14. Author POV : Rasa Lelah.

835 30 6
                                    


Ketika semua berjalan sesuai pada keinginan, saat itu manusia akan dibuat sombong. Tuhan bahkan merencanakan jauh lebih baik, dengan apa yang kita kira.

Fauzi berharap kali ini ia benar benar bisa melihatnya dan betapa ia sangat merindukan seseorang yang telah lama ia tunggu, Khansa. kalian ingat nama itu? wanita yang kennan lindungi selama ini. kenyataan dibalik semua ini, fauzi mengetahui banyak tentang kennan. khansa menceritakannya. kisah mereka penuh dengan keterkaitan. sangat lucu bukan.

tapi ketika saat muthia bertanya 'apakah cucu kakek, baik?' ia sengaja berbohong, karena fauzi tak ingin muthia mengenal kennan lebih dalam.

sangat berbahaya.

"fauzi rahman." suara lembut itu, ia mengenalinya.

ketika wajahnya bertemu, lihatlah penampilannya kini. Begitu elegan, dan sangat cantik. ia tertegun.

"kau sangat cantik." katanya jujur, dengan mata yang tak mau lepas dari setiap lekukan wajah khansa.

"kau membuat pipiku panas." jawab khansa, sambil tangannya menutupi paras yang cantik itu.

"aku malu." ujarnya lagi.

"kau ingin makan apa?" tanya fauzi, sejujurnya ia sangat ingin memeluk khansa.

khansa mengedarkan pandangannya, "mas!" panggilnya pada pelayan.

pelayan cafe menghampiri, mereka memesan banyak makanan. khansa sangat rakus akan makanan.

"terima kasih." ucap khansa kepada pelayan setelah memesan makanan.

itu yang membuat fauzi benar benar menyayangi khansa, ia begitu sopan dan baik. tak ada kekurangan pun didiri wanita yang sedang berada di hadapannya.

"oh iya, apa kau sudah lama menunggu?" sadar khansa.

fauzi menggeleng, "aku baru saja datang dan tak lama kau juga datang." percayalah ini sebuah kebohongan.

bunyi pesan suara menghampiri ponselnya, dilihatnya layar ponsel itu.

MuthiaRiz

ia membukanya.

MuthiaRiz : Zi gue lagi bareng aga zi! lo kapan mau kenalan sama dia?

dengan lihai, jari jemari fauzi mengetik.

Fauzi Rahman : serius, gue lagi dicafe sama khansa.

MuthiaRiz : Ketemuan kuy! lo di cafe apa?

Fauzi Rahman : tempat nongkrong biasa, deket bandara lu kesini aja gue tunggu.

MuthiaRiz : oke, wait yo.

fauzi tersenyum,
bukankah ini bahagia?
bukankah ini adalah impian mereka?
ini sangat membahagiakan, mereka memimpikan double date dengan seseorang.

khansa melihat fauzi yang begitu sibuk, sambil sesekali tersenyum.

ia penasaran.

"apa kau sedang chatingan dengan seseorang?"

fauzi mengangkat kepalanya, "ah, iya"

"oooh~"

fauzi menyadari sesuatu, seharusnya ia tak boleh mengabaikan khansa. bukan ini bukan pengabaian, fauzi hanya tidak tau bagaimana cara mengobrol dengan khansa agar nyaman.

"kau tak usah cemburu, ini muthia." jujur fauzi, hatinya sudah bedebar kencang didalam sana.

khansa menggigit bibir bawahnya, apakah ia terlihat bahwa ia sedang cemburu?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 25, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Perfect Wife [ON GOING]Where stories live. Discover now