-; 01

4.6K 625 60
                                    

Sore itu, Hyungseob memantapkan langkah kakinya menuju kantor tempat kakaknya bekerja. Sebagai tukang bersih, tentunya.

"ahh, Seobbie? apakah tidak apa-apa jika kau menunggu sebentar diluar? aku harus membersihkan beberapa ruangan lagi. setelah itu ayo kita singgah sebentar di rumah makan dekat sini untuk makan." kata perempuan itu seraya mengelap keringat yang bercucuran dari pelipisnya

Hyungseob menganggukkan kepalanya imut "baiklah kak, aku tunggu di taman saja ya? semangat!" lelaki itu mengepalkan tangan didepan wajah seakan memberikan tambahan energi untuk kakaknya Chaeyeon.

perempuan itu mengacak rambut adiknya gemas "hnn. baiklah. kakak balik dulu."

Hyungseob menatap punggung kecil kakaknya yang menjauh. Hatinya sakit saat melihat kakaknya harus berjuang sendiri untuk menghidupinya, walaupun uang sekolahnya sepenuhnya sudah ditanggung sekolah karena beasiswa, tapi tetap saja.

Beban pikiran tentang ayah mereka yang meninggalkan mereka tanpa kabar dan telah hidup bahagia dengan perempuan lain seakan menjadi titik lemah seorang Chaeyeon yang adalah anak pertama dan yang mengambil alih semua tanggung jawab dalam rumah sendirian. Menjadi tulang punggung keluarga, membiayai Hyungseob, bekerja, dan merawat ibu mereka yang sedang terbujur kaku di rumah sakit. Koma.

Hyungseob menghela napas dan membuangnya pelan.

Tak akan dia biarkan kakaknya bersedih dimasa yang akan datang.

–-–-–-

Seorang lelaki, yang memakai setelan jas mahal melangkahkan kaki menuju bangku taman berwarna hitam ditengah taman dekat kantornya.

Berdiam diri, menikmati setiap detik waktu santainya setelah sekian jam berkutat dengan tumpukan kertas dan proyek-proyek besar yang direncanakan dengan matangnya.

Manik matanya menangkap sosok yang cukup membuat dirinya memfokuskan pandangan dan memandang sosok tersebut lama. Ia yang memakai seragam sekolah yaitu kemeja putih, serta celana berwarna hitam.

Ia lalu tersenyum kecil mengamati setiap gerak-gerik seorang di sebrang sana. Lelaki berkulit putih tersebut terlihat memasang earphone di masing-masing telinganya, dan membaca sebuah novel. Ekspresinya kadang berubah drastis walau tidak disertai gerakan yang berarti dari badannya. Ia bahkan tak tau kalau Woojin memperhatikannya dari tadi. Hal itu membuat Woojin gemas setengah mati dan tersenyum kecil. Ia kembali menatap sosok tersebut intens.

Semilir angin sore membuat surai hitamnya sedikit terbongkar. Bibir pinknya yang sesekali bersenandung mengikuti lirik dari lagu yang didengar, serta sinar matahari yang sudah sedikit menjingga seakan menambah kesan indah ketika melihat lelaki itu.

"ia sangat cantik." gumamnya.

Tiada kata bosan untuk memperhatikan dan melihat sosok tersebut. Sedetikpun tidak. entah rasa apa itu. rasa ingin mendekati? rasa ingin melindungi? rasa ingin memiliki?

jika yang mereka katakan tentang cinta pada pandangan pertama itu tak ada, lalu perasaan apa yang aku rasakan sekarang?

'drrrt.. drrrt'

"halo? Jin? kita akan ada meeting sekitar 5 menit lagi."

"hn. baiklah.."

Sambungan telepon terputus begitu saja. Tak rela rasanya jika Woojin harus meninggalkan sosok itu. Tapi ia harus. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya keras.

"sial. aku bahkan belum dua jam berdiam disini. ck" keluhnya antara ingin menambah waktu santai, dan untuk meluangkan waktu memandang seorang yang manis tadi seharian penuh.

Mungkin besok ia akan datang kembali, kemudian besoknya, dan besoknya lagi.

Entahlah, ia hanya ingin melihat sosok tersebut berulang, setiap harinya. Karena hatinya berkata demikian.

Ia membalikkan badan dan bermaksud untuk masuk ke dalam 'rumah kedua'nya tapi seorang perempuan yang sedang keluar sambil berlarian tak sengaja menabraknya.

"Ah! maaf tuan, saya tak sengaja.." perempuan itu menunduk dalam. Rambut-rambutnya yang tergerai menutupi wajahnya, dan ia pun kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi ke taman, menuju orang yang sudah menunggunya sedari tadi

Sedangkan Woojin hanya memandang sekilas dan melanjutkan langkahnya.

–-–-–-

Chaeyeon sampai di hadapan Hyungseob dengan napas yang tersengal-sengal

"kakak kenapa lari?" tanya Hyungseob khawatir

"hehe, enggak. kirain kamu ilang Seob"

Lelaki tersebut mengerucutkan bibirnya. Kebiasaannya ketika kesal. "aelah kak.."




–-–-–

Tbc.

gimana? gaje?
udahlah. jann lupa vomment gaes. (─‿─)

[3] one night stand +진섭.Where stories live. Discover now