SW - 16

2.2K 130 9
                                    


"Sweet... "

Aku terbangun karena J memanggilku. Dengan malas aku membuka pintu kamar.

"Sweet kau baik-baik saja?"

Aku mengangguk malas.

"Kau yakin. Kau terlihat berantakan sweet..."

"Sorry J, aku baru bangun..."

"Matamu terlihat sembab sweet..." J memegang wajahku dengan sebelah tangannya.

"Aku hanya tidak bisa tidur J semalam..."

"Kenapa?"

"Entahlah..."

"Apa sebaiknya kita tunda dulu kerumah mommy?"

"Tidak, aku akan segera bersiap J.."

"Baiklah, jika sudah selesai kabari aku sweet..."

Aku mengangguk, dan J mencium keningku sebelum pergi.

Tadi malam aku menangis kembali, omongan daddy J semalam selalu terngiang dikepalaku. Setiap aku berusaha melupakannya selalu saja kalimat-kalimat itu muncul. Hingga aku lelah dan aku tidak sadar aku tidur jam berapa.

Semalam daddy J tidak pulang karena harus berangkat ke Jepang. Aku bersyukur setidaknya untuk malam ini aku bisa menginap disini. Aku mulai bersiap untuk perjalananku selanjutnya. Aku mempoles wajahku sedemikian rupa agar wajahku tidak kelihatan kusut.

Aku benar-benar mempersiapkan mental untuk kedua kalinya. Dan aku harus benar-benar kuat jika mommy J akan menolakku seperti daddy J. Aku juga mempersiapkan hatiku jika ada kalimat yang lebih pedas nanti.

Rumah mommy J terletak di desa Bergun. Sekitar dua jam perjalanan darat dari kota Zurich. Desa ini terkenal hijau dan indah.

Sepanjang perjalanan aku dapat melihat gunung yang diselimuti tumbuhan hijau. Danau yang indah, sekelompok domba dan sapi dipadang rumput. Jarak antar rumah tidak seperti di kota Zurich. Cukup jauh jaraknya tapi masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Suasana disini begitu tenang, dan alami.

"Kau suka dengan suasananya sweet?"

Aku mengangguk tanpa mengalihkan pandanganku dari jendela mobil.

"Mommy sangat senang tinggal disini. Dia tidak begitu suka dengan suasana keramaian."
J mulai bercerita tentang mommy nya.

"Setelah berpisah, mommy memutuskan tinggal di desa ini. Aku juga sempat tinggal disini.."

"Perekonomian disini adalah beternak dan bercocok tanam.."

Aku juga mendengar J tapi tetap tidak mengalihkan pandanganku melihat suasana desa ini. Untuk sesaat rasa sedih dan gugupku hilang.

Tak terasa kami sudah sampai ditujuan. Aku melihat seorang wanita yang seumuran dengan daddy J sedang duduk diteras. Aku yakin itu mommy J sedang menikmati acara minum teh nya. Rumahnya bukan terbuat dari tembok melainkan papan yang yang kualitasnya sangat bagus. Benar-benar terlihat tradisional.

"Jhon...."
Wanita itu memeluk J ketika J menginjakkan kakinya diteras.

Aku rasa wanita itu sangat merindukan Jhon putra semata wayangnya.

"Mom...kenalkan ini Silvi..."

"Oh hai, saya mommy nya Jhon..."
Aku menyalami tangan mommy J dan mencium punggung tangannya, lalu dia mengusap kepalaku lembut.

"Saya Silvi tante..."
Aku berusaha memberikan senyum terbaikku.

"Kamu sangat cantik dan saya senang berjumpa dengan kamu.."
Aku tersenyum senang, tapi tetap aku juga harus merasa waspada. Bisa jadi baik karena J disampingku.

Suprise Wedding (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang