Ibadah

13.7K 1.5K 119
                                    

Dear Readers,

Detail malam pertamanya di novel cetak nanti yaa...

🙏🙏🙏😘😘😘😍😍😍

==================

Mataku terbuka. Aku mendengar suara-suara.

Srek.
Srek.
Srek.

Umm...

Dari kamar mandi.

Aku bangkit dari tidur. Menggapai celana boxer yang tercecer di lantai untuk kukenakan menutup tubuh telanjang.

Ini adalah subuh setelah malam pertama kami.

Aku berjalan menuju kamar mandi yang terbuka sedikit.

Srek.
Srek.
Srek.

Suara itu semakin terdengar kencang.

Penasaran, aku mendorong perlahan pintu kamar mandi untuk melihat ada apa sebenarnya di dalam.

Mataku membelalak melihat pemandangan yang tersuguh.

Ais di dalam bathtub. Berjongkok membungkuk tangannya bergerak-gerak di dalam sana. Mataku lalu melihat ke atas. Tiang tirai bathtub kini dipenuhi pakaian-pakaian yang kemarin kukenakan. Menggantung tertata dalam keadaan basah dan wangi layaknya baju yang sedang dijemur.

"Mah... Mamah lagi ngapain?"

Ais mengangkat kepalanya. Wajahnya ditolehkan kepadaku. Auranya seketika ceria saat matanya menemukan mataku.

"Eh, Papah udah bangun. Mandi? Sholat? Bentar yah kagok nih, Mamah beresin nyuci dulu," ujarnya lugu.

Aku melipat kedua tangan didada.

"Nyuci? Mamah ngapain nyuci di hotel?"

"Lah...ini cucian kotor gimana? Mau dikumpul aja, dirapel buat di cuci di Jakarta nanti?"

Aku menggeleng. "Kan ada laundry, Mah..."

Keningnya berkerut. "Laundry?"

Aku mengangguk. "Iya. Layanan cuci setrika dari hotel."

"Ohh ada, yah?"

"Ada dong."

Ais mengangguk. "Gak apa-apa, Pah kagok satu lagi. Abis ini mah udah... nah nanti Papah mandi terus sholat shubuh, Mamah mau beliin Papah sarapan. Papah mau sarapan sama apa?"

Aku menggeleng. "Gak usah. Kita dapat jatah sarapan kok dari hotel."

"Ohh... dianterin?"

"Enggak. Nanti kita ke bawah. Restorannya di area lobi."

Ais mengangguk. "Iya atuh Pah... bentar yah nih Mamah mau ngebilas dulu."

Ais berdiri lalu menyalakan keran di bathtub. Membungkuk, membilas baju yang tadi dicuci dengan mengucek-ngucek menggunakan kedua tangannya dibawah aliran air keran.

Aku mendekat melihat ke dalam bathtub.

"Mah, dari mana itu sikat dan sabun colek?"

"Ohh... beukeul dari rumah."

"Bekal?"

"Iyyaa... Mamah sebelum kita pergi ke KUA untuk menikah kemarin, sudah menpersiapkan segala sesuatunya."

Aku menggeleng sambil melipat bibir memperhatikan gerak-gerik Ais.

Ais kemudian mematikan keran. Memeras baju, lalu menjemurnya di tiang tirai bathtub.

"Beres," ucapnya dengan ceria sambil menatapku.

Aku terkekeh sambil menggeleng menatap wajah cantiknya.

"Kenapa Pah?"

Aku menggeleng sambil menggapainya dengan kedua tangan untuk memeluknya.

"Enggak... kamu. Aku gak tau saat ini harus marahin kamu atau nyium kamu..."

Ais melingkarkan kedua tangannya di punggungku.

"Iih... yah mending cium atuh. Mencium istri mah ibadah... kalau marahin istri itu dosa. Papah mau ibadah atau mau berbuat dosa?" tanyanya sambil menatapku.

Aku terkekeh menatap wajah lugunya. "Ibadah dong."

Ais tersenyum. "Yah sok atuh sini cium kalau mau ibadah mah..."

Aku tertawa sambil menundukkan wajah mendekatinya. Tujuanku satu... ibadah.

Mahligai Adhyaksa #1 Unplanned Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang