Tujuh

7.2K 877 3
                                    

Yeri POV

Matahari yang menyinari mataku membuatku terbangun dari tidur ku, aku merasa kepalaku sakit sekali. Aku pun memperjelas penglihatan ku dan menyadari sesuatu, aku bukan berada di kamarku.

Aku pun melihat pakaian ku semalam yang berserakan di lantai, aku pun langsung menatap tubuhku yang tidak tertutupi selimut. Aku telanjang bulat dan banyak bercak merah di tubuhku. Aku pun menyingkirkan selimut yang kupakai dan melihat noda merah diatas ranjang yang aku tiduri.

"Ti-tidak mungkin." Aku pun mengingat kejadian semalam saat tubuhku di rangkul laki-laki lain dan Jin tiba-tiba saja datang menyelamatkan ku dari laki-laki itu. Jin? Seorang yang kuanggap sebagai kakak laki-laki mengkhianti ku dan memanfaatkan tubuhku?

Aku pun melihat sekeliling kamar yang ku tempati ini, ini sangat tipikal laki-laki sekali dan aku melihat ada foto terpasang di dinding dekat pintu, itu foto Jin bersama dengan Irene. Ini tidak mungkin! Apa kemarin aku mabuk? Aku hanya meminum jus strawberry dan.... Tequila yang Jin berikan.

"Bagaimana jika orangtua ku tau anaknya di nodai seperti ini?" Airmata pun menetes dengan sendirinya dari kedua mataku, dan semakin deras saat aku membayangkan apa yang terjadi dengan ku tadi malam. Bahkan aku tidak mengingat nya sama sekali. Dengan cepat aku pun memakai pakaian yang semalam aku pakai melupakan rasa sakit di bagian intim ku, setelah selesai aku pun langsung menuju pintu kamar ini. Aku harus pergi dari sini.

Aku menuruni anak tangga dengan cepat lalu aku melihat Jin tengah berada di meja makan baru saja meletakkan sarapan yang baru saja ia buat, dengan amarah yang ku miliki. Aku pun menghampiri nya lalu menampar wajahnya yang baru saja ingin menyapa ku. Ia pun terkejut dengan perlakuan ku, aku pun memukul dada nya dengan kesal, menangis dan berteriak.

"Apa yang sudah kau lakukan padaku bajingan?!" Teriakku kesal dan menarik baju Jin yang hanya diam saja menerima perlakuan ku.

"Y-yeri maafkan aku." Aku pun berteriak mendengar kata maaf nya, jadi benar Jin melakukan nya?

"Aku pikir kau memperlakukan ku baik karna kau menganggap ku sama dengan Irene, tapi kau— Jin aku benci padamu!" Aku terus memukul dadanya dan Jin berusaha menahan ku dan mengucapkan ingin menjelaskan semuanya padaku.

"Jangan menyentuh ku bajingan! Aku benci padamu!" Ucapku lalu pergi meninggalkan Jin dan keluar dari rumah ini tidak memperdulikan Jin yang terus memanggil ku. Aku pun menghentikan taksi yang lewat lalu masuk ke dalam nya. Selama perjalanan aku pun menangisi diriku sendiri yang hancur, sekarang apa yang aku miliki?

Mama Papa maafkan aku.

.
.
.

Sudah hampir satu bulan ini aku menyendiri di dalam Apartment ku, memikirkan apa lagi yang aku harapkan saat ini. Semua orang terus datang dan mengetuk Apartment ku menginginkan ku untuk keluar menemui mereka. Bagaimana aku menemui mereka? Aku sangat malu dan tidak memiliki percaya diri lagi. Kenapa semua masalah selalu datang kepadaku? Dimulai dari Jimin yang menikah, Jungkook yang melamarku dan Jin yang merengut mahkota ku.

Bagaimana dengan Jungkook? Aku memang tidak ingin menikah dengannya tapi tidak dengan cara seperti ini, aku sudah mengecewakan nya walaupun aku tidak menginginkan nya menjadi pendamping hidupku.

Aku pun terkejut saat mendengar pintu kamarku di dorong paksa, aku pun menarik selimutku takut dan menutup telingaku. Apa ini nasib ku yang selanjutnya?

"Arghhhhh......." Teriakku saat seseorang menyentuh lenganku yang memegang selimut dengan sangat erat.

"Yeri ini aku, lepaskan selimut nya dan bukalah matamu." Saat mendengar suara itu aku pun perlahan membuka mataku dan melonggarkan selimut yang tadi ku genggam erat.

"J-jimin? K-kau disini?" Ucapku saat melihat Jimin di hadapanku yang menatap ku sendu, ia pun tersenyum lalu menarikku ke dalam pelukan nya. Aku pun langsung memeluk nya dengan erat.

"Kenapa kau mengurung diri seperti ini? Kau tau aku sangat khawatir, maaf jika aku terlambat." Ucapnya seraya mengelus punggung ku dengan lembut. Aku pun hanya diam terisak di pelukan nya.

Aku membutuhkan nya sangat membutuhkan nya.

.
.
.

Author POV.

"Kita tunggu mereka di ruang tamu saja." Ucap Seulgi pada Jungkook, mereka memperhatikan Jimin dan Yeri yang saling berpelukan. Jungkook masih menatap Yeri dengan tangan yang terkepal kuat, lalu ia pun ikut dengan Seulgi yang baru saja duduk di ruang tamu Apartment Yeri.

"Mereka sudah dekat dari kecil, jadi tidak kaget lagi melihat mereka seperti tadi." Ucap Seulgi seakan menjelaskan pada Jungkook yang menatap kosong lantai.

"Aku tidak memperdulikan kedekatan mereka, aku hanya peduli pada calon istriku. Seharusnya aku yang berada disana bukan suami mu." Ucap Jungkook tanpa menatap Seulgi, Seulgi pun hanya menghembuskan nafas nya saja lalu tidak membalas ucapan Jungkook, ia lebih memilih memainkan ponsel nya.

Tidak lama kemudian Jimin datang seorang diri ia memijat pelipis nya lalu duduk di samping Seulgi. Jungkook pun terus memperhatikan Jimin menunggu Jimin berbicara tentang keadaan Yeri di dalam kamarnya, Seulgi pun menanyakan keadaan Yeri mewakili Jungkook.

"Dia tertidur, terlihat sangat terpukul aku tidak tau apa yang terjadi padanya ia hanya terus menangis dan mengucapkan kata takut." Ucap Jimin menjelaskan keadaan Yeri pada Seulgi, Jungkook pun juga mendengarkan nya dan terenyuh mendengar kondisi Yeri. "Seulgi buatkan bubur untuk Yeri, aku menginap disini untuk menjaga—"

"Apa maksudmu untuk menginap disini? Aku yang akan menjaga calon istri ku sendiri, kau dan istri mu pulang saja. Aku bisa menjaga nya sendiri itu sudah tugasku." Potong Jungkook menatap tajam Jimin, Jimin pun mengernyitkan dahi nya tidak setuju.

"Sangat jelas bahwa Yeri membutuhkan ku." Ucap Jimin membuat rahang Jungkook mengeras dan ia mengepalkan tangannya untuk menahan amarah nya, lalu ia tersenyum miring.

"Kau berbicara seperti itu seolah-olah kau tidak menganggap Seulgi istri mu yang berada di samping mu. Sangat lucu." Seulgi pun langsung menundukkan wajah nya saat mendengar ucapan Jungkook, Jimin pun menelan ludah nya dengan susah payah.

"Kau memang dibutuhkan Yeri, tapi aku yang mengetahui permasalahan Yeri dan sekali lagi, sudah tugasku untuk menjaga calon istriku. Jadi pergilah." Ucap Jungkook lalu ia mengeluarkan ponsel nya untuk menghubungi V untuk membawa salah satu koki nya untuk datang memasak untuk Yeri dan memanggil dokter keluarga nya untuk memastikan keadaan Yeri.

Seulgi pun mengajak Jimin untuk pulang, dengan perasaan terpaksa Jimin pun menyetujui nya lalu pergi meninggalkan Apartment Yeri dan membiarkan Jungkook seorang diri.

Setelah kepergian Seulgi dan Jimin, Jungkook pun berjalan ke kamar Yeri untuk menghampiri nya dan melihat keadaan nya. Jungkook pun duduk di tepi ranjang memperhatikan Yeri yang masih memejamkan matanya dengan tenang. Jungkook menyingkirkan anak rambut yang berada di wajah Yeri dan mengusap pipi Yeri, Yeri pun masih terlelap tanpa merasa ada yang mengganggu tidur nya.

I'm sorry, Yeri.

TBC

I Choose To Love You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang