mengangkatnya?" tanyaku dengan nada yang kuusahakan biasa saja.

Summer merapikan lingerie di tubuhnya, mengambil ponselnya dari tanganku, lalu turun dari ranjang. "Braad... oh halo juga, ya ini dengan Summer. Mabuk parah dan memanggil namaku...? Ehmm," dia mengangguk, "di Carillon Bar... ya, aku segera ke sana." Dia mengambil jubah di lantai, lalu memakainya. "Fall aku--"

"Kau nggak harus pergi..." aku berdiri, mendekatinya, "dia sudah dewasa, itu bukan tanggung jawabmu."

"Sebentar saja, nanti setelah mengurusnya--"

"Kau akan kembali ke sini, begitu?"

Summer mengangguk pelan. "Dia mabuk parah."

"Panggil tunangan--"

"Aku nggak bisa, Fall..."

"Please," harapku, membelai rambutnya. "Kau tega meninggalkan kita yang sedang--"

"Paling lama cuma sejam. Aku janji akan kembali dan meneruskan yang tertunda."

Aku menggigit gerahamku keras-keras sembari memutari ruangan. "Kalau selangkah saja kau keluar dari kamar ini, jangan kembali, jangan menggangguku lagi!"

Summer memiringkan kepalanya, matanya berkaca-kaca. "Aku pasti kembali." Dengan cepat dia memakai sandal jepitnya dan ke luar dari kamarku.

Aku hanya bisa menertawai ketololanku.

•••

MATAKU PERLAHAN TERBUKA saat terdengar ketukan di pintu, yang disusul dengan suara seseorang yang memanggil namaku.

Siapa yang kau bohongi, Fall? Kau menunggu setiap detiknya dia kembali padamu!

Dan sekarang, tepat 15 menit kau membiarkan dia mengetuk dan memanggil namamu!

"Fall, maafkan aku...."

Biarkan saja, dia yang memilih untuk meninggalkanmu!

"Biarkan aku masuk, please. Aku kedinginan."

Suruh siapa kemari? Jangan sampai terperdaya lagi olehnya, Fall!

"Fall, aku masih mengenakan lingerie yang tadi...."

Bloody hell. 

Dia di luar dengan pakaian setipis itu, kau harus membuka pintunya! Setidaknya, berikan dia jaket atau sweater-mu.

Ya, aku akan membuka pintunya sedikit dan memberikan sweater-ku padanya sekaligus mengusirnya.

"Fall... aku benar-benar kedinginan dan butuh pelukanmu."

Dengan cepat aku bangun dan membuka pintu. Dia hampir terjengkang karena bersandar di pintu, lalu berdiri. "Summer, jangan ganggu...."

Summer malahan mendekapku, terisak. "Sori, Fall...."

"Pulanglah." Aku memegangi bahunya, melepaskan pelukannya.

Summer hanya terpaku menatapku tanpa memiringkan kepalanya. Hanya suara isakkannya yang masih terdengar. Tanpa disangka dia menerobos masuk, lalu melepas jubahnya dan masuk ke balik selimut.

Fall for SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang