SOA [REMAKE] - PART 9 - SECRET ROOM

Start from the beginning
                                    

"Aku memang bukan wanita yang suka melanggar janji! Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya seperti itu!" tegas Alana.

"Mau atau tidak?" tanya Sean lagi.

Alana menarik nafas panjang dan menganggukkan kepalanya.

"Mau bagaimana lagi?" jawab Alana dengan nada lemas.

"Bagus!" Sean mengelus puncak kepala Alana.

"Aku bukan anjing peliharaan adik sialanmu itu!"

"Hahaha... Tenang saja. Aku tidak menganggapmu seperti anjing," Sean tertawa begitu lepas dan membuat Alana sempat terpesona dengan ketampanan yang dimilikinya, namun gadis itu segera menepis perasaan kagum tersebut.

"Ingat! Dia pria yang menyebalkan Alana!" batinnya mengingatkan.

"Di mana ruanganku?" tanya Alana.

"Kau bisa bekerja satu meja denganku."

"Kalau begitu aku tidak mau! Aku ingin punya meja sendiri," pinta Alana.

"Kalau begitu nanti akan aku suruh orang untuk menyiapkan meja untukmu diruangan ini," jawab Sean singkat lalu duduk di bangku kekuasaannya.

Alana yang melihat Sean duduk di kursinya segera mengambil posisi di depan Sean.

"Siapa yang menyuruhmu duduk di situ?"

"Apa tidak ada ruangan lain selain satu ruangan denganmu?" Alana kembali bertanya dan mengabaikan pertanyaan Sean begitu saja.

"Tidak ada," jawab Sean, fokus ke laptopnya untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda akibat beberapa insiden yang terjadi.

"Kalau begitu aku mau mejaku di sudut sebelah sana," Alana menunjuk salah satu sudut diruangan Sean yang dirasanya cukup nyaman.

"Hmm," Sean hanya menjawab dengan gumaman dan tetap fokus pada pekerjaannya.

"Dan aku ingin meja kerjaku nuansanya berwarna pastel."

Sean hanya menganggukkan kepalanya.

"Lalu bagaimana kalau di buat ada unsur warna putihnya?"

Kali ini Sean hanya melirik kearah Alana sebentar lalu kembali fokus ke laptopnya.

"Hmm, menurutmu bagus mana warna pastel atau pastel di campur dengan putih atau semuanya putih?" tanya Alana yang sama sekali tidak dihiraukan Sean.

"Mr. Smith, saya sedang bertanya pada anda," Alana menutup laptop Sean begitu saja.

"Kau!" Sean terlihat marah.

"Jawab aku!" bentak Alana tidak mau kalah.

Sean lagi-lagi tidak menghiraukan Alana. Ia kembali membuka laptopnya dan tangannya kembali sibuk mengetik hal yang tidak di mengerti sang gadis.

Alana kesal dengan Sean. Ia menatap tajam Sean tanpa berkedip, lalu dia mendekatkan wajahnya pada Sean.

"Sean," Alana menyebut nama Sean sangat pelan.

Sean mengangkat kepalanya dan tatapan mereka bertemu.

"Kenapa banyak sekali pintu diruangan ini? Bisa ke mana saja pintu-pintu itu?"

Pada saat pertama masuk, Alana sudah penasaran kenapa diruangan Sean banyak sekali terdapat pintu-pintu dan karena Alana orang yang mudah bosan akhirnya Ia memutuskan untuk mengganggu Sean yang sedang mengerjakan pekerjaannya dan untuk kesekian kalinya Sean mengabaikan Alana.

"Sean? Bolehkah aku memasuki satu-satu ruangan tersebut?" tanya sang gadis masih tak di gubris.

Hal itu membuatnya kesal dan ia kembali bertanya di detik berikutnya, "Kau ini lama sekali menjawab boleh atau tidaknya? Kalau kau tidak menjawab, maka aku simpulkan kau mengizinkan aku untuk memasuki ruangan tersebut," lanjut Alana dan ia dengan sigap langsung berdiri.

Sean hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah adik sahabatnya yang tidak bisa diam. Alana memasuki pintu yang ada di sebelah kiri, dan saat di buka pintu tersebut ternyata menuju ke toilet.

Berhubung Alana tidak berminat untuk menjelajahi toilet yang ada diruangan Sean tersebut, maka ia langsung menuju ke pintu yang ada di sebelah kanan. Saat pintu tersebut sepenuhnya terbuka, "Wahhh..."

***

To be continue

Jangan lupa vote dan comment yaa

Follow instagram : itsviy_

Terima kasih.

Love,

Itsviy (26.07.2018)

STORY OF ALANAWhere stories live. Discover now