3 | Kolak Candil

3.1K 603 83
                                    

Wendy dari tadi hanya berguling-guling di atas kasurnya. Puasa hari kedua ini dihabiskan Wendy di kamar kos. Sepi. Lapar. Bosan. Itu yang dirasakan Wendy. Ingin mengajak Selgy jalan-jalan, tapi cewek sipit tersebut sudah pulang ke Jakarta pagi tadi karena harus syuting serial Ramadhan. Biasa, aktris baru tenar jam terbangnya mulai banyak.

Gara-gara insiden 2 hari yang lalu di kampus, Wendy tidak menghubungi Suga. Sebenarnya Wendy kesal juga karena Suga selalu memborbardir Wendy dengan panggilan maupun chat via LINE.

Ya walaupun beberapa kali komentar Suga di Instagram Yeriana dan Jeka yang menyebut akunnya kemarin, Wendy membalas Suga. Tapi tetap saja rasa kesal masih membekas di hati seorang Wendy yang lemah lembut ini.

Satu jadikan tujuan kita.
Hilangkan segala perdebatan yang sia-sia.
Berlari ke arah yang sama bukan masalah.
Semua punya ruang lukis yang kau mau.
Karena ceritamu milikmu.

Bosan, Wendy akhirnya memutar lagu Isyana ft. Raisa dari ponselnya. Wendy itu penggemar Isyana. Mana anaknya manis, anggun, suaranya bagus, Wendy jadi iri. Apalagi Wendy pernah memergoki Suga memasang foto Isyana sebagai wallpaper ponselnya. Makin irilah Wendy sehingga menjadikan Isyana sebagai role modelnya.

Prett.

Wendy itu sudah memutuskan untuk diam-diam secara perlahan membuka hatinya untuk Suga sebenarnya. Tapi memang dasarnya Suga adalah jenis cowok tidak peka sedunia. Jelas-jelas dia suka sama Wendy kata teman-temannya, tapi waktu Wendy kasih kode biar dia lancar PDKT eh Suga malah hilang akal.

Padahal alasan Wendy memberikan bakpia kepada Suga supaya Suga bertanya tentang keluarga Wendy.

Oh ternyata Wendy punya keluarga di Jogja.
Bisa dong gue main dan deketin sepupunya.
Lebih gampang dong gue PDKT-nya.

Wendy berharapnya Suga akan bertanya tentang hal itu. Capek-capek Wendy memberikan topik pembicaraan dan merelakan satu kotak bakpia cokelatnya.

Ting ... Tong ...

Wendy bangun dari kasur dan berjalan ke depan pintu kos. Saat Wendy membuka pintu kos, ternyata ada Terra di sana. Wendy mengenal Terra dari Suga walau mereka berada di jurusan yang berbeda. Terra itu anak Mikrobiologi, sedang mengerjakan skripsi sama seperti Wendy. Mereka juga sama-sama akselerasi. Susah jadi anak pintar.

"Assalamualaikum, Ananda Wendy."

"Waalaikumsalam, Ayahanda."

Mereka pun kompak terbahak setelah berbicara seperti itu. Ya Wendy memang receh, jadi dad jokes seperti itu lucu bagi Wendy.

"Ngapain, Ter? Mau ngajak tadarusan ke masjid?" tanya Wendy sambil mempersilakan Terra masuk ke dalam kos.

"Gue percaya lo pasti tadarusan kok, Wen," jawab Terra dengan logat-logat medokan Solo.

Wendy cuma tertawa mendengar cara berbicara Terra. Beda dengan Suga yang asli Jogja tapi kalau sudah berbicara memakai lo-gue, medoknya hilang.

Ih, kok perasaan dari tadi Wendy bawa-bawa Suga melulu, sih?

"Gue mau ajakin lo bukber bareng anak-anak di rumahnya Maura. Mau nggak, Wen?"

Wendy terdiam sebentar menimbang-nimbang ajakan Terra. Maura itu satu jurusan dengan Terra, tapi Wendy bisa mengenal Maura karena mereka pernah mengambil mata kuliah yang sama saat tingkat dua dulu. Bahkan sekarang berteman cukup dekat.

"Boleh, deh. Gue siap-siap dulu ya, Ter. Lo mau minum dulu, nggak?"

"Bercanda sampean."

Wendy pun tertawa dan pergi untuk bersiap-siap dengan meninggalkan Terra di ruang tamu.

SWAGGY & WITTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang