15 | Canda Mulu, Seriusnya Kapan?

2.2K 509 34
                                    

Lagu Indonesia Raya bergumam memenuhi gedung aula kampus Wendy dan Suga. Di barisan para wisudawasan S1 jurusan Farmasi, terlihat Suga dan Wendy yang ikut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.

Wendy berulang kali meremas tisu di genggamannya. Dia benar-benar gugup dan hatinya membuncah bahagia. Mendengar gemaan suara rektor saat berbicara pun berhasil membuat rambut-rambut di tangan Wendy meremang.

Wendy melirik ke teman-temannya. Cewek tersebut pun sempat melihat Suga yang tersenyum sambil menatap ke depan. Cowok itu terlihat tenang dan gagah dengan pakaian hitamnya serta toga di kepalanya.

"Ananda Wendy Putri Pratiwi, S.Farm,."

"Suga Adipati, S.Farm,."

Dengan kegugupan, Wendy berjalan menaiki panggung untuk menghadap rektor dan jajaran dosen lainnya. Suga sempat berbisik kepada Wendy sebelum cewek tersebut naik ke atas tangga. "Tarik napas pelan, Dy. Jangan gugup."

Wendy mengangguk dan memasang senyum termanisnya. Rektor pun memindahkan kucir tali toga Wendy dari kiri menuju ke kanan, yang memiliki filosofi melambangkan tali pembatas buku. Berharap para wisudawan tetap akan terus belajar dengan membuka lembaran-lembaran ilmu baru.

Suga pun melakukan hal yang sama. Tak lupa cowok tersebut mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosennya selama empat tahun ini.

Setelah mengucapkan ikrar alumni, para wisudawan segera digiring oleh LO masing-masing dan berkumpul di keluar gedung. Wendy langsung mencari keluarganya setelah mengirimkan pesan kepada Yeriana. Wendy sengaja meminta Yeriana untuk menjadi LO orangtua Wendy agar mama dan papanya tidak kebingungan selama acara berlangsung.

"Ma... Pa..." Wendy langsung berlari menghampiri orangtuanya yang baru saja keluar dari pintu ruang khusus tamu undangan.

Papa Wendy menyambut putrinya tersebut ke dalam pelukan, begitu pun mamanya. Tidak ada air mata, yang ada hanya senyuman bahagia di wajah mereka semua.

"Kak, mau ke sana nggak? Foto-foto dulu, habis ini kita mau arak-arakan wisudawan," ajak Yeriana sambil menunjuk ke salah satu stand yang menyediakan photobooth untuk wisudawan.

Wendy dan orangtuanya segera mengikuti langkah Yeriana. Di sana, sudah ada Jeka yang siap dengan kameranya. Jeka memang menjadi panitia dokumentasi acara wisuda. Cowok tersebut segera mempersilahkan Wendy dan keluarganya untuk berpose.

"Eh, tungguin Egi dulu. Mahesa masih jajan bareng Egi sama Kak Jimi," interupsi Yeriana.

Mahesa, keponakan Wendy memang sengaja dititipkan kepada Selgy. Karena takutnya kalau membawa Mahesa ke dalam gedung, bocah laki-laki tersebut akan rewel dan bisa-bisa menangis kegerahan.

"Ontiii!!!" teriakan cempreng ala Mahesa membuat mereka mengalihkan tatapan. Mahesa berlari bersama Selgy dan Jimi. Di tangannya terdapat permen kapas berwarna pink yang sudah hampir habis.

"Onti kenapa pakai baju item-item? Kayak baju musuhnya Naluto itu loh, yang Akatsuki-Akatsuki itu," ucap Mahesa menarik-narik baju Wendy.

Semua pun tertawa mendengar ucapan polos bocah tersebut.

Wendy berjongkok dan memeluk Mahesa. "Mahesa mau foto bareng Akatsuki, nggak? Yuk sini, kita foto."

Mahesa mengangguk semangat. Yeriana segera memegang permen kapas Mahesa dan memperbaiki penampilan bocah tersebut. "Senyum yang ganteng, ya. Jangan mau kalah sama Kakek," ucap Yeriana sambil menunjuk papanya Wendy.

Jeka segera mengintruksikan mereka semua. Tiga kali jepretan berhasil diabadikan kamera. Sekali lagi, mereka memberikan selamat kepada Wendy.

"Dy..."

SWAGGY & WITTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang