Chapter 2

5.7K 591 85
                                    


THE PAYBACK

Story©Ivyluppin

Warning : Yaoi, BL, Rape, Dirty talk, and many kinda...

Main pair : Sasunaru & Gaanaru

.

"When we first met, i had no idea you would be so important to me."

.

.

Chapter 2

.

Seseorang pernah berpendapat tentang waktu. Bahwa waktu terlalu lamban bagi orang-orang yang menunggu, terlalu cepat untuk orang-orang yang ketakutan, terlalu panjang untuk orang-orang yang meratap dan terlalu pendek untuk orang-orang yang merayakan. Tapi Gaara memberitahunya bahwa waktu tidak pernah terlalu berlebihan untuk menemukan seseorang dan mencoba hal baru.

Ini adalah 4 bulan sejak ia mengenal Sabaku Gaara dan empat hari sejak pria berambut merah itu mengajaknya ke trek, dunia baru yang bagi Naruto tampak begitu asing. Ia tidak pernah bermimpi akan mendatangi tempat dimana itu berada di luar lingkaran dunianya, dunia Gaara adalah dunia di balik punggungnya dimana dia mustahil untuk melihat bagaimana keadaan punggung itu. Tapi Gaara mengenalkannya, pria itu memimpinnya dan melindunginya. Naruto cukup tahu bagaimana dunia malam, tapi Gaara hanya memberinya kesempatan untuk menikmati kehidupan melalui ban-ban mobil. Dia tidak pernah menjerumuskan. Dan mengenal Gaara adalah hal baru.

.

:: The Payback ::

.

Tiga hari setelah Gaara mengajaknya ke trek, Naruto mendapati dirinya kepayahan menghadapi perlakuan teman-teman sekolahnya. Ada banyak sampah yang mereka masukan ke loker, paku yang mereka sebar di sekitar tempat duduknya, pakaian sekolahnya yang mereka lempar ke kolam renang, tugas sekolahnya yang tebakar, dan lain-lain.

Selama setahun sekolah di Konoha Gakuen, Naruto selalu mencari tahu mengapa ia menjadi target bully nomor satu di sekolah. Ia berpikir mungkin saja ini ada hubungannya karena ia berbeda, yah kau tahu, dia miskin dan tidak punya orang tua tapi akhir-akhir ini ia banyak menemukan alasan lain. Bahwa ia termasuk ke dalam tipikal anak yang pemalu, menyembunyikan perasaanya dan pendiam, hal itu justru tanpa sadar menarik perhatian orang lain. Di tambah dia kurus dan pendek. Dan miskin adalah hal yang paling mendukung sebagai daya tarik sendiri atas objek bullying.

Berbicara mengenai bullying. Persis seperti yang dia kira sejak pertemuan mereka yang mengejutkan di trek. Ia telah menduga bahwa Sasuke mengenalnya atau setidaknya mengingatnya sebagai salah satu bahan candaan.

"Kupikir aku mengalami semacam gangguan mata saat melihatmu di trek tempo hari." Pria spike itu bersandar di depan pintu toilet yang tertutup. Ia memiringkan kepalanya, nampak berpikir dengan mata tajamnya yang menusuk.

"Senpai, kelasku sudah dimulai, kumo--."

"Apa hubunganmu dengan Sabaku?" tanyanya kemudian. Mengabaikan kecemasan di wajah Naruto.

Naruto masih mengingat dengan jelas bagaimana Sasuke membullynya dengan teman-temannya dua bulan lalu. Pria itu mendorongnya ke kolam renang dan membuatnya nyaris tenggelam jika tidak ada Hibiki Sensei yang menolongnya. Kali ini Sasuke mungkin saja akan membunuhnya.

"Kami berteman."

"Mustahil. Sabaku bukan penyuka orang-orang kalangan bawah." Ujarnya menghina.

"Kami memang berteman." Ujar Naruto.

"Kau melakukan sesuatu padanya." Tuduh Sasuke.

"Tidak ada, aku bersumpah. Aku hanya bertemu dengannya di dekat vanding machine." Naruto mengerutkan alisnya saat Sasuke berjalan mendekat ke arahnya. Pria itu menjambak rambutnya keras dan Naruto memekik kesakitan, sungguh, kulit kepalanya perih.

The PaybackOù les histoires vivent. Découvrez maintenant