10 | Kotak Bekal Kita

2.3K 539 57
                                    

Berulang kali Suga menggelengkan kepalanya di depan buret berisi larutan basa, yang seharusnya diteteskan Suga ke dalam labu titrasi di genggamannya. Pikirannya berkecamuk dan bercabang ke mana-mana.

Pertama, album The Red Summer dari grup Kpop idolanya ditunda pengirimannya karena masalah nomor resi. Kedua, partner praktikumnya tidak datang hari ini. Siapa lagi kalau bukan Mbak Wendy?

"Ga, larutan lo udah ungu."

"Eh anjir kelewat!!" Suga langsung berdecak kesal dan menutup buretnya. Cowok pucat tersebut lantas berjalan ke lemari untuk mengambil larutan baru.

"Lo kenapa sih bengong? Nggak niat nyelesaian skripsi?" celetuk Mino melihat tingkah Suga hari ini.

"Lo kayak nggak tahu aja sih, No. Suplemen semangat tuh anak nggak dateng," sambung Luna.

Suga lagi-lagi berdecak kesal. Iya sih suplemennya hari ini tidak datang karena Wendy tidak ada jadwal ngelab hari ini. Tetapi tetap saja, semenjak mengunjungi rumah Wendy seminggu yang lalu, Suga belum ada berjumpa lagi dengan Wendy.

Kalau kembali mengingat kejadian itu, hati Suga kembali miris. Bagaimana tidak? Selepas kedatangan si Bule kesayangan mamanya Wendy, eksistensi Suga di sana seolah diabaikan. Untung ada Jimi dan Selgy. Bahkan yang lebih parahnya lagi adalah, oleh-oleh Suga tidak jadi diberikan kepada keluarga Wendy. Oleh-oleh tersebut berakhir habis diserbu oleh anak-anak Himpunan Farmasi ketika Suga membawanya ke sekretariat.

"Gue lanjut ngelab habis makan siang aja, No. Pengin cari makan dulu." Suga menghentikan aktivitasnya.

Cowok tersebut langsung berjalan keluar laboratorium sambil membuka jas lab dan safety lainnya. Suga segera menuruni anak tangga dan berjalan keluar gedung Farmasi dengan jas lab yang disampirkan ke pundaknya.

"Suga!!!"

Suga otomatis menghentikan langkahnya ketika matanya melihat sosok Wendy yang berjalan tergesa-gesa sambil membawa tote bag berukuran sedang bergambar karakter Kumamon.

"Udah praktikumnya?"

Dua kata yang ditujukan sebagai pertanyaan tersebut sukses membuat Suga menarik lengkungan manis di bibirnya. "Istirahat bentar mau makan," jawab Suga.

Suga berusaha tidak menjawab panjang-panjang. Dirinya ingin mencoba ngambek dengan Wendy dan penasaran apakah Wendy peka kepadanya.

"Nah, kebetulan. Gue masak lebih nih!" Wendy mengangkat tote bag dan menunjukkannya kepada Suga.

Suga menaikkan kedua alisnya sambil memperbaiki letak jas lab di pundaknya. "Masak lebih atau sengaja masak buat gue, Dy?" tanya Suga.

Serangan dadakan dari Suga tentu saja membuat kedua pipi Wendy terasa memanas. Aduh, efek cuaca Bandung yang sudah ikut terkena dampak globalisasi kali, ya?

"Ya udah. Makan di depan perpustakaan aja gimana?" tawar Suga akhirnya karena melihat Wendy tak kunjung memberikan respon.

Wendy mengangguk kaku dan mengikuti langkah kaki Suga yang lebih dahulu berjalan di depannya. Berulang kali Wendy memperbaiki tatanan rambutnya dan kemeja putih yang dipakainya. Entah mengapa, belakangan ini Wendy sering berdandan. Sepertinya efek terlalu sering menonton vlog kecantikan Shela ft. Yeriana.

"Duduk, Dy." Sahutan Suga berhasil mengembalikan Wendy dari khayalan tentang dirinya yang menjadi model produk kecantikan Wardah.

"Eh iya, Ga." Wendy tersenyum kikuk dan duduk di samping Suga.

Mereka berdua duduk di bangku kayu di depan perpustakaan pusat. Suasananya memang asri dan sejuk. Apalagi sekarang pohon bunga yang Wendy tidak ketahui namanya sedang bersemi indah.

SWAGGY & WITTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang