14 | One Fine Day

2K 521 93
                                    

Hari ini, setelah mengurus pembiayaan serta perlengkapan wisuda dan tak lupa bolak-balik ke Lembaga Kemahasiswaan kampus, Wendy bergegas kembali ke kos.

Siang ini Wendy berencana balik ke Jakarta untuk mengantar beberapa barang serta menjenguk mamanya yang sudah pulang ke rumah. Awaknya Mark ingin menjemput Wendy, namun dia langsung menolak ajakan Mark. Alasannya tidak enak dan takut merepotkan, tetapi di dalam hati alasan lainnya takut ada yang salah paham.

Hmm, Wendy bisa aja!

"Cek lagi, nanti ada yang tinggal." Suga memperingati Wendy dari dalam mobil.

Wendy menang tidak dijemput oleh Mark. Namun, cewek tersebut akan diantar Suga dengan meminjam mobil Jimi. Wendy tidak menolak tentu saja, karena bisa-bisa nanti Suga malah jadi cuek kepada Wendy.

Bukan. Bukan karena Wendy takut Suga menjauhinya, tetapi Wendy masih membutuhkan Suga untuk mengurus beberapa berkas menjelang wisuda. Jadi, Wendy hanya menerima tawaran cowok tersebut.

"Kayaknya enggak ada lagi, Ga. Yuk berangkat!" Wendy segera masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman.

Niatnya mau pura-pura lupa supaya Suga yang mengingatkan atau mungkin memasangkan sabuk pengaman ke Wendy, tetapi memangnya siapa Wendy? Aduh, belakangan ini kenapa Wendy jadi suka memikirkan Suga, ya?

Suga segera menjalankan mobilnya menuju Jakarta. Di dalam mobil, Wendy dan Suga hanya sedikit bercerita, selebihnya diam karena Suga memilih fokus menyetir dan Wendy asik dengan headset sambil mendengarkan lagu.

Pilihan ke Jakarta di jam kerja adalah yang terbaik karena tidak terlalu macet. Suga dan Wendy sampai di rumah dengan selamat. Papa Wendy yang memang sengaja pulang cepat dari kantor untuk menemani Wendy, langsung membantu putrinya tersebut membawa satu boks berisi buku-buku serta beberapa peralatan kos yang sekiranya tidak akan dipakai lagi.

"Nak Suga memangnya nggak repot nganterin Wendy ke rumah?" tanya papanya Wendy sambil mengambil boks dari tangan Suga.

Suga tersenyum sambil menggeleng pelan. "Saya yang nawarin kok, Om. Bosan juga di kos nggak ngapa-ngapain," jelasnya.

Wendy mendengus pelan mendengar jawaban Suga. Bukannya geer, tapi Wendy bukan seorang Suga yang kadang suka tidak peka. Cewek tersebut tentu tahu alasan-alasan modus Suga.

Ingin menyindir, tapi takut dibalas Suga. Soalnya sindiran Suga terlalu halus sih, sampai bisa menyentuh ke dalam sanubari Wendy.

Gue mikir apa sih!!!!!! Wendy menggeleng pelan dan bergegas masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum, Ma." Wendy langsung menyalami mamanya yang duduk di sofa ruang tengah. "Seger banget wajahnya," sambung Wendy lagi ceria.

Mamanya Wendy tersenyum manis dan mengelus kepala Wendy pelan. "Kan mau menyambut calon wisudawan," jawabnya dengan pelan-pelan. Mama Wendy masih belum pulih seutuhnya.

"Kotaknya letak di ruang tengah aja, Ga." Wendy menunjuk ke arah ruang tengah.

Suga segera meletakkan barang-barang Wendy. Setelah itu, dia berjalan menghampiri mamanya Wendy. "Siang Tante, masih ingat aku, kan?" Tanya Suga sambil tersenyum.

Mamanya Wendy mengangguk pelan. Wendy ikut tersenyum. Namun, Wendy mengerutkan dahi ketika melihat Suga masih tersenyum memandang dirinya dan sang mama bergantian. "Kenapa lo ngelihatinnya gitu banget, Ga?" tanya Wendy akhirnya.

"Ternyata kalau dilihat gini dari dekat, Tante cantik banget. Mirip banget sama Wendy," ujar Suga yang membuat mamanya Wendy tersenyum.

"Berarti secara nggak langsung kamu bilang Wendy cantik ya, Ga?" Papa Wendy ikut bergabung bersama mereka di ruang tengah.

SWAGGY & WITTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang