Enam

3.3K 409 10
                                    

Happy reading

☆☆☆

Iqbaal menyelipkan anak rambut (Namakamu) yang menutupi wajah damai kakaknya saat tertidur pulas seperti ini.

Ya, Iqbaal baru saja memindahkan (Namakamu) ke tempat tidurnya dari ruang tv. Keduanya baru saja selesai menonton drama Goblin untuk yang keenam kalinya. Entah kenapa kakaknya tidak merasa bosan menonton drama korea yang satu itu.

Setiap Iqbaal bertanya, mengapa (Namakamu) tidak bosan menonton Goblin jawabannya selalu sama. "Mau liat malaikat mautnya, ganteng gitu. Ngegemesin lagi, polos banget kalok udah ketemu sama Sunny."

Tidak ada jawaban lain, selalu seperti itu. Tapi, Iqbaal merasa bahagia melihat (Namakamu) tertawa dengan lepasnya saat menyaksikan adegan lucu yang ada di serial drama Goblin tersebut.

"Tidur yang nyenyak ya, i love you." Guman Iqbaal mengecup kening (Namakamu) sekilas sebelum keluar dari kamar bernuansa pastel milik (Namakamu).

Iqbaal menghentikan langkahnya di ambang pintu. Berbalik menghadap ke arah (Namakamu). Menatap wajah cantik gadis itu dengan penuh cinta, sekaligus ada guratan kesedihan pada wajah tampan Iqbaal.

"Aku tahu perasaan ini salah, tapi mau gimana lagi aku udah jatuh terlalu dalam. I was falling deeper in love with you."

☆☆☆

Iqbaal, Ray, Abi dan juga (Namakamu) tengah duduk di ruang tamu yang ada di salah satu gedung agensi artis terbesar di Indonesia.

"Baal, ngapain bawa kakak ke sini?" Bisik (Namakamu) pada Iqbaal yang duduk tepat di samping kanannya, sementara Ray duduk di samping kirinya.

"Kata Ray mau ketemu seseorang, Iqbaal gak tau siapa." Jawab Iqbaal.

"Terus, kenapa kakak harus ikut?"

"Karna kakak adalah manager Restu Band."

(Namakamu) mengembungkan pipinya, menatap Iqbaal dengan tatapan memelasnya. "Baal, kakak gak bisa jadi manager kalian. Gak ngerti soal begituan." Rajuk (Namakamu) menatap anggota band bergantian.

"Tenang aja kak, gue bakalan bantu lo. Kita semua bakalan bantu lo, tugas lo mudah kok." Kata Ray mencoba meyakinkan (Namakamu).

"Tapi—"

"Sore semuanya."

Anggota Restu Band langsung menengok ke arah suara barithon yang baru saja menyapa mereka. Seorang dengan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam, jasnya sengaja ia sampirkan pada tangan kirinya.

"Loh bapak."

"Loh kamu kasir itu kan, yang nabrak saya waktu itu?"

"Kak Aldi kenal sama kak (Namakamu)?"

"Nggak, cuma beberapa waktu yang lalu gue gak sengaja nabrak pak Aldi." Jawab (Namakamu).

"Gak usah panggil pak kali, aku gak tua-tua amat. Panggil nama aja." Ujar Aldi diakhiri dengan senyum manis menghiasi wajah tampannya yang sore ini masih terlihat segar.

"Hehe, iya Ald." Entah kenapa pipi (Namakamu) terasa memanas saat pertama kali memanggil nama Aldi.

Iqbaal yang melihat hal itu menggeram kesal. Air mukanya pun berubah, tadi ia terlihat senang saat pertama kali memasuki gedung agensi ini tapi, sekarang wajah senangnya itu hilang seketika.

"Jadi ini anggota band lo, Ray?" Tanya Aldi sesaat setelah ia mendudukkan dirinya pada single sofa dismping Ray yang berhadapan langsung dengan Abi di seberang sana.

Sister Complex Ft. Iqbaal Ramadhan✔Where stories live. Discover now