cerewet || Bi-Hi-Yoyo

168 25 8
                                    

Punya pacar cerewet itu emang nyebelin, dikit-dikit ngomel, dikit-dikit keluar suaranya. Eh pas dianya gak ada kabar, ga ada rupa, kangennya sampe ubun-ubun.

"Nyawa lo kaya udah ilang aja Bin," gue melirik Yunhyeong dan kembali memejamkan mata.

"Nape sih?" dia menyenggol lenganku, gue mengangkat bahu.

"Tumben banget Hayi ga disini," kurasakan Yunhyeong menaikkan kakinya ke sofa, remote TV pasti sudah di tangannya.

"Mumpung Hayi ga disini, gue mau nonton bola lah. Eh, ps kuy!" dia beranjak dari sofa, gue membuka mata dan menontonnya.

"Ogah ah gue males," Yunhyeong menoleh, alisnya terangkat, "Heh? Ga salah denger gue?"

"Enggak," ketusku.

Yunhyeong menyipitkan mata menyelidikiku, "Lo lagi marahan sama Hayi?"

"Ga."

"Cih, najis banget lo. Tingkah kaya cewek pms, nih tangkep!" Yunhyeong melemparkan stik psku, untung reflekku cepat. Coba gak? Bisa 10 kali gue ganti stik ps gara-gara di injek Bobby, ergh.

"Udahlah si Hayi mah kasih es krim green tea aja nanti manja lagi," dia merangkulku lalu kami bermain ps.

Gue berpikir sebentar dan menyetujui perkataan Yunhyeong. Memang benar, cewekku itu pencinta green tea. Semua tentang green tea, mulai dari es krim, cokelat, kue, bakpao sampai sandal pun warna hijau green tea. Biasanya jam-jam segini Hayi main ke rumah dan bawa makanan yang ada green tea-nya, kalau gak nemu ya dia bawa bahan dan bikin disini. Apalagi mamah juga suka green tea, kalau udah ketemu yaudah deh gue dikacangin. Duh jadi kangen. Dari semalem tuh Hayi belum ngehubungin. Iya, salah gue sih kemarin tuh main futsal sama sekolahnya Eunwoo tapi ga bilang. Iya, salah gue karena sudah janji mau jemput dia les tapi malah lupa.

Dua jam kami bermain ps, suara perut Yunhyeong membuat kami tertawa. "Gue laper nih Bin, tante ga ninggalin makanan?" Yunhyeong berdiri dan pergi ke arah dapur. Semua sahabatku memang sudah menganggap rumah ini seperti rumah mereka. Heran, kadang mamah lebih sayang sama Bobby atau Yunhyeong daripada gue. Papah malah ngajarin Jinhwan nyetir mobil dan ngelarang gue nyentuh mobil kesayangannya. Aneh kan?

Yunhyeong yang asik di dapur membuatku memilih ponsel yang tergeletak di samping sofa. Alisku mengkerut, tidak ada pesan dari Hayi dimanapun. Biasanya Hayi telepon atau memberi kabar. Dia benar-benar marah ya? Sumpah, kangen.

"Heh, telepon cewek lo dong. Gue laper, pengin cheesecake green tea buatan Hayi." gue menoleh dan mendengus, enak sekali menyuruh orang. Udah tau Hayi lagi marah besar.

"Gak di bales? Yaudah, gue aja yang telepon dia." Yunhyeong mengeluarkan ponselnya dan menelepon Hayi.

Alis Yunhyeong yang terangkat membuat gue tertawa, 'Tuh kan gue bilang apa, dia lagi ngambek besar sama gue."

"Yang jawab cowok Bin. Pake bahasa Jepang, gue gak paham." Yunhyeong duduk disampingkh dengan wajah blo'onnya.

"HAH?"

***

Gue dan Yunhyeong langsung meluncur ke rumah Hayi. Benar-benar menyebalkan. Baru bertengkar sebentar dia sudah menggandeng cowok lain. Oke, memang gue lebih sering cuek dengan perhatian yang dia berikan, tapi kan gue tetap sayang.

"Hayi keluar sama cowok tuh! Gandengan lagi! Mesra banget!" itu suara Yunhyeong yang benar-benar memanasi telinggue. Gue memicingkan mata, memperhatikan mereka keluar dari gerbang rumah Hayi. Kami masih duduk didalam mobil Yunhyeong.

"Anjir cowoknya tinggi ganteng!" gue melirik Yunhyeong kesal, benar-benar sahabat sejati dia itu. Pacar sahabatnya lagi di embat orang kok malah muji cowok yang ngembat.

Lee Hi || 1scollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang