Memulai yang Baru

251 33 13
                                    

"NOT cepetan, apel paginya udah mau dimulai," teriak Farel.

"Iya, gue lagi pake sepatu. Tunggu Far!," balas Difta tak kalah keras.

Alex, Veyza, dan Tita melintas di hadapan Farel. Ian dan Keylan juga mengikut di belakang mereka bertiga.

"Difta mana?," tanya Alex.

"Masih pake sepatu, dia telat bangun," jawab Farel.

"Aduh Difta, kebiasaan buruknya nggak hilang-hilang," keluh Tita.

Difta keluar dari kamarnya dan menabrak Alex hingga keduanya terjatuh.

"Ah sory AL, gue nggak sengaja, maaf ya...," Difta membantu Alex bangkit dari lantai.

"Iya nggak apa-apa," jawab Alex.

Farel melayangkan sebuah buku tipis ke kepala Difta. Difta meringis kesakitan.

"Cerobohnya nggak hilang-hilang!!!," komentar Farel.

"Ampun Far, kan nggak sengaja...," jawab Difta.

"Pokoknya, nanti malam laptop lo gue sita! Gara-gara laptop akhirnya lo begadang dan bangun telat," ujar Farel seraya menarik Difta untuk turun ke lapangan.

Tita tertawa melihat Difta yang dimarahi seperti anak kecil oleh Farel. Veyza merangkul Alex yang sebenarnya masih kesakitan gara-gara jatuh. Ian mengepalkan tinjunya. Keylan merangkulnya.

"Kelihatannya, Difta udah benar-benar lupa sama persahabatan kita," Keylan memanas-manasi Ian.

"Lihat aja, gue bakal bikin Difta jadi benci banget sama tuh anak. Difta nggak boleh terus-terusan bergaul sama dia," geram Ian.

Apel pagi selesai tepat pukul delapan, semua siswa baru segera masuk ke kelas mereka di lantai bawah. Kelas sepuluh terbagi menjadi tiga kelas, yaitu 10-a, 10-b, dan 10-c. Difta masuk ke kelas 10-a, begitu pula anak-anak yang pernah satu SMP dengannya itu. Farel duduk dengan Veyza dibangku paling depan, Tita duduk dengan Ian dan Keylan di bangku urutan ketiga, sementara Difta memilih duduk bersama Alex di bangku urutan kedua.

Alex sempat terkejut saat Difta memilih duduk di sebelahnya, sementara Farel duduk di depannya bersama Veyza.

"Hei Dif, nggak salah posisi duduk lo?," tegur Tita.

"Nggak, emang kenapa?," tanya Difta ketika ia berbalik ke belakang.

"Gue pikir lo bakalan duduk sama Farel," ujar Tita.

"Uh, nggak deh..., tersiksa gue...," jawab Difta.

Farel berbalik ke belakang dan memukul kepala Difta dengan buku tipis seperti tadi. Difta kembali meringis.

"Tersiksa kenapa NOT? Takut nggak bisa tidur di kelas? Tenang, sekalipun lo nggak duduk sama gue, lo tetap nggak akan bisa tidur," ancam Farel.

Alex tertawa.

"Gue setuju," ujarnya.

"Ih, kok lo setuju sih sama dia? Ya udah, gue pindah duduk aja deh, Tita lo duduk di sini dong. Gue sama Ian aja biar aman," pinta Difta dengan wajah memelas.

Farel, Veyza dan Alex memberi tanda jangan mau pada Tita. Tita berpikir sejenak. Keylan dan Ian merasa aneh dengan sikap Difta yang sekarang.

"Oke, sini pindah, gue duduk di situ," ujar Tita.

"Ah..., Tita...!!!," keluh Veyza, Alex dan Farel.

Difta langsung memindahkan tasnya dan duduk di antara Ian dan Keylan. Ian menatapnya lama-lama.

"Kenapa lo?," tanya Difta pelan-pelan.

"Nggak, aneh aja. Bukannya kemarin-kemarin lo bahkan nggak mau lihat gue sama Keylan? Kok sekarang lo malah duduk di sebelah gue sama Keylan?," tanya Ian.

THE STORY [PROSES PENERBITAN]Where stories live. Discover now